Renungan Natal: Kedatangan Raja Damai (Zakharia 9:9)

Teks: Zakharia 9:9"Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai putri Sion, bersorak-sorailah, hai putri Yerusalem! Lihat, Rajamu datang kepadamu; Ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai  seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."

Pendahuluan:

Bapak/Ibu dan Saudara-saudara terkasih dalam Kristus,

Natal adalah perayaan yang selalu membawa sukacita, pengharapan, dan damai. Pada momen ini, kita mengenang kedatangan Yesus Kristus, yang membawa berita keselamatan bagi dunia. Namun, Natal lebih dari sekadar kelahiran seorang bayi di Betlehem. Natal adalah kedatangan Raja Damai, yang telah lama dinubuatkan oleh para nabi.

Dalam Zakharia 9:9, kita melihat nubuatan tentang kedatangan Raja yang istimewa—Raja yang adil, lemah lembut, dan membawa damai. Meskipun nubuat ini sering dikaitkan dengan peristiwa Yesus memasuki Yerusalem menjelang penyaliban-Nya (Matius 21:1-11), maknanya juga relevan untuk perayaan Natal.
Renungan Natal: Kedatangan Raja Damai (Zakharia 9:9)
Hari ini, kita akan merenungkan apa artinya menyambut Yesus sebagai Raja Damai. Siapakah Raja ini? Apa makna kedatangan-Nya? Bagaimana kita merespons?

1. Raja yang Dinantikan

Zakharia 9:9 dimulai dengan seruan sukacita: "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai putri Sion, bersorak-sorailah, hai putri Yerusalem!" Seruan ini mencerminkan kerinduan umat Allah akan kedatangan seorang Raja.

Pada zaman Zakharia, umat Israel sedang menghadapi masa-masa sulit. Mereka baru saja kembali dari pembuangan di Babel, tetapi keadaan mereka belum pulih sepenuhnya. Mereka menghadapi tantangan ekonomi, politik, dan spiritual. Di tengah situasi ini, nubuat tentang kedatangan seorang Raja membawa harapan besar.

Yesus adalah penggenapan dari Raja yang dinantikan ini. Sebagai keturunan Daud, Dia datang untuk memenuhi janji Allah kepada umat-Nya. Namun, Raja ini bukan seperti raja duniawi yang datang dengan kekuatan militer atau kekuasaan politik. Dia adalah Raja Damai, yang membawa keadilan, kelembutan, dan kasih.

2. Raja yang Adil dan Lemah Lembut

Zakharia menggambarkan Raja ini sebagai "adil dan jaya." Yesus adalah Raja yang memerintah dengan keadilan sempurna. Keadilan-Nya tidak dipengaruhi oleh kekuasaan atau kepentingan pribadi, tetapi didasarkan pada kebenaran dan kasih.

Yesaya 11:4-5 menubuatkan tentang keadilan Raja ini: "Ia tidak akan menghakimi dengan penampilan, dan tidak akan menjatuhkan keputusan menurut apa yang didengar-Nya, tetapi Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan."

Selain itu, Raja ini juga digambarkan sebagai "lemah lembut." Yesus datang bukan untuk memaksakan kekuasaan-Nya, tetapi untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28). Dalam kelahiran-Nya di palungan yang sederhana, kita melihat kelembutan dan kerendahan hati-Nya.

Kombinasi keadilan dan kelembutan ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja yang sempurna. Dia memerintah dengan kebenaran, tetapi juga penuh kasih dan belas kasihan.

3. Raja yang Membawa Damai

Salah satu ciri utama dari Raja ini adalah damai yang Dia bawa. Dalam Zakharia 9:10, kita membaca bahwa Dia akan "menghapus kereta dari Efraim dan kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan Ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa."

Yesus adalah Raja Damai, seperti yang dinubuatkan dalam Yesaya 9:5-6: "Seorang anak telah lahir untuk kita... dan nama-Nya disebutkan: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."

Damai yang Yesus bawa bukan hanya tentang ketiadaan perang, tetapi juga tentang pemulihan hubungan manusia dengan Allah. Dosa telah memisahkan manusia dari Allah, tetapi melalui Yesus, kita dapat diperdamaikan dengan Allah. Dalam Roma 5:1, Paulus berkata, "Kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Selain itu, damai Yesus juga mengalir dalam hubungan kita dengan sesama. Natal adalah pengingat bahwa kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai di dunia ini, mencerminkan kasih dan pengampunan Allah kepada orang lain.

4. Raja yang Rendah Hati

Zakharia menggambarkan Raja ini mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Ini adalah simbol kerendahan hati. Dalam tradisi Timur Tengah, keledai sering digunakan oleh raja atau pemimpin yang datang untuk membawa damai, berbeda dengan kuda perang yang melambangkan kekuatan militer.

Kelahiran Yesus di kandang hewan juga menunjukkan kerendahan hati-Nya. Dia, yang adalah Raja segala raja, rela meninggalkan kemuliaan surga dan lahir di tempat yang paling sederhana.

Kerendahan hati ini mengajarkan kita untuk meneladani Yesus. Natal adalah waktu untuk melepaskan kesombongan, ambisi, dan keegoisan, dan hidup dalam kerendahan hati serta kasih kepada sesama.

5. Bagaimana Kita Merespons Kedatangan Raja Damai?

Kedatangan Yesus sebagai Raja Damai mengundang kita untuk merespons dengan iman dan ketaatan. Berikut adalah beberapa cara kita dapat merespons:

  1. Menerima Dia sebagai Raja dalam Hidup Kita
    Natal mengingatkan kita bahwa Yesus datang bukan hanya untuk dunia secara umum, tetapi juga untuk setiap individu. Apakah Yesus adalah Raja dalam hidup Anda? Apakah Anda telah menyerahkan seluruh aspek hidup Anda kepada-Nya?

  2. Hidup dalam Damai dengan Allah dan Sesama
    Sebagai pengikut Raja Damai, kita dipanggil untuk hidup dalam damai. Itu berarti kita harus memperbaiki hubungan yang rusak, mengampuni mereka yang telah menyakiti kita, dan membawa penghiburan kepada mereka yang membutuhkan.

  3. Menjadi Pembawa Damai
    Dalam Matius 5:9, Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." Natal adalah waktu untuk membagikan kasih dan damai Kristus kepada dunia di sekitar kita.

  4. Menyembah Dia dengan Sukacita
    Sama seperti putri Sion dan putri Yerusalem dipanggil untuk bersorak-sorai dalam Zakharia 9:9, kita juga dipanggil untuk memuji dan menyembah Raja Damai dengan hati yang penuh sukacita.

6. Natal dan Harapan untuk Masa Depan

Kedatangan Yesus yang pertama di Betlehem adalah awal dari penggenapan janji Allah, tetapi janji itu belum sepenuhnya selesai. Kita menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali, di mana Dia akan memerintah dengan keadilan dan damai yang sempurna.

Dalam Wahyu 21:4, kita membaca bahwa pada akhirnya, "Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi." Natal adalah pengingat bahwa harapan kita bukan hanya untuk masa kini, tetapi juga untuk masa depan yang mulia di bawah pemerintahan Raja Damai.

Penutup

Saudara-saudara yang terkasih, Natal adalah perayaan kedatangan Raja Damai. Yesus Kristus, Raja yang adil, lemah lembut, dan membawa damai, telah datang ke dunia untuk menyelamatkan kita dan memberikan pengharapan yang kekal.

Hari ini, mari kita sambut Dia dengan hati yang terbuka. Mari kita hidup dalam damai-Nya, mencerminkan kasih-Nya kepada dunia, dan menyembah Dia sebagai Raja dalam hidup kita.

"Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai putri Sion, bersorak-sorailah, hai putri Yerusalem! Lihat, Rajamu datang kepadamu; Ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."

Amin.

Next Post Previous Post