Tujuan Pekerjaanmu, Hidupmu, dan Alam Semesta Menurut Teologi Reformed

Tujuan Pekerjaanmu, Hidupmu, dan Alam Semesta Menurut Teologi Reformed

Pendahuluan

Di tengah dunia yang dipenuhi ambisi, pencapaian, dan pencarian makna, banyak orang bertanya: “Apa sebenarnya tujuan dari pekerjaan saya? Untuk apa saya hidup? Dan mengapa alam semesta ini ada?” Pertanyaan-pertanyaan ini menyentuh inti eksistensi manusia. Dalam teologi Reformed, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak dimulai dari manusia, tetapi dari Allah — Pribadi yang menciptakan, menopang, dan mengarahkan segala sesuatu kepada tujuan-Nya.

Artikel ini akan menjelajahi tujuan dari pekerjaanmu, hidupmu, dan alam semesta berdasarkan pemikiran beberapa pakar teologi Reformed: John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul. Semuanya terangkum dalam satu tema besar: Soli Deo Gloria — Hanya bagi kemuliaan Allah.

1. Teologi Reformed: Dimulai dengan Allah

Dalam pandangan Reformed, segala sesuatu dimulai dan berakhir pada Allah. Bukan manusia pusat semesta, melainkan Allah. Ini selaras dengan apa yang Paulus katakan:

“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)

Baik pekerjaan kita, kehidupan kita, maupun seluruh alam semesta, diciptakan untuk menyatakan dan memuliakan Allah. Teologi Reformed menolak gagasan bahwa hidup hanya tentang mencari kebahagiaan pribadi atau meraih kesuksesan duniawi. Sebaliknya, hidup adalah tentang menjadi bagian dari kisah besar Allah.

2. Tujuan Pekerjaanmu: Panggilan Ilahi (Vocation)

a. John Calvin: Pekerjaan adalah Panggilan dari Allah

John Calvin memperkenalkan gagasan bahwa semua pekerjaan memiliki nilai rohani, bukan hanya pelayanan gerejawi. Dalam Institutes of the Christian Religion, Calvin menulis bahwa setiap orang dipanggil Allah untuk melayani-Nya dalam bidang masing-masing.

“Pekerjaan sehari-hari adalah ibadah kepada Allah jika dilakukan dengan iman dan untuk kemuliaan-Nya.”

Ini revolusioner pada zamannya, karena Calvin mengangkat nilai pekerjaan sekuler sebagai sarana pelayanan dan penyembahan. Entah kamu seorang guru, petani, programmer, atau perawat — semua pekerjaan bisa menjadi panggilan ilahi jika dilakukan dengan sikap takut akan Tuhan.

b. R.C. Sproul: Tidak Ada yang Biasa dalam Pekerjaan Orang Percaya

R.C. Sproul menekankan bahwa tidak ada pekerjaan yang biasa jika dilakukan untuk Allah. Ia berkata, “Orang Kristen harus menjadi orang yang paling rajin dan etis di tempat kerja, karena mereka bekerja bukan hanya untuk manusia, tetapi untuk Allah.”

Pekerjaan bukan sekadar sarana mencari nafkah, tapi media penyembahan. Maka, kualitas pekerjaan, integritas, dan sikap kerja adalah bagian dari pelayanan kita kepada Sang Pencipta.

3. Tujuan Hidupmu: Menikmati dan Memuliakan Allah

a. Katekismus Westminster: Tujuan Utama Hidup Manusia

Pertanyaan pertama dalam Katekismus Singkat Westminster bertanya: “Apakah tujuan utama manusia?” Jawabannya:

“Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya.”

Ini adalah dasar yang sangat penting dalam pandangan Reformed. Hidup manusia tidak berpusat pada diri sendiri, tetapi pada Allah yang telah menciptakan dan menebus kita. Kita hidup untuk:

  • Memuliakan Allah — melalui ketaatan, penyembahan, dan pelayanan.

  • Menikmati Allah — dalam relasi yang akrab dan penuh kasih dengan Sang Pencipta.

b. Herman Bavinck: Hidup sebagai Refleksi Kemuliaan Allah

Dalam Reformed Dogmatics, Herman Bavinck menyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Imago Dei), agar kehidupan manusia mencerminkan kemuliaan Allah.

“Seluruh hidup manusia harus menjadi cermin yang memantulkan kembali kemuliaan Sang Pencipta.”

Bavinck menekankan bahwa hidup bukan hanya tentang aktivitas spiritual seperti doa atau ibadah gereja, tetapi keseluruhan eksistensi manusia — dari pikiran, perasaan, kerja, seni, sains, hingga budaya — semuanya memiliki tujuan untuk memuliakan Allah.

4. Tujuan Alam Semesta: Teosentris, Bukan Antroposentris

a. Louis Berkhof: Penciptaan untuk Kemuliaan Allah

Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, menegaskan bahwa seluruh alam semesta diciptakan sebagai ekspresi dari kebijaksanaan, kuasa, dan kemuliaan Allah.

