Makna di Balik Perpisahan Sementara: Yohanes 16:16

Yohanes 16:16 (AYT) “Tinggal sesaat saja, dan kamu tidak akan melihat Aku lagi; dan sekali lagi, tinggal sesaat saja, dan kamu akan melihat Aku.”
Pendahuluan
Ayat ini mungkin terdengar sederhana, tetapi merupakan bagian dari pengajaran Yesus yang sangat dalam dan penuh makna menjelang penyaliban-Nya. Yohanes 16:16 muncul di tengah-tengah “Pidato Perpisahan” Yesus (Yohanes 13–17), bagian penting yang berisi penghiburan, janji, dan pengajaran spiritual untuk para murid menjelang penderitaan-Nya.
Melalui kalimat paradoxal ini, Yesus menubuatkan kematian dan kebangkitan-Nya, serta memperkenalkan cara pandang baru terhadap kehadiran-Nya yang tidak lagi fisik, melainkan melalui Roh Kudus. Mari kita telusuri eksposisi dan relevansi ayat ini, berdasarkan pemahaman para teolog Reformed.
I. Konteks Historis dan Naratif Yohanes 16
A. Latar Naratif
Yohanes pasal 16 adalah bagian dari rangkaian pengajaran terakhir Yesus sebelum Ia ditangkap. Bagian ini sering disebut sebagai “Upper Room Discourse” (diskursus ruang atas). Yesus mempersiapkan para murid untuk menghadapi kenyataan pahit: Ia akan pergi, dan mereka akan mengalami kesedihan yang mendalam, tetapi semua itu akan berubah menjadi sukacita.
B. Tema Utama dalam Yohanes 16
-
Kesedihan karena kepergian Yesus (ayat 5–6)
-
Janji kedatangan Roh Kudus (ayat 7–15)
-
Peneguhan bahwa kesedihan akan berubah menjadi sukacita (ayat 20–22)
-
Kemenangan akhir Kristus (ayat 33)
Ayat 16 menjadi transisi kunci dari janji Roh Kudus ke realitas kebangkitan dan penghiburan.
II. Eksposisi Yohanes 16:16
A. Frasa Paradoxal: “Tinggal sesaat saja, dan kamu tidak akan melihat Aku lagi…”
Para murid sangat bingung dengan pernyataan ini (lihat ayat 17). Frasa ini merujuk pada kematian Yesus yang akan segera terjadi. Dalam istilah waktu, hanya dalam hitungan jam sejak perkataan ini, Yesus akan ditangkap, disalibkan, dan dimakamkan.
John Calvin dalam Commentary on John menyatakan:
“Kristus, dengan menyatakan bahwa Ia akan tidak terlihat dalam waktu singkat, hendak menyiapkan hati para murid untuk penderitaan-Nya. Ia menanamkan benih penghiburan sebelum badai kesedihan datang.”
Dalam terang teologi Reformed, ini adalah pengenalan tentang inkarnasi yang sementara secara visual, tetapi kekal secara spiritual.
B. “… dan sekali lagi, tinggal sesaat saja, dan kamu akan melihat Aku.”
Pernyataan ini menunjuk pada kebangkitan Yesus. Ia akan muncul kembali kepada para murid dalam tubuh kebangkitan-Nya. Namun, ini bukan hanya soal penampakan fisik, tapi juga menunjuk pada cara baru memandang Yesus secara iman setelah Ia naik ke surga dan Roh Kudus dicurahkan.
Herman Ridderbos dalam The Gospel of John: A Theological Commentary menjelaskan:
“Yesus tidak hanya berbicara tentang penampakan setelah kebangkitan, tetapi juga tentang transformasi besar dalam cara para murid berelasi dengan-Nya setelah Roh Kudus datang.”
Dengan kata lain, penglihatan itu bukan hanya literal tetapi juga rohani, suatu cara baru dalam mengenal dan mengalami Kristus melalui iman dan kehadiran Roh Kudus.
III. Penafsiran Reformed atas “Melihat” dalam Yohanes 16:16
A. Penglihatan Secara Fisik: Kebangkitan
Pandangan klasik dan literal dari teolog seperti B.B. Warfield melihat bahwa penglihatan yang kedua merujuk pada penampakan Yesus setelah kebangkitan, sebagaimana dicatat dalam Yohanes 20–21. Ini adalah penghiburan bahwa salib bukanlah akhir.
