4 Kualitas Pekerjaan yang Memuliakan Allah

Pendahuluan:
Dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan sering dipandang hanya sebagai sarana mencari nafkah. Namun, dalam pandangan teologi Reformed, pekerjaan memiliki makna jauh lebih dalam — ia adalah panggilan (calling) yang kudus. Bekerja bukan hanya soal efisiensi, gaji, atau status sosial, melainkan tentang bagaimana seseorang memuliakan Allah melalui tugas sehari-hari.
Artikel ini akan mengulas empat kualitas penting pekerjaan yang memuliakan Allah menurut beberapa pemikir Reformed, beserta dasar Alkitabiahnya. Harapannya, ini membantu Anda memahami bahwa pekerjaan Anda, sekecil apa pun, bisa memiliki makna kekal.
1️⃣ Pekerjaan yang Memuliakan Allah Bersumber dari Panggilan (Calling)
John Calvin, tokoh besar Reformasi, menekankan bahwa setiap orang dipanggil Allah untuk bekerja di bidang tertentu. Bagi Calvin, tidak ada pemisahan antara pekerjaan “rohani” (seperti pendeta, misionaris) dan pekerjaan “sekuler” (seperti petani, pedagang, guru). Semua bidang bisa memuliakan Allah jika dijalankan sesuai panggilan-Nya.
Dasar Alkitab
Kolose 3:23-24 (AYT) berkata:
“Apapun juga yang kamu lakukan, kerjakanlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, karena kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima warisan sebagai upahmu. Kristus adalah Tuhan yang kamu layani.”
Calvin melihat ayat ini sebagai dasar bahwa pekerjaan sehari-hari adalah bagian dari pelayanan kepada Kristus. Dengan kata lain, Allah tidak hanya hadir di gereja, tapi juga di tempat kerja Anda.
Praktik dalam Kehidupan
Abraham Kuyper, teolog dan perdana menteri Belanda, terkenal dengan ucapannya:
“Tidak ada satu inci pun di seluruh wilayah kehidupan manusia yang tidak Kristus klaim sebagai milik-Nya.”
Artinya, pekerjaan Anda di kantor, di dapur, di sawah, atau di pabrik adalah tanah kudus, jika Anda melihatnya sebagai bagian dari panggilan Allah. Pekerjaan bukan hanya rutinitas, tapi kesempatan melayani Allah.
2️⃣ Pekerjaan yang Memuliakan Allah Dilandasi Integritas dan Kejujuran
R.C. Sproul menekankan pentingnya kekudusan Allah dalam seluruh aspek hidup, termasuk pekerjaan. Menurut Sproul, karena Allah itu kudus, maka kita sebagai gambar-Nya dipanggil untuk hidup dengan standar kekudusan, termasuk dalam cara bekerja.
Dasar Alkitab
Amsal 11:1 (TB) berkata:
“Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.”
Integritas bukan sekadar reputasi di mata manusia, tapi masalah moral di hadapan Allah. Allah memperhatikan cara kita bekerja: apakah kita jujur dalam laporan, apakah kita adil kepada bawahan, apakah kita tidak mencurangi waktu kerja.
Praktik dalam Kehidupan
Sproul sering mengingatkan bahwa “Coram Deo” — hidup di hadapan Allah — harus menjadi prinsip hidup Kristen. Artinya, kita bekerja bukan hanya saat diawasi manusia, tapi karena Allah selalu melihat. Pekerjaan yang memuliakan Allah bukan pekerjaan yang hanya terlihat baik di mata atasan, tapi pekerjaan yang benar dan jujur bahkan ketika tidak ada yang memperhatikan.
Misalnya, seorang pegawai kasir yang tidak mengurangi kembalian meski tidak ada CCTV, atau seorang guru yang tetap mempersiapkan pelajaran meski murid-muridnya sering tidak menghargai, adalah contoh-contoh nyata integritas kerja.
3️⃣ Pekerjaan yang Memuliakan Allah Menggunakan Talenta untuk Kebaikan Bersama (Common Good)
Tim Keller dalam bukunya Every Good Endeavor menulis bahwa pekerjaan yang memuliakan Allah adalah pekerjaan yang bukan hanya mencari keuntungan pribadi, tapi berkontribusi bagi kesejahteraan bersama.
Dasar Alkitab
Yeremia 29:7 (TB) berkata:
“Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”
Keller mengajak umat Kristen untuk memikirkan dampak sosial pekerjaannya. Apakah pekerjaan kita membawa kebaikan bagi orang lain? Apakah produk, layanan, atau aktivitas yang kita hasilkan menolong sesama, membangun komunitas, dan menciptakan keadilan?
