Dosa Masuk ke Dunia: Roma 5:12–14

Pendahuluan
Surat Paulus kepada jemaat di Roma adalah salah satu puncak teologi Perjanjian Baru. Dalam Roma 5:12–14, Paulus mengangkat tema yang sangat penting: doktrin kejatuhan manusia dalam dosa, kematian rohani, dan perwakilan Adam. Bagian ini bukan hanya menyampaikan sejarah dosa, tetapi juga menyajikan landasan bagi doktrin justifikasi oleh iman yang dikembangkan Paulus dalam pasal-pasal sebelumnya.
I. Latar Belakang Historis dan Teologis
Surat Roma ditulis sekitar tahun 57 M oleh Rasul Paulus dari Korintus, dan salah satu tujuannya adalah menjelaskan secara sistematis keselamatan oleh anugerah Allah dalam Kristus. Dalam pasal 5, Paulus mulai membandingkan antara Adam sebagai kepala umat manusia yang jatuh dan Kristus sebagai Kepala umat manusia yang diselamatkan.
Konteks Roma 5
Pasal 5 menjadi transisi penting: dari pembenaran melalui iman menuju kehidupan baru dalam Kristus. Ayat 12–14 menjadi fondasi untuk diskusi tentang doktrin Adam sebagai kepala perwakilan umat manusia, yang berlawanan dengan Kristus, Kepala yang baru.
II. Eksposisi Ayat demi Ayat
Roma 5:12: “Dosa masuk ke dunia melalui satu orang”
Teologi Reformed: Adam sebagai Perwakilan (Federal Headship)
Menurut teologi Reformed, Adam bertindak bukan hanya sebagai individu tetapi sebagai representatif seluruh umat manusia. Louis Berkhof menulis dalam Systematic Theology bahwa dosa Adam “diperhitungkan” kepada keturunannya karena ia berdosa sebagai perwakilan mereka di hadapan Allah.
Dosa membawa maut, baik maut jasmani, maut rohani, maupun maut kekal. Dalam hal ini, maut bukan sekadar fenomena biologis, tapi juga keterpisahan dari Allah. John Calvin dalam Commentary on Romans menyatakan bahwa "dosa bukan hanya menyebabkan penderitaan, tapi juga memisahkan manusia dari kebaikan Allah."
“... maut menyebar kepada semua orang”
Frasa ini menegaskan bahwa dosa asal (original sin) telah menjangkiti semua manusia. Bukan hanya kita meniru Adam, tetapi kita berdosa di dalam dia (in Adam). Ini selaras dengan pandangan Augustine yang kemudian diteruskan oleh teolog Reformed.
Roma 5:13: “Dosa sudah ada sebelum Hukum Taurat...”
Dosa dan Kesadaran Moral Tanpa Hukum Tertulis
Ayat ini menjelaskan bahwa keberadaan hukum bukanlah syarat eksistensi dosa. Paulus menyatakan bahwa dosa sudah ada sebelum hukum Taurat diberikan kepada Musa, tetapi tanpa hukum, dosa tidak diperhitungkan—artinya, tidak dikenai hukuman hukum spesifik, meskipun keberadaan dosa tetap nyata.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa hukum moral Allah telah tertulis dalam hati manusia sejak penciptaan (lih. Roma 2:15). Maka, manusia tetap bertanggung jawab atas dosa meski belum menerima hukum secara tertulis.
Roma 5:14: “Namun, maut berkuasa dari sejak Adam sampai Musa...”
Maut Sebagai Bukti Keberdosaan Universal
Paulus menunjukkan bahwa sekalipun tidak semua manusia melanggar hukum sebagaimana Adam, semua tetap mati. Ini membuktikan bahwa dosa bersifat universal dan diwariskan, bukan hanya hasil tindakan pribadi.
Adam di sini disebut sebagai "gambaran dari Dia yang akan datang", yaitu Kristus. Paulus mulai membangun tipologi: Adam sebagai tipe (type) Kristus. Adam membawa kematian; Kristus membawa hidup.
III. Pandangan Teologi Reformed Mengenai Dosa Asal
1. Total Depravity (Kerusakan Total)
Roma 5:12 menjadi salah satu dasar doktrin Total Depravity, yaitu bahwa setiap aspek manusia telah terpengaruh oleh dosa. Kita tidak hanya berdosa karena perbuatan, tapi juga karena natur kita yang rusak sejak lahir.
2. Pewarisan Dosa (Imputation)
Pandangan Reformed menegaskan bahwa dosa Adam diperhitungkan kepada semua manusia, sebagaimana kebenaran Kristus diperhitungkan kepada orang percaya (lih. Roma 5:19). Ini adalah prinsip keadilan federal dalam kerangka perjanjian.
John Murray menjelaskan bahwa ini bukan ketidakadilan, karena Allah memandang manusia secara kolektif di bawah satu perwakilan: Adam pertama dan Kristus kedua.
IV. Adam dan Kristus: Kontras dalam Kovenan
Kovenan Perbuatan dan Kovenan Anugerah
Menurut teologi Reformed, ada dua kovenan besar:
-
Kovenan Perbuatan (Covenant of Works): Allah menempatkan Adam di Taman Eden dengan syarat ketaatan. Pelanggaran menghasilkan kematian (Kej. 2:17).
-
Kovenan Anugerah (Covenant of Grace): Allah menyediakan keselamatan melalui Kristus, yang menuruti hukum dengan sempurna dan menanggung hukuman dosa.
Roma 5 menampilkan Adam sebagai kepala kovenan perbuatan, dan Kristus sebagai kepala kovenan anugerah.
V. Relevansi bagi Kehidupan Kekristenan
1. Kerendahan hati dan pengakuan akan dosa asal
Kesadaran bahwa kita berdosa bukan karena perbuatan semata, melainkan karena kodrat, harus membawa kita kepada kerendahan hati di hadapan Allah. Kita tidak dapat menyelamatkan diri sendiri.
2. Kebutuhan akan Kristus sebagai Adam yang Baru
Kita memerlukan Kepala yang baru yang mewakili kita dengan sempurna. Dalam Kristus, kita tidak lagi hidup dalam kutuk Adam, melainkan dalam pembenaran dan hidup yang kekal (Roma 5:18–19).
3. Pengharapan dalam kehidupan kekal
Karena dosa masuk melalui satu orang, dan keselamatan juga datang melalui satu Pribadi, maka kita dapat yakin bahwa Allah tidak akan gagal menebus umat-Nya.
Penutup: Kesimpulan dan Perenungan
Roma 5:12–14 menjadi fondasi penting dalam pengembangan doktrin dosa dan anugerah. Paulus dengan sangat teliti menyatakan bahwa:
-
Semua manusia telah jatuh dalam dosa melalui satu orang—Adam.
-
Akibat dosa adalah maut, dan itu merajalela bahkan sebelum Taurat diberikan.
-
Adam adalah bayangan Kristus: yang satu membawa kematian, yang lain membawa kehidupan.
Dengan memahami teks ini, kita melihat dengan lebih jelas betapa dalamnya kebutuhan manusia akan Injil, dan betapa besarnya kasih karunia Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus.