A Washed Pig Returns to the Mire
.jpg)
Refleksi Teologi Reformed tentang Kepalsuan Iman dan Natur Manusia yang Belum Diperbarui
“Anjing kembali ke muntahnya, dan babi yang sudah mandi kembali lagi ke kubangan lumpurnya.”— 2 Petrus 2:22 (TB)
Pendahuluan: Mengapa Babi Kembali ke Lumpur?
Ungkapan "A washed pig returns to the mire"—yang diambil dari 2 Petrus 2:22—merupakan peringatan keras mengenai realitas iman yang palsu. Dalam teologi Reformed, ini bukan sekadar sindiran terhadap kelakuan moral seseorang, melainkan penjelasan tentang natur manusia yang belum mengalami kelahiran baru. Secara lahiriah seseorang bisa tampak bersih, saleh, dan bahkan aktif secara religius, namun tanpa perubahan hati oleh Roh Kudus, ia akan kembali kepada dosanya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas makna 2 Petrus 2:22 dalam terang teologi Reformed, berdasarkan pendapat para teolog seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Herman Bavinck, Louis Berkhof, R.C. Sproul, dan Sinclair Ferguson. Fokus kita adalah pada tema natur lama vs natur baru, iman sejati vs iman palsu, dan pentingnya kelahiran baru sebagai dasar keselamatan sejati.
I. Makna Konteks 2 Petrus 2:22
A. Surat 2 Petrus dan Peringatan terhadap Guru Palsu
Pasal 2 dalam 2 Petrus secara keseluruhan merupakan peringatan terhadap guru-guru palsu yang:
-
Menyesatkan banyak orang (ay. 2)
-
Memperalat umat Allah dengan kata-kata palsu (ay. 3)
-
Hidup dalam hawa nafsu dan keserakahan (ay. 10–19)
B. Metafora: Anjing dan Babi
Metafora anjing kembali ke muntah dan babi kembali ke lumpur menggambarkan seseorang yang:
-
Mungkin telah mengalami reformasi lahiriah
-
Tetapi tidak pernah mengalami transformasi rohani sejati
John Calvin menjelaskan bahwa:
“Mereka yang tidak diperbarui oleh Roh Kudus akan selalu kembali ke jalan yang jahat, walau untuk sesaat tampak telah berubah.”
II. Natur Manusia Menurut Teologi Reformed
A. Total Depravity (Kerusakan Total)
Teologi Reformed mengajarkan bahwa sejak kejatuhan, manusia:
-
Tidak memiliki kemampuan untuk mencari Allah (Roma 3:11)
-
Telah mati secara rohani (Efesus 2:1)
-
Selalu condong pada dosa
Herman Bavinck menyatakan:
“Dosa telah merusak setiap aspek natur manusia, bukan hanya tindakannya, tapi juga keinginannya dan pikirannya.”
B. Pembersihan Luar Bukan Transformasi Dalam
Seseorang bisa:
-
Mengikuti ibadah
-
Menjauhi dosa besar
-
Terlihat baik secara moral
Namun jika natur lamanya belum disalibkan, maka dia tetap babi di hati, meski tampak seperti domba.
III. Natur Lama vs Natur Baru
A. Apa Itu Natur Baru?
Natur baru adalah hasil dari kelahiran baru (regenerasi), yang hanya bisa dilakukan oleh Roh Kudus (Yohanes 3:3–5). Ini adalah dasar dari:
-
Perubahan hati (Yehezkiel 36:26)
-
Keinginan baru yang mencintai Allah dan kebenaran
-
Kemampuan sejati untuk bertobat dan percaya kepada Kristus
Louis Berkhof menyebut bahwa:
“Natur baru bukan perbaikan dari natur lama, tetapi penciptaan baru secara radikal.”
B. Tanpa Natur Baru, Pembersihan Tidak Bertahan
Babi yang dimandikan tetap babi. Begitu juga, orang yang tidak diperbarui akan kembali ke lumpur dosanya, entah cepat atau lambat.
Jonathan Edwards mengatakan bahwa:
“Seorang munafik bisa tampak rohani untuk waktu tertentu, tetapi akhirnya akan kembali ke sumber kesukaannya—dosa.”
IV. Iman Sejati vs Iman Palsu
A. Ciri-Ciri Iman Palsu
-
Hanya tertarik pada manfaat Injil, bukan Pribadi Kristus
-
Tidak bertahan dalam penderitaan (Matius 13:20–21)
-
Tidak menghasilkan buah pertobatan sejati
-
Tidak mencintai kekudusan
B. Iman Sejati Mengubah Hati dan Arah Hidup
Iman sejati tidak hanya mengaku percaya, tetapi:
-
Memiliki kasih kepada Allah
-
Membenci dosa
-
Berjuang dalam pengudusan
-
Bertahan dalam iman hingga akhir
R.C. Sproul menegaskan bahwa:
“Tanda utama dari iman sejati adalah ketekunan. Orang pilihan tidak hanya percaya, tetapi juga bertahan dalam iman.”
