Misi Yesus: Lahir untuk Mati

(The Mission of Jesus: Born to Die)
Pendahuluan: Natal Tidak Bisa Dipisahkan dari Salib
Setiap bulan Desember, dunia merayakan kelahiran Yesus dengan terang, sukacita, dan nyanyian damai. Tapi tahukah kita bahwa Yesus lahir bukan sekadar untuk hadir ke dunia, tetapi untuk mati di salib demi menebus manusia berdosa? Dalam terang teologi Reformed, kelahiran Kristus adalah awal dari jalan penderitaan yang ditetapkan Allah sejak kekekalan.
John Calvin menulis:
“Dari palungan ke salib, seluruh hidup Kristus adalah persembahan korban untuk menebus manusia.”
Artikel ini menggali secara mendalam apa arti dari misi Yesus sebagai Juruselamat yang lahir untuk mati, berdasarkan Alkitab dan pandangan para teolog Reformed seperti Calvin, Sproul, Edwards, Piper, dan lainnya.
1. Misi Ilahi: Inkarnasi Bukan Tujuan Akhir, Tapi Sarana
Inkarnasi—Allah menjadi manusia dalam diri Yesus—adalah salah satu misteri terbesar dalam sejarah keselamatan. Namun, inkarnasi bukan tujuan akhir. Yesus menjadi manusia agar Ia bisa mati sebagai pengganti manusia.
Filipi 2:6–8
“Ia yang walaupun dalam rupa Allah... telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib.”
R.C. Sproul berkata:
“Yesus tidak hanya datang untuk hidup sebagai teladan, Ia datang untuk mati sebagai tebusan.”
Dalam pemikiran Reformed, inkarnasi dan penebusan tidak dapat dipisahkan. Natal bukan hanya tentang kelahiran seorang bayi, tetapi tentang Datangnya Sang Penebus.
2. Nubuatan PL: Sejak Awal, Ia Lahir untuk Mati
Alkitab jelas menunjukkan bahwa rencana penebusan melalui kematian Kristus telah dinubuatkan sejak lama:
a) Kejadian 3:15 – Janji pertama Injil: keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular.
b) Yesaya 53 – “Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita...”
c) Mazmur 22 – Gambaran penderitaan Mesias yang disalibkan.
Jonathan Edwards menulis:
“Kematian Kristus bukan rencana darurat; itu adalah pusat dari rencana Allah sejak kekekalan.”
Ini berarti Yesus tidak mati sebagai martir yang gagal, tetapi sebagai Anak Domba Allah yang sudah ditentukan untuk disembelih sejak dunia dijadikan (1 Petrus 1:19–20).
3. Mengapa Yesus Harus Mati?
a) Untuk Menanggung Murka Allah
Dosa bukan hanya pelanggaran moral, tapi pemberontakan terhadap Allah yang suci. Upahnya adalah kematian (Rm. 6:23), dan hanya korban sempurna yang bisa memuaskan keadilan Allah.
R.C. Sproul menjelaskan:
“Di salib, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, dan keadilan-Nya terhadap dosa. Tidak ada ketegangan antara keduanya; keduanya dinyatakan secara sempurna dalam salib Kristus.”
b) Untuk Menjadi Pengganti Kita (Substitusi Penal)
Yesus tidak hanya mati untuk kita, tapi menggantikan kita dalam menerima hukuman dosa.
c) Untuk Membuka Jalan Pendamaian
Hanya melalui kematian-Nya, manusia dapat diperdamaikan dengan Allah (2 Kor. 5:18–21).
4. Salib: Pusat Misi Yesus
Markus 10:45
“Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.”
Perkataan Yesus ini adalah pernyataan misi-Nya yang paling jelas: Ia datang untuk mati. Kematian-Nya bukan kebetulan, tapi tugas utama-Nya.
John Piper dalam The Passion of Jesus Christ menyatakan:
“Kristus tidak dibunuh karena Ia lemah, Ia menyerahkan diri-Nya secara sukarela untuk menggenapi kehendak Bapa.”
