4 Doa untuk Orang Sakit: Panduan Alkitabiah Menurut Teologi Reformed
.jpg)
Orang percaya tidak kebal terhadap penderitaan, termasuk sakit penyakit. Dalam banyak situasi, kita merasa tak berdaya menyaksikan orang yang kita kasihi menderita. Namun, Alkitab memberi kita penghiburan dan kekuatan melalui doa. Doa bukanlah sekadar ritual atau pengharapan kosong, melainkan sarana anugerah yang Tuhan tetapkan untuk menyatakan kuasa-Nya, termasuk dalam kesembuhan dan penghiburan.
Artikel ini akan membahas empat jenis doa untuk orang sakit, berdasarkan pengajaran Alkitab dan ditafsirkan melalui lensa teologi Reformed. Kita akan melihat bagaimana para tokoh seperti John Calvin, Charles Spurgeon, R.C. Sproul, dan John Piper memandang doa bagi orang sakit.
1. Doa Memohon Kesembuhan Fisik
Dasar Alkitabiah:
Yakobus 5:14-15 (TB):
"Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesinya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia..."
Pandangan Reformed:
John Calvin menekankan bahwa doa untuk kesembuhan bukanlah jaminan bahwa Tuhan pasti akan menyembuhkan secara fisik. Dalam Commentaries on the Catholic Epistles, Calvin menulis bahwa Tuhan mampu menyembuhkan, namun berdaulat atas jawaban-Nya. Ia berkata:
“Yakobus tidak mengajarkan bahwa semua penyakit akan disembuhkan oleh doa, tetapi bahwa doa adalah cara yang ditetapkan Tuhan untuk memohon belas kasihan-Nya.”
Dengan kata lain, kita boleh dan harus berdoa meminta kesembuhan, namun harus menyerahkannya kepada kehendak Allah. Kesembuhan bukan hasil dari “iman yang cukup besar,” tetapi hasil dari keputusan Allah yang bijaksana.
Charles Spurgeon, yang sendiri menderita banyak penyakit kronis, pernah berkata dalam khotbahnya:
“Tuhan tidak selalu menyembuhkan tubuh, tetapi Ia selalu mengobati jiwa melalui penderitaan. Namun jangan ragu memohon kesembuhan; Dia tidak terganggu oleh permohonanmu.”
Contoh Doa:
“Tuhan yang Mahakuasa, kami datang kepada-Mu memohon kesembuhan bagi [nama orang sakit]. Engkau adalah Allah yang menyembuhkan, dan kami tahu Engkau sanggup. Namun kami berserah kepada kehendak-Mu. Jika Engkau berkenan, pulihkan tubuhnya. Tetapi jika tidak, berikan kekuatan untuk menanggungnya dengan sukacita di dalam Kristus. Amin.”
2. Doa untuk Penghiburan dan Damai Sejahtera
Dasar Alkitabiah:
Filipi 4:6-7 (TB):
"Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah... akan memelihara hati dan pikiranmu..."
Pandangan Reformed:
R.C. Sproul menekankan bahwa penderitaan adalah bagian dari rencana Allah yang penuh makna. Dalam bukunya Surprised by Suffering, Sproul menulis:
“Tuhan tidak hanya mengetahui penderitaan kita; Ia yang merancangnya. Tetapi Dia tidak pernah membiarkan umat-Nya menderita tanpa maksud.”
Karena itu, doa bagi orang sakit tidak hanya tentang kesembuhan, tetapi juga penghiburan. Dalam penderitaan, Tuhan berjanji menyertai umat-Nya dan memberi damai yang melampaui akal.
John Piper dalam Desiring God berkata:
“Seringkali Tuhan memberi penghiburan, bukan dengan mengambil rasa sakit, tetapi dengan kehadiran-Nya yang nyata. Itulah jawaban doa yang lebih dalam daripada sekadar kesembuhan fisik.”
Contoh Doa:
“Ya Bapa, kami mohon penghiburan bagi [nama orang sakit]. Di tengah kelemahan dan rasa sakit, kiranya damai-Mu memenuhi hatinya. Biarlah ia tahu bahwa Engkau dekat, bahwa Ia tidak sendirian. Kuatkan imannya dan buat dia melihat kasih Kristus lebih dalam. Dalam nama Yesus. Amin.”
3. Doa untuk Pertobatan dan Pembersihan Jiwa
Dasar Alkitabiah:
Mazmur 119:67 (TB):
"Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu."
