Menang atas Pencobaan: On Temptation

Pendahuluan
Pencobaan adalah bagian tidak terhindarkan dari kehidupan setiap orang percaya. Dari taman Eden hingga kehidupan Yesus di padang gurun, Alkitab mencatat bagaimana manusia diperhadapkan pada ujian yang menguji iman dan ketaatan. Namun, pencobaan bukanlah dosa itu sendiri—melainkan suatu kesempatan untuk menunjukkan kesetiaan kepada Allah atau sebaliknya, menyerah pada dosa.
Salah satu karya klasik yang membahas tema ini secara mendalam adalah On Temptation karya John Owen, seorang teolog Reformed Puritan abad ke-17. Dalam tradisi teologi Reformed, pencobaan dilihat sebagai instrumen dalam tangan Allah untuk menyucikan umat-Nya, namun juga sebagai ladang peperangan rohani yang membutuhkan kewaspadaan, doa, dan ketergantungan penuh pada Kristus.
Artikel ini akan mengupas pandangan Reformed terhadap pencobaan dengan menelusuri ajaran Alkitab, pemikiran John Owen dalam On Temptation, serta tafsiran beberapa teolog Reformed lainnya seperti John Calvin, Thomas Watson, dan R.C. Sproul.
I. Hakikat Pencobaan Menurut Alkitab
1. Pencobaan dan Dosa: Apakah Sama?
Dalam Yakobus 1:13-15 tertulis:
“Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Pencobaan ini datang dari Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.”
Ayat ini menjelaskan bahwa pencobaan berasal dari keinginan jahat di dalam hati manusia, bukan dari Allah. Namun, Alkitab juga menunjukkan bahwa Allah dapat mengizinkan pencobaan untuk tujuan yang baik, seperti menguji iman (lihat Kejadian 22:1, 1 Petrus 1:6-7).
Menurut John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion (III.20.45), pencobaan adalah alat yang Allah izinkan untuk:
-
Meningkatkan kerendahan hati orang percaya
-
Menggugah kepekaan rohani terhadap bahaya dosa
-
Menumbuhkan ketergantungan pada kasih karunia Allah
2. Kristus dan Pencobaan
Ibrani 4:15 menyatakan:
“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah Imam Besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”
Poin ini krusial dalam teologi Reformed. Kristus mengalami pencobaan secara nyata, namun Ia tidak berdosa. Pengalaman Kristus menjadi dasar penghiburan bagi umat-Nya: Ia mampu menolong mereka yang dicobai (Ibrani 2:18).
II. John Owen: Strategi Mengalahkan Pencobaan
Dalam Of Temptation: The Nature and Power of It (1658), John Owen menawarkan analisis tajam dan praktis tentang bagaimana pencobaan bekerja dan bagaimana orang percaya dapat menang atasnya. Beberapa poin utama dari Owen:
1. Pencobaan adalah Musuh yang Halus dan Terorganisir
Owen menyatakan bahwa pencobaan bekerja melalui:
-
Kelemahan hati manusia
-
Lingkungan yang duniawi
-
Hasutan dari Iblis
Menurutnya, pencobaan sering muncul bukan dalam bentuk yang vulgar atau terang-terangan, tetapi melalui pemikiran yang nampaknya rohani namun menyimpang dari kebenaran.
“Seseorang yang mengabaikan pencobaan adalah seseorang yang sedang mempersiapkan dirinya untuk jatuh.” (John Owen)
2. Cara Menghadapi Pencobaan: Teologi Praktis
Owen menyarankan langkah-langkah konkret untuk menghadapi pencobaan:
-
Kenali pintu masuk pencobaan. Di mana titik lemah Anda? Kesombongan, kemarahan, kenajisan, cinta uang?
-
Gunakan firman Tuhan sebagai pedang Roh. Seperti Kristus menjawab pencobaan Iblis dengan “Ada tertulis,” demikian pula kita harus menghafal dan merenungkan firman.
-
Berdoa secara aktif. Dalam Matius 26:41 Yesus berkata, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”
-
Jaga hati dengan kewaspadaan. Pencobaan seringkali dimulai dari ketidaktahuan terhadap bahaya kecil yang dibiarkan tumbuh.