5. Natal dalam Terang Salib
Jika kita memahami Natal tanpa melihat salib, kita akan kehilangan maknanya.
a) Palungan menunjuk ke Salib
Bayi Yesus dibungkus kain dan dibaringkan dalam palungan—simbol kelemahan, kehinaan, dan awal dari penderitaan-Nya.
b) Kelahiran-Nya dalam kemiskinan adalah bayangan penderitaan di masa depan
Sinclair Ferguson mengatakan:
“Kristus tidak datang dengan kemegahan kerajaan karena Ia datang untuk mati dalam kehinaan.”
c) Emas, mur, dan kemenyan dari orang Majus adalah lambang pelayanan, kematian, dan keimamatan-Nya
6. Kematian Kristus adalah Kemenangan, Bukan Kekalahan
Banyak orang melihat kematian Yesus sebagai tragedi. Tapi dalam teologi Reformed, salib adalah mahkota kemenangan.
Kolose 2:14-15:
“Ia telah membatalkan surat hutang... dan menaklukkan penguasa dan penguasa dunia rohani.”
Salib bukan akhir dari kisah, melainkan puncak dari kemenangan penebusan. Melalui salib, setan dikalahkan, dosa dihancurkan, dan umat Allah ditebus.
7. Penerapan: Bagaimana Misi Yesus Mengubah Hidup Kita?
a) Kita Hidup untuk Tujuan Kekal
Jika Yesus lahir untuk mati bagi kita, maka kita tidak bisa hidup untuk diri sendiri (2 Kor. 5:15). Hidup kita harus diarahkan pada kemuliaan-Nya.
b) Kita Dipanggil untuk Mengikut Salib
Lukas 9:23 – “Pikul salibmu setiap hari dan ikutlah Aku.”
c) Sukacita Natal Menjadi Sukacita Penebusan
Kita bersukacita atas kelahiran-Nya karena melalui kelahiran itu, keselamatan datang. Sukacita Natal bukan hanya tentang bayi Yesus, tapi tentang Juruselamat yang akan mati untuk kita.
8. Kesaksian Para Teolog Reformed Tentang Misi Yesus
John Calvin:
“Tujuan utama kedatangan Kristus adalah untuk menebus kita dengan pengorbanan-Nya.”
Jonathan Edwards:
“Kristus lahir untuk menderita dan mati, agar dengan darah-Nya, Ia menebus orang-orang yang ditentukan Allah.”
R.C. Sproul:
“Inkarnasi adalah cara bagi Anak Allah untuk mengenakan daging manusia agar Ia bisa memikul murka Allah di kayu salib.”
Tim Keller:
“Yesus adalah satu-satunya bayi yang dilahirkan dengan tujuan untuk mati.”
9. Misi Kristus Adalah Kasih Karunia yang Berdaulat
Kematian Yesus bukan karena kekuatan musuh, tapi karena kasih dan rencana Allah yang berdaulat. Dalam teologi Reformed, doktrin pemilihan dan anugerah yang tidak dapat ditolak membuat kita melihat bahwa:
-
Kristus mati khusus untuk umat pilihan-Nya (penebusan terbatas),
-
Karya-Nya efektif, tidak akan gagal menyelamatkan mereka yang ditebus-Nya.
Efesus 1:4–5:
“Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan...”
10. Kematian Kristus Memberi Makna Sejati bagi Hidup dan Kematian Kita
Karena Yesus lahir untuk mati, kematian tidak lagi menjadi musuh terakhir. Ia telah mengalahkannya.
Roma 8:1
“Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”
Orang percaya sekarang hidup dengan keyakinan penuh akan keselamatan, karena Kristus telah menyelesaikan karya-Nya di kayu salib.
Spurgeon berkata:
“Kristus tidak lahir untuk menginspirasi, tetapi untuk menyelamatkan.”
Kesimpulan: Lahir untuk Mati Agar Kita Hidup
Misi Yesus adalah misi kasih. Ia tidak hanya lahir untuk menunjukkan Allah kepada manusia, tetapi untuk menyelesaikan karya penebusan dengan mati di salib.
Natal tidak bisa dipisahkan dari Paskah. Kita bersukacita karena Kristus lahir, tapi lebih dari itu, kita bersukacita karena melalui kelahiran-Nya, Ia membawa kita pada kehidupan kekal melalui kematian-Nya.