Roma 6:6–10: Mati bagi Dosa, Hidup dalam Kristus

Pendahuluan
Salah satu kebenaran mendasar dalam kehidupan Kristen adalah kesatuan orang percaya dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Dalam surat Roma pasal 6, Rasul Paulus menjelaskan bagaimana identitas baru dalam Kristus memengaruhi cara hidup orang percaya, terutama dalam relasi terhadap dosa.
Ayat 6 hingga 10 secara khusus menyampaikan realitas rohani yang dalam: manusia lama telah disalibkan, kita mati terhadap dosa, dan hidup baru dimulai dalam kuasa kebangkitan Kristus.
Roma 6:6–10 (AYT):
(6) Kita tahu bahwa manusia lama kita disalibkan dengan Dia dan tubuh dosa dilenyapkan bersamanya sehingga kita tidak akan menjadi hamba-hamba dosa.
(7) Karena siapa yang sudah mati, ia sudah dibebaskan dari dosa.
(8) Sekarang, jika kita telah mati bersama Kristus, kita percaya bahwa kita juga akan hidup bersama dengan-Nya.
(9) Kita tahu bahwa Kristus yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, tidak akan mati lagi, maut tidak lagi berkuasa atas Dia.
(10) Sebab, kematian yang Dia jalani, Dia mati bagi dosa sekali untuk selamanya, tetapi hidup yang Dia hidupi, Dia hidup bagi Allah.
Dalam artikel ini, kita akan menggali ayat-ayat tersebut secara mendalam dengan pendekatan ekspositori dan didukung pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, Louis Berkhof, Herman Bavinck, Sinclair Ferguson, dan R.C. Sproul.
1. Roma 6:6 – Manusia Lama Disalibkan dengan Kristus
“Kita tahu bahwa manusia lama kita disalibkan dengan Dia dan tubuh dosa dilenyapkan bersamanya sehingga kita tidak akan menjadi hamba-hamba dosa.”
A. Siapakah “manusia lama”?
Dalam teologi Reformed, "manusia lama" merujuk pada keadaan manusia sebelum diselamatkan, yang diperbudak oleh dosa dan hidup dalam pemberontakan terhadap Allah.
John Calvin menjelaskan bahwa manusia lama bukan hanya kebiasaan buruk, tetapi natur berdosa yang diwarisi dari Adam. Ini adalah identitas kita sebelum dilahirkan kembali.
B. Disalibkan dengan Kristus
Paulus menggunakan bahasa salib untuk menggambarkan kematian rohani terhadap dosa. Kesatuan kita dengan Kristus mencakup:
-
Mati bersama Kristus (ayat 6–8)
-
Dibangkitkan bersama Kristus (ayat 9–10)
Louis Berkhof menyebut ini sebagai bagian dari union with Christ: saat kita percaya, kita dipersatukan dengan Kristus dalam seluruh karya penebusan-Nya.
C. Tujuannya: “tidak lagi menjadi hamba-hamba dosa”
Kematian manusia lama bertujuan untuk memutus belenggu dosa. Dalam Reformed Theology, ini disebut sebagai kemerdekaan dalam Kristus — kita tidak lagi diperbudak dosa, meski tetap menghadapi perjuangan melawan dosa.
2. Roma 6:7 – Mati Membebaskan dari Dosa
“Karena siapa yang sudah mati, ia sudah dibebaskan dari dosa.”
A. Kematian sebagai Pembebasan
Secara hukum, seseorang yang mati tidak lagi berada di bawah kuasa hukum. Demikian pula secara rohani, orang yang mati dalam Kristus dibebaskan dari tuntutan dan kuasa dosa.
Herman Bavinck menyatakan bahwa kematian terhadap dosa berarti bahwa dosa tidak lagi mengatur hidup kita sebagai tuan. Kita berada di bawah pemerintahan kasih karunia.
B. Bukan Sempurna, tetapi Merdeka
Teologi Reformed tidak mengajarkan kesempurnaan tanpa dosa di dunia ini, tetapi pembebasan dari kuasa dosa sebagai tuan. Kita masih bisa berdosa, tetapi tidak lagi diperbudak oleh dosa.
3. Roma 6:8 – Hidup Bersama Kristus
“Sekarang, jika kita telah mati bersama Kristus, kita percaya bahwa kita juga akan hidup bersama dengan-Nya.”
A. Implikasi Eskatologis dan Eksistensial
Ada dua aspek dari “hidup bersama Kristus”:
-
Eksistensial sekarang: kehidupan baru dalam Roh (Roma 8)
-
Eskatologis kemudian: kebangkitan tubuh dan hidup kekal
Sinclair Ferguson menjelaskan bahwa kehidupan baru dimulai sekarang, dalam bentuk pengudusan, dan akan digenapi nanti dalam kemuliaan kekal.