V. Peringatan terhadap Keselamatan Semu
A. Bisa Aktif di Gereja, Tapi Tidak Lahir Baru
Seseorang bisa:
-
Rajin beribadah
-
Terlibat dalam pelayanan
-
Menerima sakramen
Namun tetap tidak selamat, jika tidak ada kelahiran baru yang menghasilkan pertobatan sejati dan iman yang hidup.
B. Yesus Menyebut Mereka “Aku Tidak Mengenal Kamu”
Matius 7:21–23 memperingatkan bahwa ada orang yang:
-
Bernubuat
-
Mengusir setan
-
Melakukan mujizat
Tapi akan mendengar: “Aku tidak pernah mengenal kamu.” Ini adalah tragedi dari iman palsu.
VI. Mengapa Babi Kembali ke Lumpur?
A. Karena Sifat Alaminya Belum Berubah
Babi suka lumpur bukan karena dia belum mandi, tetapi karena itulah sifatnya. Mandi hanya membersihkan luar, tapi tidak mengubah natur.
John Owen menulis:
“Natur manusia akan selalu kembali ke dosa, kecuali diperbarui oleh Roh.”
B. Tanpa Roh Kudus, Tidak Ada Ketekunan
Hanya Roh Kudus yang:
-
Memberi hati baru
-
Menahan kita dari pencobaan
-
Menumbuhkan kasih kepada kekudusan
VII. Tanggung Jawab Gereja: Membedakan dan Mendidik
A. Pengajaran yang Menekankan Kelahiran Baru
Gereja harus:
-
Tidak hanya mengajarkan moralitas, tetapi transformasi hati
-
Mengarahkan jemaat kepada pertobatan dan iman sejati, bukan sekadar aktivitas keagamaan
B. Disiplin Gereja sebagai Perlindungan
Ketika seseorang hidup dalam dosa secara terus-menerus, disiplin gereja adalah tindakan kasih untuk memperingatkan dan membawa pada pertobatan sejati (Matius 18:15–17).
VIII. Apakah Orang Beriman Sejati Bisa “Kembali ke Lumpur”?
A. Tidak. Tetapi Mereka Bisa Jatuh untuk Sementara
Orang percaya sejati tidak bisa murtad secara final, karena:
-
Mereka dipilih oleh Allah (Efesus 1:4)
-
Disegel oleh Roh Kudus (Efesus 1:13)
-
Dijaga oleh kuasa Allah (1 Petrus 1:5)
Namun mereka bisa jatuh dalam dosa, tetapi akan dipulihkan melalui pertobatan.
B. Orang yang Kembali dan Tidak Bertobat Tidak Pernah Lahir Baru
1 Yohanes 2:19:
“Mereka keluar dari antara kita, tetapi mereka sebenarnya tidak termasuk pada kita...”
IX. Aplikasi Rohani: Menguji Diri dan Berharap pada Anugerah
A. Uji Dirimu: Apakah Aku Lahir Baru?
2 Korintus 13:5 menyuruh kita menguji diri apakah kita benar-benar dalam iman. Pertanyaannya bukan: Apakah aku aktif? Tapi:
-
Apakah aku mencintai Kristus?
-
Apakah aku berperang melawan dosa?
-
Apakah aku bertahan dalam kesetiaan?
B. Berdoa untuk Hati yang Baru
Jika kita sadar bahwa hidup kita hanya seperti babi yang dimandikan, minta Roh Kudus mengubah hati, bukan sekadar perilaku.
John Calvin menyimpulkan:
“Kita tidak bisa mengubah diri kita, tetapi Allah sanggup menciptakan hati yang baru bagi mereka yang berseru kepada-Nya.”
Kesimpulan: Anjing dan Babi Tidak Perlu Diperindah, Mereka Perlu Diperbarui
“A washed pig returns to the mire” bukan sekadar peringatan moral, melainkan indikasi natur yang tidak pernah mengalami kelahiran baru. Dalam terang teologi Reformed, ini mengingatkan kita bahwa:
-
Keselamatan bukan soal perubahan luar, tapi kelahiran baru oleh Roh Kudus
-
Iman palsu akan jatuh dan tetap jatuh
-
Iman sejati akan bertahan karena dijaga oleh Allah
“Jika ada orang di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
— 2 Korintus 5:17