Doktrin Pertobatan dalam Teologi Reformed

Pendahuluan
Pertobatan adalah salah satu doktrin fundamental dalam iman Kristen yang berhubungan langsung dengan keselamatan manusia. Dalam Alkitab, pertobatan sering kali disebut sebagai panggilan utama bagi orang berdosa untuk berbalik dari dosa dan kembali kepada Allah. Namun, bagaimana seharusnya kita memahami pertobatan? Apakah itu hanya sekadar perasaan menyesal, atau ada unsur yang lebih dalam?
Teologi Reformed memiliki pemahaman yang kuat tentang doktrin pertobatan, yang menekankan bahwa pertobatan adalah hasil dari anugerah Allah yang bekerja dalam hati manusia. Pemikiran ini didasarkan pada pemahaman Alkitab tentang kedagingan manusia, ketidakmampuannya untuk bertobat dengan kekuatannya sendiri, dan peran anugerah Allah dalam memberikan hati yang baru.
Dalam artikel ini, kita akan membahas doktrin pertobatan berdasarkan Alkitab serta pemikiran beberapa teolog Reformed seperti John Calvin, Martin Luther, Jonathan Edwards, dan R.C. Sproul.
1. Definisi Alkitabiah tentang Pertobatan
Kata "pertobatan" dalam Alkitab berasal dari kata Yunani metanoia (μετάνοια), yang berarti "perubahan pikiran" atau "berbalik". Dalam Perjanjian Lama, kata yang sering digunakan adalah shuv (שׁוּב), yang berarti "berbalik dari dosa dan kembali kepada Allah".
Pertobatan bukan sekadar menyesali dosa, tetapi perubahan hati dan pikiran yang nyata, yang menghasilkan perubahan perilaku. Berikut beberapa ayat yang menegaskan doktrin pertobatan:
-
Markus 1:15
"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Yesus sendiri memulai pelayanan-Nya dengan seruan pertobatan, yang menunjukkan bahwa ini adalah langkah awal dalam menerima keselamatan.
-
Kisah Para Rasul 2:38
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus."
Petrus menegaskan bahwa pertobatan adalah syarat utama untuk menerima pengampunan dan karunia Roh Kudus.
-
Lukas 13:3
"Tidak, kata-Ku kepadamu! Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Yesus menunjukkan bahwa tanpa pertobatan, tidak ada keselamatan.
2. Pandangan Teolog Reformed tentang Pertobatan
Teologi Reformed menegaskan bahwa pertobatan sejati adalah hasil dari pekerjaan Allah dalam hati manusia. Manusia yang telah jatuh dalam dosa tidak mampu bertobat dengan kekuatannya sendiri, tetapi perlu anugerah ilahi.
1. Martin Luther: Pertobatan sebagai Pekerjaan Allah
Dalam 95 Tesis-nya yang menjadi dasar Reformasi Protestan, Luther menegaskan bahwa seluruh kehidupan orang Kristen adalah kehidupan pertobatan:
"Ketika Tuhan kita dan Guru kita Yesus Kristus berkata, ‘Bertobatlah,’ Ia bermaksud agar seluruh kehidupan orang percaya adalah pertobatan."
Luther memahami bahwa pertobatan bukan hanya momen sesaat, tetapi sebuah perjalanan hidup. Ia menekankan bahwa manusia tidak bisa bertobat dengan kekuatannya sendiri, tetapi pertobatan adalah hasil dari pekerjaan Allah dalam hati manusia.
2. John Calvin: Pertobatan adalah Buah dari Iman
Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menyatakan bahwa pertobatan sejati adalah buah dari iman yang sejati.
"Pertobatan dan iman adalah anugerah Allah yang diberikan secara bersamaan. Seseorang tidak dapat memiliki iman sejati tanpa bertobat, dan seseorang tidak dapat mengalami pertobatan sejati tanpa iman."
Calvin membagi pertobatan dalam dua aspek:
-
Mortifikasi (Mematikan Dosa) → Meninggalkan dan membenci dosa.
-
Vivifikasi (Hidup Baru dalam Kristus) → Menghidupi kebenaran dan menaati Allah.
Menurut Calvin, pertobatan bukanlah syarat untuk mendapatkan anugerah, tetapi justru bukti dari anugerah yang telah bekerja dalam diri seseorang.
