Mazmur 103:2–4 – Pujian bagi Allah yang Menyelamatkan dan Menyembuhkan

Mazmur 103:2–4 – Pujian bagi Allah yang Menyelamatkan dan Menyembuhkan

Mazmur 103:2-4 (AYT)
“Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan jangan melupakan semua kebaikan-Nya; yang mengampuni semua kesalahanmu, yang menyembuhkan semua penyakitmu, yang menebus hidupmu dari liang kubur, yang memahkotaimu dengan kasih setia dan belas kasih.”

I. Pendahuluan

Mazmur 103 adalah salah satu mazmur pujian terbesar dari Daud. Penuh dengan seruan pengagungan terhadap karakter dan karya Allah, mazmur ini berbicara tentang belas kasihan, pengampunan, penyembuhan, dan penebusan yang datang dari Tuhan kepada umat-Nya. Ayat 2–4 adalah inti dari pujian ini—suatu undangan bagi jiwa untuk tidak melupakan semua kebaikan Tuhan.

Dalam teologi Reformed, mazmur ini menjadi dasar refleksi tentang anugerah Allah, penebusan dosa, dan pemeliharaan ilahi, yang semuanya digenapi dalam pribadi Kristus.

II. Konteks dan Struktur Mazmur 103

Mazmur ini ditulis oleh Daud, dan merupakan mazmur pujian pribadi yang kemudian meluas menjadi pujian umat. Mazmur ini tidak menyebut permusuhan atau kesusahan, melainkan mengarahkan hati pada keagungan kasih dan kebaikan Tuhan. John Calvin menuliskan bahwa Mazmur 103 adalah suatu seruan agar manusia tidak melupakan Tuhan—bukan karena Tuhan mudah dilupakan, tapi karena hati manusia cepat berpaling.

Struktur Mazmur 103:2–4 membentuk rangkaian progresif:

  1. Jangan lupakan kebaikan-Nya

  2. Dia mengampuni

  3. Dia menyembuhkan

  4. Dia menebus

  5. Dia memahkotai

III. Eksposisi Ayat per Ayat

Mazmur 103:2 – “Jangan Melupakan Semua Kebaikan-Nya”

Ayat ini merupakan panggilan internal: Daud berbicara pada jiwanya sendiri. Ini adalah praktik rohani penting: berbicara pada diri sendiri untuk mengingat siapa Tuhan itu dan apa yang telah dilakukan-Nya.

Charles Spurgeon, dalam The Treasury of David, menekankan bahwa lupa adalah salah satu penyakit rohani yang paling umum. Ia menulis:

“Kita sering kali mencatat setiap penderitaan, tapi menghapus setiap kebaikan dari ingatan.”

Bagi Spurgeon, ayat ini adalah perintah untuk menyimpan perbuatan Tuhan dalam hati dan merenungkannya setiap saat.

R.C. Sproul mengaitkan ayat ini dengan teologi ibadah. Ia menyatakan bahwa penyembahan sejati dimulai dengan ingatan yang benar tentang karya Allah.

Mazmur 103:3 – “Yang Mengampuni Semua Kesalahanmu, Yang Menyembuhkan Semua Penyakitmu”

Ayat ini memperkenalkan dua aspek penting dari karya Allah:

1. Pengampunan Dosa

John Calvin menyebut bagian ini sebagai "fondasi segala berkat lainnya." Dalam komentarnya, Calvin menegaskan bahwa anugerah terbesar dari Allah adalah pengampunan. Tanpa pengampunan, semua berkat lain tidak memiliki makna kekal.

Teologi Reformed menyatakan bahwa pengampunan dosa adalah tindakan justifikasi—dibebaskan dari penghukuman karena Kristus menanggung dosa-dosa kita. Ini adalah kasih karunia, bukan karena jasa manusia.

2. Penyembuhan Penyakit

Ada perdebatan teologis tentang apakah penyembuhan ini bersifat fisik atau rohani. Spurgeon memandangnya sebagai keduanya, tetapi terutama sebagai penyembuhan rohani: dosa digambarkan sebagai penyakit, dan Allah adalah Tabib Agung.

Sinclair Ferguson, dalam penjelasannya, menekankan bahwa dosa bukan hanya pelanggaran hukum, tapi juga penyakit yang merusak hati dan pikiran. Maka, penyembuhan adalah pembaruan jiwa—sebuah karya Roh Kudus.

