Panggilan Hidup yang Kudus: A Treatise of Vocations

Pendahuluan
Dalam dunia yang semakin terfragmentasi secara moral dan spiritual, topik tentang “panggilan” atau “vocation” sering kali dipersempit hanya pada ranah gerejawi atau spiritual yang formal. Namun, dalam tradisi Reformed, seluruh hidup dipandang sebagai medan pengabdian kepada Allah. Salah satu karya klasik yang menegaskan prinsip ini adalah A Treatise of Vocations karya William Perkins, seorang teolog Puritan abad ke-16 yang memberi pengaruh besar dalam membentuk teologi Reformed mengenai pekerjaan dan panggilan hidup. Artikel ini akan menguraikan doktrin panggilan menurut teologi Reformed, berdasarkan prinsip-prinsip Alkitabiah dan pendapat beberapa pakar seperti William Perkins, John Calvin, dan modern interpreter seperti R. C. Sproul, Abraham Kuyper, dan Sinclair Ferguson.
I. Definisi Panggilan (Vocation) dalam Teologi Reformed
Kata "vocation" berasal dari bahasa Latin vocatio, yang berarti "panggilan". Dalam perspektif Reformed, panggilan bukan hanya untuk pelayanan rohani (seperti pendeta atau misionaris), tetapi mencakup semua bidang kehidupan — pekerjaan, keluarga, masyarakat, dan gereja. William Perkins dalam A Treatise of Vocations mendefinisikan panggilan sebagai:
"Suatu panggilan yang tetap, di mana setiap orang Kristen ditetapkan oleh Allah untuk melayani Dia di dunia ini, baik dalam hal umum maupun khusus."
Perkins membagi panggilan menjadi dua:
-
Panggilan umum (general calling): Panggilan kepada keselamatan, iman, dan kekudusan hidup.
-
Panggilan khusus (particular calling): Panggilan kepada tugas dan peran tertentu dalam kehidupan, baik sebagai tukang, guru, petani, ibu rumah tangga, maupun pengusaha.
John Calvin juga menekankan bahwa pekerjaan adalah medan untuk menggenapi kehendak Allah, di mana setiap orang dipanggil untuk setia, disiplin, dan menghormati Allah di dalam tugas hariannya. Calvin menyebut pekerjaan sebagai sacred calling — panggilan suci.
II. Dasar Alkitabiah Mengenai Panggilan
1. 1 Korintus 7:17 – “Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah.”
Ayat ini menjadi dasar utama bagi William Perkins dan banyak teolog Reformed. Paulus menekankan bahwa panggilan Allah tidak membatalkan kondisi sosial atau pekerjaan seseorang, tetapi justru menguduskannya. Seorang budak atau orang bebas, orang kaya atau miskin, tetap dapat melayani Tuhan dalam statusnya.
John MacArthur menegaskan bahwa “panggilan bukanlah perubahan status sosial, tetapi perubahan arah hidup untuk kemuliaan Allah dalam status apapun kita berada.”
2. Kolose 3:23-24 – “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Ayat ini menunjukkan prinsip Reformed bahwa pekerjaan adalah ibadah. Bukan hanya aktivitas gereja yang rohani, tetapi setiap pekerjaan yang dilakukan dengan motivasi yang benar menjadi pelayanan kepada Allah. Abraham Kuyper berkata: “Tidak ada satu inci pun dalam hidup ini di mana Kristus tidak berkata: milik-Ku!”
3. Efesus 2:10 – “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik.”
Allah menyiapkan terlebih dahulu pekerjaan baik bagi setiap orang percaya. Panggilan kita bukan hanya hasil keputusan kita, tetapi rencana Allah yang dinyatakan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
III. Prinsip-Prinsip Teologi Reformed dalam Vokasi
1. Allah sebagai Pemberi Panggilan
Dalam teologi Reformed, panggilan bukanlah hasil pilihan manusia semata. Allah yang memanggil, menetapkan, dan memelihara umat-Nya dalam panggilannya. William Perkins menekankan bahwa setiap orang harus memeriksa apa yang menjadi kecenderungan alami dan kemampuan rohani yang dianugerahkan oleh Allah.
R. C. Sproul mengajarkan bahwa Allah memanggil umat-Nya dalam konteks Providensia-Nya yang berdaulat. Tidak ada pekerjaan yang terlalu kecil atau tidak berarti jika dikerjakan dalam terang panggilan Allah.
2. Kesetiaan dalam Panggilan
John Calvin menekankan pentingnya kesetiaan dalam tugas yang dipercayakan. Tidak semua orang dipanggil untuk melakukan hal-hal besar di mata dunia, tetapi semua dipanggil untuk setia.
“Tugas kita bukan untuk mencari pekerjaan yang tinggi, tetapi untuk setia di tempat kita dipanggil.” (Calvin)
Sinclair Ferguson menambahkan bahwa ketekunan dan kesabaran dalam panggilan menunjukkan karakter Kristus yang bekerja dalam hati orang percaya.