Praktik dalam Kehidupan
Seorang desainer bukan hanya bekerja demi estetika atau keuntungan, tetapi menciptakan produk yang berguna dan etis. Seorang dokter bukan hanya mencari honorarium, tetapi sungguh-sungguh merawat pasien. Bahkan seorang petugas kebersihan memuliakan Allah dengan menjaga kebersihan lingkungan demi kesehatan bersama.
Menurut Keller, pekerjaan yang memuliakan Allah bukan hanya soal hasil, tapi juga soal motivasi: apakah Anda bekerja demi diri sendiri, atau demi kasih kepada Allah dan sesama?
4️⃣ Pekerjaan yang Memuliakan Allah Dilakukan dengan Kerendahan Hati dan Ketekunan
Teologi Reformed sangat menekankan doktrin dosa. Karena dunia jatuh dalam dosa, pekerjaan manusia tidak pernah sempurna. Akan ada kegagalan, frustrasi, ketidakadilan, dan penderitaan. Namun, teolog Reformed seperti Herman Bavinck mengajarkan bahwa pekerjaan tetap penting karena melalui ketekunan, Allah sedang memulihkan ciptaan-Nya.
Dasar Alkitab
Galatia 6:9 (TB) berkata:
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”
Kerendahan hati berarti menyadari keterbatasan diri, tidak sombong akan pencapaian, dan mengakui bahwa keberhasilan adalah anugerah Allah. Ketekunan berarti terus bekerja dengan setia meski hasil tidak selalu sesuai harapan.
Praktik dalam Kehidupan
Di tempat kerja, kadang Anda merasa pekerjaan sia-sia atau diabaikan. Namun, dalam iman Reformed, setiap upaya baik, meskipun tampak kecil, memiliki makna di hadapan Allah.
Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang setiap hari mencuci pakaian, memasak, dan mendidik anak mungkin tidak mendapat pujian publik. Namun, pekerjaan itu tetap bernilai kekal karena ia dilakukan sebagai bentuk kasih kepada keluarga dan kesetiaan kepada Allah.
Mengapa Empat Kualitas Ini Penting?
Mengapa kita harus memperhatikan empat kualitas ini?
Karena, menurut pandangan Reformed, seluruh hidup adalah ibadah. Roma 12:1 berkata bahwa kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah — ini adalah ibadah kita yang sejati. Jadi, bukan hanya aktivitas di gereja yang dianggap rohani, tetapi juga aktivitas di kantor, di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
Tiga Dampak Utama:
-
Membawa damai sejahtera (shalom) dalam dunia yang rusak.
Melalui pekerjaan yang baik, Anda ikut memulihkan sebagian dari kehancuran dunia akibat dosa. -
Mendewasakan karakter rohani.
Pekerjaan sering menjadi tempat Allah membentuk kesabaran, kerendahan hati, keberanian, dan kasih kita. -
Menjadi kesaksian bagi dunia.
Ketika orang lain melihat integritas, kasih, dan ketekunan Anda, mereka melihat cermin kecil dari kasih Allah.
Tips Praktis: Bagaimana Menerapkan Prinsip Ini?
✅ Refleksikan panggilan Anda.
Mintalah Allah menunjukkan mengapa Anda ditempatkan di pekerjaan Anda sekarang. Apa peran Anda dalam rencana-Nya?
✅ Berdoalah setiap hari untuk pekerjaan Anda.
Jangan hanya berdoa saat menghadapi masalah besar, tapi mintalah hikmat Allah untuk setiap hari kerja Anda.
✅ Periksa motivasi hati.
Apakah Anda bekerja demi Kristus, atau demi gengsi, uang, atau pengakuan? Minta Roh Kudus memurnikan motivasi Anda.
✅ Bangun kebiasaan kerja yang jujur.
Latih diri Anda untuk bekerja dengan disiplin, walau tanpa pengawasan, karena Anda tahu Allah selalu melihat.
✅ Carilah kesempatan untuk memberkati sesama.
Pikirkan: siapa yang bisa Anda tolong, ajari, atau dorong hari ini melalui pekerjaan Anda?
Kesimpulan
Pekerjaan yang memuliakan Allah bukanlah soal status, gaji, atau posisi, tapi soal hati dan kesetiaan. Dengan memahami empat kualitas ini — panggilan, integritas, kebaikan bersama, dan kerendahan hati — kita diingatkan bahwa pekerjaan sehari-hari adalah bagian dari ibadah kepada Allah.
Pandangan teologi Reformed memberikan fondasi kuat bagi setiap orang percaya untuk bekerja dengan makna, tujuan, dan pengharapan. Di tengah dunia yang sering memisahkan “rohani” dan “sekuler,” iman Reformed menyatukan keduanya dalam Kristus.