Tiga Jabatan Kristus: Nabi, Imam, dan Raja

Tiga Jabatan Kristus: Nabi, Imam, dan Raja

Pendahuluan

Yesus Kristus tidak hanya datang ke dunia untuk mati dan bangkit demi keselamatan umat manusia, tetapi juga untuk menggenapi tiga jabatan penting yang telah dinubuatkan dan ditetapkan oleh Allah sejak Perjanjian Lama: nabi, imam, dan raja. Dalam teologi Reformed, konsep ini dikenal sebagai Tiga Jabatan Kristus (The Offices of Christ / Munus Triplex) dan menjadi kerangka penting dalam memahami siapa Kristus dan apa yang Dia kerjakan bagi umat-Nya.

Teolog Reformed klasik seperti John Calvin, Herman Bavinck, hingga teolog kontemporer seperti Michael Horton, R.C. Sproul, dan John Frame, menekankan pentingnya ketiga jabatan ini dalam Kristologi. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang tiga jabatan Kristus berdasarkan Alkitab, serta interpretasi para pakar teologi Reformed, untuk membentuk pemahaman yang utuh dan mendalam.

Latar Belakang Tiga Jabatan Kristus

Sejak Perjanjian Lama, Allah mengangkat tiga jenis pemimpin utama di antara umat-Nya:

  1. Nabi, yang menyampaikan firman Allah kepada umat (misalnya Musa, Elia).

  2. Imam, yang mempersembahkan korban untuk pendamaian dosa (misalnya Harun).

  3. Raja, yang memerintah dan melindungi umat Allah (misalnya Daud).

Yesus Kristus adalah penggenapan sempurna dari ketiga jabatan ini. Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa “Kristus diurapi oleh Roh Kudus untuk menjalankan seluruh fungsi penyelamatan ini.”

1. Kristus sebagai Nabi: Sang Penyampai Firman Allah

Dasar Alkitabiah

  • Ulangan 18:15 (TB): “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.”

  • Ibrani 1:1-2: “...pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya...”

Penjelasan Teolog Reformed

John Calvin menyebut Kristus sebagai "Pewarta Firman Allah yang sempurna." Sebagai Nabi, Kristus tidak hanya menyampaikan firman Allah, tetapi menjadi Firman itu sendiri (Yohanes 1:1). Ia bukan hanya pengantara wahyu, melainkan wujud sempurna dari wahyu itu.

Menurut Michael Horton, jabatan kenabian Kristus menegaskan bahwa “hanya dalam Kristus kita dapat mengenal Allah dengan benar.” Tanpa Kristus, manusia akan tetap berada dalam kegelapan rohani.

Aplikasi Praktis

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mendengar dan taat kepada suara Kristus sebagai nabi. Itu berarti mengutamakan Firman-Nya dalam segala hal dan menguji setiap ajaran dengan apa yang Yesus ajarkan.

2. Kristus sebagai Imam: Pengantara dan Pendamai

Dasar Alkitabiah

  • Ibrani 4:14-15: “...Kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah...”

  • Ibrani 7:27: “Ia tidak seperti imam-imam besar yang lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban... Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri satu kali untuk selama-lamanya.”

Penjelasan Teolog Reformed

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyatakan bahwa peran imam Kristus adalah inti dari pengorbanan dan pendamaian. Sebagai Imam Besar, Kristus:

  • Mempersembahkan korban (yaitu diri-Nya sendiri) untuk menebus dosa.

  • Menjadi pengantara yang terus-menerus bersyafaat bagi umat-Nya (Roma 8:34).

  • Mendamaikan manusia dengan Allah, yang sebelumnya terpisah karena dosa.

R.C. Sproul menegaskan bahwa “tanpa pengorbanan Kristus sebagai Imam, tidak ada pendamaian, dan tanpa pendamaian, tidak ada keselamatan.”

Keunikan Imam Kristus

Berbeda dengan imam-imam dalam Perjanjian Lama yang fana dan terbatas, Yesus adalah Imam yang:

  • Kudus dan tidak bercela (Ibrani 7:26)

  • Kekal dan tak tergantikan

  • Bertakhta di surga, bukan di Bait Suci dunia

Aplikasi Praktis

Sebagai Imam kita, Yesus memahami kelemahan kita dan memperjuangkan kita di hadapan Bapa. Ini memberi kita keberanian untuk mendekat ke takhta kasih karunia (Ibrani 4:16). Dalam doa, kita datang melalui Kristus, bukan karena jasa kita sendiri.