Yesus hadir kembali di antara mereka, berbicara, makan bersama, dan menunjukkan luka-Nya (Yoh 20:27).
B. Penglihatan Secara Rohani: Kehadiran melalui Roh Kudus
Setelah Yesus naik ke surga, kehadiran-Nya dilanjutkan melalui Roh Kudus. John Owen, teolog Puritan Reformed, menekankan bahwa Roh Kudus membawa penglihatan iman yang lebih dalam daripada penglihatan fisik.
“Melihat Kristus oleh iman dalam terang Roh Kudus adalah penghiburan sejati orang percaya.”
Oleh karena itu, kata “melihat” juga menunjuk pada pemulihan spiritual yang dimungkinkan melalui kehadiran Roh dalam hati orang percaya.
IV. Doktrin Reformed dalam Yohanes 16:16
1. Doktrin Providensia dan Kedaulatan Allah
Yesus menegaskan bahwa segala sesuatu berjalan sesuai rencana ilahi. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Dalam kematian-Nya, Yesus tidak gagal, melainkan menjalankan rencana penebusan.
2. Kehadiran Kristus melalui Roh Kudus
Teologi Reformed menekankan bahwa Trinitas bekerja secara konsisten: Kristus hadir melalui Roh Kudus. Yohanes 16:7–15 memperkuat ini.
Roh Kudus akan memuliakan Kristus (ay.14) dan menyatakan Dia kepada orang percaya. Kehadiran Roh itulah yang menjadi bentuk “melihat” Kristus yang baru dan lebih dalam.
3. Teologi Salib dan Kebangkitan
Kematian bukan akhir. Dalam salib ada kesedihan, tetapi di baliknya ada kemenangan. Roma 6:5 menyatakan bahwa jika kita telah disatukan dalam kematian Kristus, kita juga akan dalam kebangkitan-Nya.
V. Implikasi Pastoral dan Praktis
1. Dalam Penderitaan, Ada Janji Pemulihan
Yesus tahu bahwa para murid akan mengalami kesedihan mendalam. Namun, Ia mengajarkan bahwa kesedihan akan berubah menjadi sukacita. Inilah pola Injil: penderitaan mendahului kemuliaan.
Dalam hidup, kita sering “tidak melihat Yesus” — saat kita mengalami penderitaan, kegagalan, atau kegelapan rohani. Namun, janji-Nya tetap: “kamu akan melihat Aku kembali.”
2. Iman Melampaui Indra
Para murid belajar melihat Yesus bukan lagi dengan mata jasmani, tetapi dengan mata rohani. Iman memungkinkan kita melihat Yesus dalam Firman, sakramen, dan komunitas percaya.
Seperti yang dikatakan oleh Jonathan Edwards:
“Iman sejati adalah penglihatan akan kemuliaan Kristus dalam hati.”
3. Penghiburan dan Pengharapan Eskatologis
Yohanes 16:16 juga memberi gambaran akan pengharapan akhir zaman. Sekarang kita mungkin tidak melihat Yesus secara fisik, tetapi suatu hari nanti kita akan melihat Dia muka dengan muka (1 Korintus 13:12).
Kesimpulan: Melihat Yesus dalam Waktu-Nya
Yohanes 16:16 mengandung ketegangan rohani yang besar: kepergian dan kedatangan, kesedihan dan sukacita, salib dan kebangkitan. Ayat ini mencerminkan ritme kehidupan orang percaya:
-
Ada masa di mana kita merasa Yesus jauh — itu “sesaat.”
-
Tapi ada janji pemulihan — kita akan “melihat-Nya kembali.”
Dalam terang teologi Reformed, ini bukan hanya pengalaman historis para murid, tetapi juga pola pengalaman spiritual setiap orang percaya. Kita diajak untuk:
-
Percaya pada kedaulatan dan rencana Allah,
-
Hidup dalam pengharapan akan kehadiran Kristus melalui Roh,
-
Menantikan hari di mana kita akan melihat-Nya secara sempurna dalam kekekalan.