3. Jonathan Edwards: Pertobatan yang Sejati Berasal dari Hati yang Diperbarui
Jonathan Edwards menekankan bahwa pertobatan yang sejati berasal dari hati yang telah diperbarui oleh Roh Kudus. Dalam khotbahnya yang terkenal, Sinners in the Hands of an Angry God, ia menekankan bahwa manusia dalam keadaan alami tidak memiliki keinginan untuk bertobat kecuali Allah mengubah hatinya terlebih dahulu.
Edwards menulis:
"Seorang berdosa tidak dapat bertobat hanya dengan usaha dan kehendaknya sendiri. Hanya pekerjaan Roh Kudus yang dapat memberikan hati yang baru yang benar-benar membenci dosa dan mengasihi Allah."
4. R.C. Sproul: Pertobatan sebagai Bukti Regenerasi
R.C. Sproul dalam bukunya Essential Truths of the Christian Faith menekankan bahwa pertobatan bukanlah sesuatu yang muncul dari kehendak manusia, tetapi merupakan bukti bahwa seseorang telah lahir kembali.
"Pertobatan bukanlah syarat keselamatan, tetapi konsekuensi yang pasti dari keselamatan. Jika seseorang sungguh-sungguh telah dilahirkan kembali, ia pasti akan bertobat."
Sproul menegaskan bahwa seseorang tidak dapat mengklaim dirinya Kristen jika tidak ada pertobatan nyata dalam hidupnya.
3. Karakteristik Pertobatan Sejati
Berdasarkan ajaran teolog Reformed, pertobatan sejati memiliki beberapa karakteristik utama:
1. Kesadaran akan Dosa
Pertobatan sejati dimulai dengan kesadaran akan dosa, bukan hanya sebagai kesalahan moral, tetapi sebagai pelanggaran terhadap Allah yang kudus (Mazmur 51:4).
2. Kesedihan yang Sejati terhadap Dosa
Paulus membedakan antara kesedihan duniawi dan kesedihan yang sejati dalam 2 Korintus 7:10:
"Sebab dukacita yang sesuai dengan kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian."
3. Berbalik dari Dosa dan Mengarah kepada Allah
Pertobatan sejati bukan hanya meninggalkan dosa, tetapi juga berbalik kepada Allah dan mencari ketaatan kepada-Nya.
4. Perubahan Hidup yang Nyata
Matius 3:8 berkata:
"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."
Pertobatan sejati menghasilkan kehidupan yang berubah, bukan hanya kata-kata belaka.
4. Implikasi Doktrin Pertobatan dalam Hidup Kristen
1. Hidup dalam Pertobatan Setiap Hari
Seperti yang dikatakan Luther, kehidupan Kristen adalah kehidupan pertobatan yang terus-menerus. Orang percaya harus senantiasa mengevaluasi diri dan bertobat dari dosa-dosa yang masih ada.
2. Memiliki Hati yang Peka terhadap Dosa
Seorang Kristen sejati harus memiliki hati yang peka terhadap dosa dan tidak membiarkan dosa berkembang dalam hidupnya.
3. Memberitakan Injil dengan Tegas
Karena pertobatan adalah bagian dari Injil, kita harus memberitakan Injil dengan menekankan perlunya pertobatan.
4. Berdoa agar Roh Kudus Mengerjakan Pertobatan dalam Diri Kita dan Orang Lain
Karena manusia tidak bisa bertobat dengan kekuatannya sendiri, kita harus selalu berdoa agar Roh Kudus mengerjakan pertobatan dalam hati kita dan orang-orang yang kita kasihi.
Kesimpulan
Doktrin pertobatan dalam teologi Reformed menegaskan bahwa pertobatan sejati adalah hasil dari pekerjaan Allah dalam hati manusia. Martin Luther, John Calvin, Jonathan Edwards, dan R.C. Sproul semuanya mengajarkan bahwa pertobatan bukanlah hasil usaha manusia, tetapi buah dari anugerah dan regenerasi yang diberikan oleh Allah.
Karena itu, sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam pertobatan setiap hari, terus berbalik dari dosa, dan semakin mengarahkan hidup kita kepada Kristus. Soli Deo Gloria!