Mazmur 103:4 – “Yang Menebus Hidupmu dari Liang Kubur, yang Memahkotaimu dengan Kasih Setia dan Belas Kasih”

1. Penebusan dari Liang Kubur

Dalam Ibrani, “liang kubur” adalah kata שַׁחַת (shakhat) yang berarti kehancuran atau kematian. Allah bukan hanya menyelamatkan dari dosa, tetapi juga dari maut. Ini adalah cerminan dari karya penebusan dalam Kristus.

John Owen, seorang tokoh Reformed Puritan, menulis bahwa penebusan bukan hanya menyelamatkan dari hukuman dosa, tetapi juga dari kuasa kematian. Dalam terang Perjanjian Baru, ini menunjuk pada kebangkitan dalam Kristus.

2. Mahkota Kasih Setia dan Belas Kasih

Kasih setia (hesed) dan belas kasih (rachamim) adalah dua kata Ibrani penting dalam teologi Perjanjian Lama. Mereka menunjukkan cinta Allah yang tidak bersyarat dan belas kasihan yang menggerakkan-Nya untuk bertindak bagi umat-Nya.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyebut bahwa “hesed” adalah bentuk kasih yang tidak berubah—bukan berdasarkan perbuatan manusia, tetapi karena karakter Allah sendiri.

IV. Teologi Reformed dalam Mazmur 103:2-4

1. Totalitas Anugerah Allah

Mazmur ini menunjukkan bahwa Allah tidak bekerja setengah-setengah:

  • Dia mengampuni semua kesalahan.

  • Dia menyembuhkan semua penyakit.

  • Dia menebus hidup sepenuhnya.

Bagi Reformed, ini menegaskan doktrin total grace—bahwa keselamatan adalah sepenuhnya karya Allah, dari awal sampai akhir.

2. Keselamatan sebagai Inisiatif Allah

Ayat ini tidak menunjukkan adanya kontribusi manusia. Tidak ada syarat, tidak ada syarat balasan. Ini adalah sola gratia (hanya oleh anugerah)—salah satu prinsip utama Reformasi.

3. Pemeliharaan dan Pembaruan

Penyembuhan, penebusan, dan pemahkotaan menunjukkan Allah bukan hanya menyelamatkan dari masa lalu, tetapi juga memperbarui hari ini, dan memberi harapan akan masa depan. Ini menggambarkan doktrin sanctification dan glorification.

V. Aplikasi Praktis dan Pastoral

A. Mengembangkan Jiwa yang Bersyukur

Sering kali kita ingat apa yang belum Tuhan beri, tapi melupakan semua yang telah Ia lakukan. Mazmur ini mengajak kita untuk membuat daftar rohani—mengingat dan merenungkan kebaikan Tuhan setiap hari.

Tips Praktis:

  • Tulis “jurnal kebaikan Tuhan” setiap hari.

  • Ucapkan syukur dalam doa harian dengan menyebut karya Tuhan secara spesifik.

B. Menyadari Kedalaman Pengampunan

Banyak orang percaya hidup dalam rasa bersalah berkepanjangan. Namun ayat ini menyatakan: “Dia mengampuni semua kesalahanmu.” Dalam Kristus, tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni.

C. Harapan dalam Penyakit

Bagi yang menderita sakit, baik jasmani maupun rohani, Mazmur 103 menawarkan pengharapan. Penyembuhan bisa datang dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk kekuatan batin, pemulihan mental, dan damai dalam Tuhan.

D. Menghidupi Identitas Baru

Jika kita ditebus dan dimahkotai dengan kasih setia, maka identitas kita bukan lagi sebagai orang berdosa, tetapi sebagai anak-anak Allah yang ditebus. Ini harus mengubah cara kita berpikir, merasa, dan bertindak.

VI. Kesimpulan: Jiwa yang Tidak Lupa akan Kasih Karunia Tuhan

Mazmur 103:2–4 adalah undangan untuk hidup dalam kesadaran penuh akan kasih karunia Tuhan. Ini adalah ajakan untuk mengingat, merayakan, dan menghidupi karya Allah dalam seluruh aspek kehidupan.

Rekap Teologi Reformed dari Mazmur 103:2–4:

  • Sola Gratia: Semua kebaikan berasal dari Allah.

  • Justifikasi: Pengampunan sebagai anugerah.

  • Sanctifikasi: Penyembuhan dan pembaruan hidup.

  • Glorifikasi: Penebusan dari maut dan mahkota kasih Allah.

Next Post Previous Post