“Tujuan utama dari penciptaan adalah menyatakan kemuliaan Allah.”

Langit yang penuh bintang, lautan yang luas, bahkan hukum-hukum alam — semuanya bersaksi tentang kemuliaan dan karakter Allah (Mazmur 19:2). Dalam pandangan Reformed, alam semesta tidak otonom. Ia eksis karena diperintahkan Allah, dan ia bergerak menuju penggenapan rencana Allah.

b. Alam sebagai Teater Kemuliaan Tuhan (Theatrum Gloriae Dei)

John Calvin menggambarkan alam semesta sebagai “theater of God’s glory” — teater kemuliaan Allah. Alam bukan hanya latar belakang dari kehidupan manusia, tetapi media pewahyuan umum Allah.

“Di mana pun kita melihat, kita melihat tanda-tanda kebesaran Allah.”

Dengan kata lain, seluruh alam semesta adalah panggung tempat Allah menyatakan diri-Nya, dan tempat umat-Nya menyembah Dia.

5. Sinergi antara Pekerjaan, Hidup, dan Alam Semesta

Dalam teologi Reformed, tidak ada dikotomi antara spiritual dan sekuler. Semua aspek hidup — termasuk pekerjaan, keluarga, hobi, teknologi, dan seni — adalah bagian dari mandat budaya yang diberikan Allah kepada manusia (Kejadian 1:28).

a. Mandat Budaya: Panggilan untuk Mengelola

Allah memanggil manusia untuk menaklukkan dan mengelola bumi. Ini berarti kita dipanggil untuk membudayakan, menciptakan, merawat, dan menjadikan dunia ini tempat yang mencerminkan Kerajaan Allah.

Herman Bavinck berkata:

“Dalam menjalankan mandat budaya, manusia berpartisipasi dalam pekerjaan penciptaan.”

Jadi, pekerjaan, hidup, dan kontribusi kita kepada masyarakat adalah bagian dari partisipasi dalam rencana kekal Allah.

6. Tujuan Akhir: Kemuliaan Allah dan Kesatuan dalam Kristus

a. Efesus 1:10 – Rencana Allah dalam Kristus

Dalam Efesus 1:10, Paulus menulis bahwa Allah akan “menyatukan segala sesuatu dalam Kristus, baik yang di surga maupun yang di bumi.” Tujuan akhir dari segala sesuatu adalah:

  • Semua yang terpisah oleh dosa dipersatukan kembali.

  • Semua ciptaan dipulihkan dalam Kristus.

  • Allah dimuliakan secara penuh dalam segala hal.

b. R.C. Sproul: Tidak Ada Molekul Liar

Sproul terkenal dengan kalimatnya: “Tidak ada satu molekul pun di alam semesta yang berada di luar kedaulatan Allah.” Segala sesuatu, bahkan hal terkecil, memiliki tempat dalam tatanan ilahi.

Hal ini berarti:

  • Hidup kita tidak sia-sia.

  • Pekerjaan kita tidak remeh.

  • Alam semesta tidak berjalan secara acak.

Semuanya sedang diarahkan oleh Allah menuju penggenapan rencana-Nya dalam Kristus.

7. Aplikasi Praktis

a. Kerjakan Pekerjaanmu untuk Allah

Apa pun profesimu, lakukan itu seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia (Kolose 3:23). Jadilah garam dan terang di tempat kerja. Lihat pekerjaanmu sebagai pelayanan dan penyembahan.

b. Hiduplah untuk Menyembah, Bukan Hanya Mengejar

Hidup bukan tentang mengejar kenyamanan atau kekayaan, tapi tentang mengenal dan menyembah Allah dalam setiap aspek kehidupan. Latihlah dirimu untuk menikmati Allah dalam doa, firman, dan pelayanan.

c. Pedulilah terhadap Ciptaan

Jika alam semesta adalah teater kemuliaan Allah, maka merusaknya berarti menodai panggung penyembahan. Reformed theology mengajarkan tanggung jawab ekologis yang benar.

d. Pegang Harapan Eskatologis

Tujuan akhir hidup kita bukan di dunia ini. Kita menantikan langit dan bumi yang baru, di mana kemuliaan Allah akan memenuhi seluruh ciptaan (Why 21:1-5).

8. Kesimpulan: Semua untuk Kemuliaan Allah

Apakah tujuan dari pekerjaanmu, hidupmu, dan alam semesta? Teologi Reformed memberikan satu jawaban agung:

Soli Deo Gloria — Hanya bagi kemuliaan Allah.

Kita bekerja untuk memuliakan Allah. Kita hidup untuk menikmati Dia. Dan seluruh ciptaan bersaksi tentang kemuliaan-Nya. Segala sesuatu — dari hal terkecil dalam rutinitas sehari-hari hingga gerakan galaksi — memiliki arah dan tujuan: meninggikan Nama Allah yang Kudus.

Next Post Previous Post