Yohanes 5:14 (TB):
"Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
Pandangan Reformed:
Penderitaan bisa menjadi sarana Tuhan untuk mendisiplinkan dan membentuk karakter rohani. Dalam Institutes of the Christian Religion, John Calvin menulis:
“Penyakit dan penderitaan seringkali adalah alat di tangan Allah untuk mengarahkan kembali umat-Nya yang telah menyimpang.”
Artinya, salah satu bentuk doa bagi orang sakit adalah mendoakan agar melalui penyakit itu, orang tersebut disadarkan dari dosa, bertobat, dan dibawa kembali ke dalam persekutuan yang manis dengan Allah.
Thomas Watson, Puritan Reformed, menulis:
“Terkadang Tuhan mengirimkan penderitaan untuk menebas akar dosa yang tersembunyi. Lebih baik sakit badan daripada sakit jiwa.”
Maka doa kita bagi orang sakit tidak boleh hanya berhenti di tubuh yang pulih, tetapi juga jiwa yang bersih dan dekat dengan Tuhan.
Contoh Doa:
“Tuhan yang kudus, jika ada dosa tersembunyi dalam hati [nama orang sakit], kiranya Engkau singkapkan. Pakailah waktu sakit ini untuk membawa dia kepada pertobatan sejati. Jangan biarkan penyakit ini menjadi sia-sia, tetapi jadikan sarana untuk memperbarui imannya dan menguduskan hidupnya. Dalam belas kasihan-Mu, Tuhan. Amin.”
4. Doa Berserah kepada Kehendak Tuhan
Dasar Alkitabiah:
Matius 6:10 (TB):
“Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”
2 Korintus 12:8-9 (TB):
"Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.’"
Pandangan Reformed:
Doa yang sejati selalu tunduk pada kehendak Allah. Bahkan Yesus pun berdoa di Taman Getsemani, “Bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang jadi” (Lukas 22:42). Dalam tradisi Reformed, kehendak Tuhan bukan hanya boleh diterima, tapi harus dirindukan karena kita percaya Allah adalah baik dan bijaksana.
John Owen, salah satu teolog Reformed klasik, menulis:
“Doa sejati bukan menundukkan Allah pada keinginan kita, tetapi menundukkan jiwa kita pada kehendak-Nya.”
Itulah sebabnya doa bagi orang sakit harus disertai kerendahan hati, berserah dan percaya bahwa apapun hasilnya, Tuhan tahu yang terbaik.
R.C. Sproul mengatakan:
“Doa adalah sarana yang ditetapkan Tuhan untuk mencurahkan kasih karunia-Nya, tetapi bukan untuk memaksa kehendak kita atas-Nya.”
Contoh Doa:
“Bapa Surgawi, Engkau tahu segalanya. Engkau tahu beratnya penderitaan ini. Namun kami berserah kepada-Mu. Jika kesembuhan bukan yang terbaik menurut hikmat-Mu, berilah kami hati yang percaya dan tetap bersyukur. Jadilah kehendak-Mu, bukan kami. Dalam nama Yesus, kami berserah. Amin.”
Kesimpulan: Doa Bagi Orang Sakit adalah Ibadah dan Tindakan Kasih
Teologi Reformed mengajarkan bahwa Allah berdaulat penuh, namun Ia memakai doa sebagai sarana untuk menyatakan kehendak-Nya. Oleh karena itu, mendoakan orang sakit bukanlah upaya sia-sia, melainkan bentuk ketaatan, kasih, dan kepercayaan kepada Tuhan yang mengasihi umat-Nya.
Empat bentuk doa yang telah kita bahas mencerminkan spektrum kebutuhan manusia dalam penderitaan:
-
Doa memohon kesembuhan fisik – karena tubuh adalah bagian dari ciptaan yang Allah perhatikan.
-
Doa untuk penghiburan dan damai – karena penderitaan seringkali lebih berat secara emosional dan spiritual.
-
Doa untuk pertobatan dan pembersihan jiwa – karena Tuhan memakai penderitaan untuk menyucikan umat-Nya.
-
Doa berserah pada kehendak Tuhan – karena kita percaya bahwa rencana Allah jauh lebih baik dari rencana kita.
Ingatlah, saat kita berdoa bagi orang yang sakit, kita bukan hanya berbicara kepada Allah demi orang lain, tetapi kita ikut serta dalam pergumulan dan beban penderitaan mereka. Dalam doa, kita menjadi saluran kasih Kristus yang hidup.
Seperti yang dikatakan John Calvin:
“Doa adalah hubungan pribadi kita dengan Allah. Dalam doa, kita belajar mempercayai-Nya lebih dalam—termasuk saat Dia tidak menjawab seperti yang kita harapkan.”