3. Rahasia Kemenangan: Hidup Bersandar pada Roh Kudus
Owen menekankan bahwa tidak ada kemenangan atas pencobaan tanpa kuasa Roh Kudus. Manusia tidak mampu dengan kekuatan sendiri melawan pencobaan. Ia menulis:
“Semua kekuatan yang dibutuhkan untuk melawan pencobaan bersumber dari Roh Kudus, bukan dari kekuatan alami manusia.”
III. Thomas Watson: Pencobaan dan Pemurnian
Thomas Watson, dalam bukunya The Lord’s Prayer, menyebutkan bahwa permohonan “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan” bukan berarti menghindari ujian sama sekali, tetapi agar tidak dibiarkan jatuh dalam pencobaan yang menguasai.
Watson mengkategorikan pencobaan dalam dua bentuk:
-
Pencobaan karena penderitaan: seperti Ayub, yang diuji melalui kehilangan.
-
Pencobaan karena godaan dosa: seperti Daud, yang jatuh karena wanita dan kuasa.
Ia berkata:
“Allah tidak memberi pencobaan untuk menghancurkan kita, tetapi untuk menyaring kita.”
Watson melihat pencobaan sebagai sarana pemurnian. Sama seperti emas dimurnikan dalam api, begitu pula iman dimurnikan melalui pencobaan.
IV. R.C. Sproul dan Kehidupan Kristen yang Realistis
R.C. Sproul sering menekankan bahwa kehidupan Kristen bukanlah perjalanan yang bebas dari godaan dan pencobaan. Dalam Essential Truths of the Christian Faith, ia menyatakan:
“Menghadapi pencobaan adalah tanda kita berada dalam peperangan rohani. Ketidakhadiran pencobaan justru bisa jadi tanda kita telah menyerah.”
Sproul juga menekankan pentingnya komunitas dan akuntabilitas dalam melawan pencobaan. Ia percaya bahwa banyak kekalahan rohani terjadi karena orang percaya hidup dalam isolasi.
V. Aplikasi Teologi Reformed dalam Kehidupan Sehari-hari
Berdasarkan ajaran Alkitab dan pemikiran para teolog Reformed, ada beberapa prinsip praktis untuk menang atas pencobaan:
1. Jangan Andalkan Diri Sendiri
Mengandalkan disiplin rohani tanpa ketergantungan pada anugerah akan membuat orang percaya frustrasi. Seperti Paulus berkata dalam 1 Korintus 10:12:
“Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”
2. Waspadai Kebiasaan Kecil
Pencobaan tidak selalu langsung membawa pada dosa besar. Iblis bekerja secara bertahap. Sedikit kompromi, sedikit kelalaian, bisa berujung pada kejatuhan besar.
3. Hidup dalam Firman
Mazmur 119:11 berkata: “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” Menghafal dan merenungkan firman menjadi tameng efektif melawan godaan.
4. Kembangkan Kebiasaan Doa
Yesus sendiri memberikan teladan dalam Lukas 22:40: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”
5. Jangan Lupakan Salib
Saat gagal dalam pencobaan, jangan larut dalam rasa bersalah. Pandanglah kepada Kristus yang telah menang atas pencobaan dan menyediakan pengampunan melalui salib.
Kesimpulan
Teologi Reformed memandang pencobaan sebagai realitas kehidupan Kristen yang tak bisa dihindari namun juga sebagai kesempatan untuk bertumbuh dalam kekudusan. Melalui eksposisi Kitab Suci dan karya para teolog seperti John Owen, Calvin, Watson, dan Sproul, kita belajar bahwa:
-
Pencobaan bukanlah dosa, tetapi peluang untuk taat.
-
Allah tidak mencobai, namun Ia mengizinkan pencobaan untuk tujuan mulia.
-
Kemenangan atas pencobaan hanya mungkin jika kita bergantung pada Roh Kudus, bukan kekuatan diri sendiri.
Oleh karena itu, marilah kita bersandar pada Kristus yang telah dicobai dalam segala hal, namun tidak berdosa. Ia bukan hanya teladan, tetapi juga Juruselamat dan Penolong dalam setiap pencobaan.
“Jangan membuang pencobaanmu, karena Allah bisa memakainya sebagai alat kasih karunia.” – John Owen