B. Kepastian Iman
Paulus berkata "kita percaya", artinya hidup dalam Kristus bukan spekulasi, tetapi keyakinan iman yang berakar pada kebangkitan-Nya.
4. Roma 6:9 – Kristus Tidak Akan Mati Lagi
“Kita tahu bahwa Kristus yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, tidak akan mati lagi, maut tidak lagi berkuasa atas Dia.”
A. Kebangkitan Kristus: Dasar Kemenangan
Kristus bangkit sekali untuk selamanya. Kematian-Nya cukup untuk menebus semua dosa, dan kebangkitan-Nya menjadi jaminan bahwa maut telah dikalahkan.
R.C. Sproul menegaskan bahwa kebangkitan Kristus adalah tindakan Allah yang menyatakan pembenaran-Nya atas karya Anak-Nya. Ini menandai berakhirnya kuasa maut atas orang percaya.
B. Kristus sebagai Buah Sulung
Dalam teologi Reformed, Kristus disebut “buah sulung dari mereka yang tidur” (1 Korintus 15:20). Kebangkitan-Nya adalah jaminan kebangkitan kita, dan karena Ia tidak akan mati lagi, maka kehidupan kita dalam Dia juga kekal.
5. Roma 6:10 – Kristus Mati Sekali untuk Selamanya
“Sebab, kematian yang Dia jalani, Dia mati bagi dosa sekali untuk selamanya, tetapi hidup yang Dia hidupi, Dia hidup bagi Allah.”
A. Sekali untuk Selamanya (Once for all)
Kematian Kristus adalah final dan cukup. Ia tidak perlu mati berulang kali. Ini adalah dasar dari teologi penggantian penebusan (substitutionary atonement) dalam Reformed Theology.
Louis Berkhof menulis bahwa kematian Kristus menghapus dosa dalam satu peristiwa historis yang kekal nilainya.
B. Kristus Hidup bagi Allah
Setelah kebangkitan, hidup Kristus ditandai oleh kemuliaan dan pelayanan di hadapan Bapa sebagai Imam Besar kita (Ibrani 7:25). Ini menjadi pola bagi hidup kita — hidup untuk kemuliaan Allah, bukan untuk diri sendiri.
6. Ajaran Teologi Reformed dari Roma 6:6–10
A. Union with Christ (Kesatuan dengan Kristus)
Segala hal ini terjadi karena orang percaya dipersatukan dengan Kristus: dalam kematian-Nya, kita mati; dalam kebangkitan-Nya, kita hidup.
“Tidak ada keselamatan di luar Kristus, karena semua berkat spiritual mengalir dari Dia.” – Bavinck
B. Pembebasan dari Kuasa Dosa (Liberation)
Keselamatan bukan hanya soal pengampunan, tapi juga pembebasan dari kuasa dosa. Kita tidak lagi harus hidup dalam dosa, karena kita telah dibebaskan oleh kasih karunia.
C. Pengudusan sebagai Konsekuensi
Kesatuan dengan Kristus menghasilkan kehidupan yang terus-menerus diperbarui — proses pengudusan yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri orang percaya.
7. Aplikasi Praktis dari Roma 6:6–10
1. Jangan Kembali ke Gaya Hidup Lama
Manusia lama telah disalibkan. Jangan hidup seperti budak dosa lagi. Tanggalkan kebiasaan lama, dan hiduplah dalam terang Kristus.
2. Hidup dalam Kemenangan Atas Dosa
Kita tidak sempurna, tetapi kita tidak berdaya. Kuasa kebangkitan Kristus tersedia bagi kita untuk melawan dosa setiap hari.
3. Ingat Identitas Anda: Mati dan Hidup dalam Kristus
Identitas kita bukan lagi dalam dosa, melainkan dalam Kristus. Setiap hari, hayati realitas ini — dan izinkan Roh Kudus mengarahkan hidupmu.
4. Taat sebagai Respons terhadap Anugerah
Karena Kristus telah mati dan bangkit untuk kita, hidup kita adalah tanggapan syukur. Taatlah bukan untuk diselamatkan, tetapi karena sudah diselamatkan.
Kesimpulan
Roma 6:6–10 adalah fondasi teologis dan praktis dari kehidupan Kristen:
-
Kita telah mati bagi dosa, karena manusia lama disalibkan bersama Kristus.
-
Kita telah dibebaskan dari dosa, bukan karena kekuatan kita, tetapi karena kematian dan kebangkitan Kristus.
-
Kita kini hidup bersama Kristus, dan hidup itu diarahkan sepenuhnya kepada Allah.
-
Dalam terang teologi Reformed, ini adalah inti dari pembenaran dan pengudusan: hidup baru dalam kuasa kasih karunia.