Allah Memperhatikan Cara Kita Bekerja

Pendahuluan
Dalam kehidupan modern, pekerjaan sering dianggap sekadar alat untuk mencari nafkah atau mencapai prestise. Namun, dalam perspektif teologi Reformed, pekerjaan memiliki makna yang jauh lebih dalam. Allah tidak hanya memperhatikan hasil akhir pekerjaan kita, tetapi juga cara kita bekerja: motivasi hati, integritas, ketekunan, dan kesaksian hidup kita di tempat kerja.
Artikel ini akan mengulas pemikiran para pakar teologi Reformed seperti John Calvin, Abraham Kuyper, Herman Bavinck, dan Tim Keller mengenai bagaimana Allah memperhatikan cara kita bekerja. Kita akan membahas dasar Alkitab, prinsip-prinsip teologi Reformed, tantangan praktis di dunia kerja, serta aplikasi rohani yang relevan bagi kehidupan Kristen saat ini.
Bagian 1: Dasar Alkitabiah — Allah Peduli pada Cara Kita Bekerja
1. Allah Sebagai Pekerja
Kitab Kejadian menampilkan Allah sebagai Pencipta yang bekerja:
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)
Allah bekerja dengan keteraturan, hikmat, dan kesempurnaan. Sebagai gambar-Nya (imago Dei), manusia dipanggil meniru karakter ini.
2. Mandat Budaya
Kejadian 1:28 memberi mandat budaya:
“Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu; berkuasalah...”
Pekerjaan bukan sekadar aktivitas, tetapi panggilan untuk mengelola ciptaan Allah dengan setia. Ini berarti cara kita bekerja mencerminkan sikap kita kepada Allah.
3. Pekerjaan Sebagai Ibadah
Kolose 3:23:
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Paulus menegaskan bahwa Allah memperhatikan bukan hanya hasil pekerjaan, tetapi juga hati dan motivasi di baliknya.
Bagian 2: Pandangan Para Teolog Reformed
A. John Calvin: Pekerjaan adalah Panggilan Suci
Calvin mengajarkan konsep vocation (panggilan), bahwa semua pekerjaan yang sah adalah panggilan dari Allah, bukan hanya pelayanan rohani:
“Tidak ada pekerjaan yang begitu hina sehingga tidak bersinar di hadapan Allah.”
Bagi Calvin, Allah memperhatikan apakah kita bekerja dengan setia, bukan hanya hasil atau posisi kita.
B. Abraham Kuyper: Kristus adalah Raja atas Semua
Kuyper terkenal dengan ucapannya:
“Tidak ada satu inci pun dalam hidup ini yang Kristus tidak klaim sebagai milik-Nya.”
Artinya, tidak ada pemisahan antara “kerja rohani” dan “kerja sekuler.” Allah memperhatikan cara kita bekerja di semua bidang karena seluruh hidup adalah wilayah Kristus.
C. Herman Bavinck: Kerja dalam Rencana Penebusan
Bavinck melihat pekerjaan manusia sebagai bagian dari pemulihan ciptaan melalui Kristus:
“Penebusan mencakup seluruh ciptaan, termasuk aktivitas kerja manusia.”
Cara kita bekerja mencerminkan partisipasi kita dalam karya pemulihan Allah.
D. Tim Keller: Kerja sebagai Salah Satu Bentuk Pelayanan
Dalam Every Good Endeavor, Keller menulis:
“Pekerjaan adalah salah satu cara utama kita melayani Allah dan sesama.”
Keller menekankan pentingnya bekerja dengan integritas, bukan hanya untuk mendapat gaji atau pengakuan, karena Allah memperhatikan setiap detail pekerjaan kita.
Bagian 3: Allah Memperhatikan Aspek-aspek Spesifik dalam Cara Kita Bekerja
1. Motivasi Hati
Yeremia 17:10:
“Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin.”
Allah memperhatikan mengapa kita bekerja: apakah untuk kemuliaan-Nya atau hanya demi ambisi pribadi?
2. Integritas dan Kejujuran
Amsal 11:1:
“Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.”
Allah peduli pada kejujuran kita di tempat kerja, baik dalam hal waktu, uang, maupun tanggung jawab.
3. Kerajinan dan Kesetiaan
Amsal 22:29:
“Jika engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya, di hadapan raja-raja ia akan berdiri.”
Allah memperhatikan ketekunan kita, bukan sekadar hasil akhir.
4. Bagaimana Kita Memperlakukan Sesama
Matius 7:12:
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”
Allah memperhatikan apakah kita memuliakan Dia melalui cara kita memperlakukan rekan kerja, bawahan, atau atasan.
Bagian 4: Tantangan Praktis di Dunia Kerja
1. Godaan Profesionalisme
Di zaman modern, sering muncul godaan untuk bekerja demi prestise, jabatan, atau kekayaan semata. Allah memperhatikan apakah kita menjaga motivasi hati kita tetap murni.
2. Tekanan Etika
Banyak pekerjaan menghadirkan dilema etis: manipulasi data, kebohongan kecil, korupsi tersembunyi. Teologi Reformed mengingatkan bahwa Allah melihat semuanya, bahkan yang tersembunyi.
3. Keseimbangan Hidup
Bekerja terlalu berlebihan (workaholism) dapat menjadi berhala. Allah memperhatikan apakah kita menjaga keseimbangan, termasuk merawat keluarga dan kehidupan rohani.
Bagian 5: Prinsip-prinsip Teologi Reformed untuk Bekerja dengan Benar
1. Semua untuk Kemuliaan Allah
1 Korintus 10:31:
“Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
2. Kerja adalah Panggilan, Bukan Identitas
Identitas kita ada dalam Kristus, bukan pekerjaan kita. Ini membebaskan kita dari tekanan membuktikan diri melalui prestasi.
3. Kesetiaan Lebih Penting dari Keberhasilan
Allah memanggil kita untuk setia, bukan sekadar sukses secara duniawi.
4. Kerja Sebagai Bagian dari Kasih kepada Sesama
Melalui pekerjaan, kita menyediakan barang dan jasa, mendukung masyarakat, dan memberkati sesama.
Bagian 6: Dampak Rohani dan Kesaksian di Tempat Kerja
1. Menjadi Terang dan Garam
Matius 5:16:
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Cara kita bekerja menjadi kesaksian bagi dunia.
2. Menghadirkan Kerajaan Allah
Setiap bidang pekerjaan adalah kesempatan menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah: keadilan, kasih, kemurahan hati.
3. Melawan Dosa Struktural
Kuyper dan Bavinck mengingatkan bahwa pekerjaan Kristen juga harus terlibat dalam memperbaiki struktur sosial yang rusak, bukan hanya bekerja demi diri sendiri.
Kesimpulan
Dalam pandangan teologi Reformed, Allah memperhatikan bukan hanya apa yang kita kerjakan, tetapi bagaimana kita mengerjakannya. Pekerjaan adalah panggilan suci, bagian dari ibadah, dan kesempatan untuk memuliakan Allah serta melayani sesama. Dengan menyadari hal ini, kita dipanggil untuk:
-
Memurnikan motivasi hati.
-
Menjaga integritas.
-
Bekerja dengan setia, bukan hanya demi hasil.
-
Menjadi kesaksian di tengah dunia kerja.
Allah tidak hanya tertarik pada hasil laporan, target, atau bonus; Dia tertarik pada hati kita. Mari kita bekerja dengan penuh syukur, integritas, dan ketekunan, menyadari bahwa Allah memperhatikan setiap langkah kita.