3. Panggilan dan Pelayanan Sesama
Perkins berkata bahwa setiap panggilan yang sejati harus bermanfaat bagi sesama manusia. Pekerjaan bukan hanya untuk keuntungan pribadi, tetapi untuk kesejahteraan komunitas. Ini mencerminkan prinsip “kasihilah sesamamu manusia.”
IV. Bentuk-Bentuk Panggilan dalam Kehidupan Kristen
1. Panggilan sebagai Anggota Tubuh Kristus
Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus. Dalam 1 Korintus 12, Paulus menekankan bahwa tubuh memiliki banyak anggota dengan fungsi yang berbeda. Tidak semua menjadi pendeta atau penginjil, tetapi setiap orang memiliki bagian yang vital.
2. Panggilan dalam Keluarga
Menjadi suami, istri, orang tua, atau anak adalah panggilan suci. Efesus 5-6 menunjukkan bagaimana relasi keluarga dijalani “di dalam Tuhan”. William Gouge, seorang Puritan, menulis bahwa “keluarga adalah gereja kecil” — tempat di mana kasih Allah dinyatakan.
3. Panggilan dalam Pekerjaan Sekuler
Teologi Reformed tidak membedakan antara yang "rohani" dan "sekuler". Martin Luther berkata, “Tukang sepatu Kristen tidak perlu membuat sepatu dengan gambar salib, tetapi membuat sepatu yang bagus.” Pekerjaan yang jujur dan bermutu adalah ibadah kepada Allah.
4. Panggilan dalam Pelayanan Gereja
Tidak semua orang menjadi pelayan penuh waktu, tetapi semua orang dipanggil melayani dalam komunitas iman. Dalam Efesus 4:12, tujuan dari pemberian jabatan rohani adalah untuk memperlengkapi jemaat dalam pelayanan. Setiap orang dipanggil untuk melayani menurut karunianya.
V. Panggilan dan Tantangan Zaman Modern
1. Krisis Identitas dan Vocation
Dalam era modern, banyak orang terjebak dalam pencarian jati diri melalui pekerjaan. Namun, dalam teologi Reformed, identitas berasal dari Kristus, bukan dari profesi. Vocation bukan alat untuk pencapaian diri, tetapi medan untuk pengabdian diri.
2. Sekularisasi Pekerjaan
Modernitas mendorong pemisahan antara iman dan pekerjaan. Teologi Reformed menolak dikotomi ini. Kuyper mendorong pengembalian dominion ilahi atas semua bidang — ekonomi, pendidikan, politik — sebagai arena pelayanan Kristus.
3. Kebosanan dan Kejenuhan dalam Pekerjaan
Ketika pekerjaan dianggap sekadar rutinitas atau alat penghasilan, banyak orang kehilangan makna. Pandangan Reformed menolong kita melihat bahwa pekerjaan kita, sekecil apapun, menjadi berarti jika dilakukan untuk kemuliaan Allah.
VI. Pemeriksaan Diri: Bagaimana Mengetahui Panggilan Kita?
William Perkins menyarankan beberapa prinsip praktis:
-
Perhatikan bakat dan kemampuan alamiah.
-
Pertimbangkan kebutuhan komunitas dan gereja.
-
Cari konfirmasi dari orang percaya lain.
-
Doakan secara serius dan minta hikmat dari Allah.
-
Ujilah dengan firman Tuhan — apakah pekerjaan ini selaras dengan kekudusan dan kasih?
John Frame menambahkan bahwa panggilan juga melibatkan kesukaan hati — apakah pekerjaan ini membawa sukacita dalam melayani Allah dan sesama?
VII. Tujuan Akhir Panggilan: Kemuliaan Allah
Semua panggilan harus berujung pada Soli Deo Gloria — hanya bagi kemuliaan Allah. Paulus menulis:
“Sebab dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia segala sesuatu: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)
William Perkins menutup tulisannya dengan dorongan agar setiap orang Kristen hidup dalam panggilannya dengan kesungguhan, sebab Allah akan menghakimi kita bukan hanya berdasarkan apa yang kita lakukan, tetapi bagaimana kita melakukannya — apakah kita setia?
Kesimpulan
Doktrin panggilan dalam teologi Reformed memberi dasar yang kuat bagi umat Tuhan untuk melihat seluruh hidup sebagai medan pelayanan. Tidak ada panggilan yang terlalu kecil di hadapan Allah. Setiap peran, setiap pekerjaan, setiap tanggung jawab — jika dilakukan dalam iman dan kasih — adalah ibadah yang menyenangkan hati-Nya.
Melalui A Treatise of Vocations, William Perkins telah menolong kita memahami bahwa dunia kerja, rumah tangga, pelayanan gereja, dan kehidupan sosial adalah tempat di mana panggilan kita digenapi. Inilah spiritualitas Reformed yang menyeluruh — bahwa Kristus memerintah di segala bidang, dan hidup kita adalah milik-Nya sepenuhnya.
“Biarlah setiap orang menetap dalam panggilannya, dan menjalankannya sebagai ibadah kepada Allah. Maka dunia akan melihat kemuliaan-Nya.” — William Perkins