3. Kristus sebagai Raja: Pemimpin dan Pelindung Umat-Nya

Dasar Alkitabiah

  • Matius 28:18: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”

  • Wahyu 19:16: “...Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.”

Penjelasan Teolog Reformed

John Frame menekankan bahwa jabatan raja Kristus mencakup dua aspek utama:

  1. Pemerintahan atas seluruh ciptaan (kedaulatan umum)

  2. Pemerintahan atas umat-Nya secara khusus (kerajaan anugerah)

Sebagai Raja, Yesus mengalahkan kuasa dosa dan Iblis, memerintah dalam kebenaran dan keadilan, serta melindungi dan memelihara Gereja-Nya.

Tim Keller dalam berbagai khotbahnya sering menekankan bahwa Kristus bukan hanya Juruselamat pribadi, tapi juga Raja atas seluruh hidup, yang memerintah atas keluarga, pekerjaan, politik, dan budaya.

Kontras dengan Raja Dunia

Berbeda dari raja duniawi yang memerintah dengan kekerasan dan egoisme, Yesus adalah Raja yang:

  • Merendahkan diri dan melayani (Markus 10:45)

  • Menyerahkan nyawa-Nya bagi rakyat-Nya

  • Memerintah dengan kasih dan kebenaran

Aplikasi Praktis

Mengakui Kristus sebagai Raja berarti menyerahkan seluruh aspek hidup kepada-Nya. Tidak ada ruang dalam hidup yang boleh netral. Segala sesuatu—dari moralitas pribadi hingga urusan publik—harus tunduk pada kedaulatan Kristus.

Kesatuan Tiga Jabatan Kristus

Meskipun dipisahkan dalam pengertian fungsi, ketiga jabatan ini tidak dapat dipisahkan dalam pribadi Kristus. Ketiganya saling melengkapi dan membentuk satu kesatuan pelayanan Mesias:

  • Sebagai Nabi, Kristus menyatakan kebenaran Allah.

  • Sebagai Imam, Dia menebus dosa umat-Nya.

  • Sebagai Raja, Dia menaklukkan musuh dan memerintah umat-Nya dalam kasih.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis: “Dalam jabatan ganda sebagai Imam dan Raja, Kristus bekerja melalui wahyu-Nya sebagai Nabi.”

Mengapa Tiga Jabatan Ini Penting bagi Gereja Masa Kini?

  1. Untuk memahami keselamatan secara utuh
    Banyak orang hanya mengenal Yesus sebagai Juruselamat yang mengampuni dosa (Imam), tetapi lupa bahwa Ia juga adalah Nabi (yang mengajarkan) dan Raja (yang memerintah).

  2. Untuk melawan ajaran sesat dan sekularisme
    Jabatan kenabian Kristus meneguhkan otoritas Alkitab, jabatan imam menolak keselamatan berdasarkan usaha manusia, dan jabatan raja menolak sekularisme yang menolak otoritas Allah.

  3. Untuk meneladani pelayanan Kristus
    Gereja dipanggil untuk menghidupi ketiga jabatan ini secara reflektif: memberitakan (kenabian), mengasihi dan berdoa (imamat), serta memimpin dan melayani dengan kasih (kerajaan).

Pandangan Para Teolog Reformed

Teolog ReformedPandangan Kunci
John CalvinKristus dipenuhi Roh Kudus untuk menjalankan tiga fungsi penyelamatan.
Herman BavinckJabatan-jabatan ini mengungkapkan karya Kristus yang menyeluruh dan sempurna.
R.C. SproulTanpa jabatan imam Kristus, kita tidak memiliki pengharapan keselamatan.
Michael HortonJabatan nabi meneguhkan bahwa Allah telah berbicara secara final dalam Kristus.
John FrameJabatan raja menunjukkan kedaulatan penuh Kristus atas semua aspek kehidupan.

Penutup: Menanggapi Tiga Jabatan Kristus

Memahami Yesus sebagai Nabi, Imam, dan Raja bukan hanya memberikan wawasan teologis yang kaya, tetapi juga mengubah cara hidup kita. Kita tidak hanya mengagumi Kristus, tetapi kita dipanggil untuk tunduk dan meneladani Dia dalam setiap aspek kehidupan.

“Kristus tidak hanya datang untuk mati, tetapi untuk memerintah, mengajar, dan mendamaikan. Dia adalah Nabi yang berbicara, Imam yang menebus, dan Raja yang memerintah untuk selama-lamanya.” – John Calvin

Next Post Previous Post