Allah Sumber Pertolongan Sejati

 

Allah Sumber Pertolongan Sejati

Pendahuluan

Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, kesulitan hidup, dan pencobaan yang tak henti, pertanyaan tentang dari mana datangnya pertolongan menjadi semakin relevan. Mazmur 121:1-2 menyatakan, “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” Ini bukan sekadar seruan emosional, melainkan deklarasi iman yang mengakar dalam pengenalan akan Allah.

Teologi Reformed memandang pertolongan Tuhan bukan sebagai tindakan reaktif terhadap penderitaan manusia, melainkan sebagai bagian dari rencana kekal Allah yang berdaulat. Dalam artikel ini, kita akan membahas topik "Dari Tuhan Datang Pertolongan" berdasarkan prinsip teologi Reformed, merujuk pada Alkitab dan pendapat para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, Cornelius Van Til, dan lainnya.

I. Dasar Alkitabiah: Mazmur 121 dan Pertolongan Ilahi

Mazmur 121 merupakan bagian dari Nyanyian Ziarah, digunakan umat Israel saat bepergian ke Yerusalem. Mazmur ini mengungkapkan pengakuan iman: bahwa pertolongan sejati hanya datang dari Tuhan. Frasa "Yang menjadikan langit dan bumi" menunjukkan keagungan Allah sebagai Pencipta, yang memiliki kuasa atas segala ciptaan dan karena itu layak menjadi sumber pertolongan.

Dalam pemahaman Reformed, setiap tindakan Allah dalam sejarah adalah bagian dari kehendak-Nya yang kekal (Efesus 1:11). Pertolongan-Nya tidak bersifat acak, tetapi merupakan manifestasi dari kasih karunia yang aktif bekerja dalam kehidupan umat-Nya.

R.C. Sproul menyatakan: “Tidak ada satu molekul pun di alam semesta ini yang berada di luar kendali Allah. Jika ada satu pun, maka Dia bukan Allah.”

Dengan demikian, jika Tuhan berdaulat atas segalanya, maka pertolongan-Nya bukan hanya mungkin, tetapi pasti dan dapat diandalkan.

II. Allah yang Berdaulat: Sumber Segala Pertolongan

Salah satu doktrin utama dalam teologi Reformed adalah kedaulatan Allah (divine sovereignty). Allah memerintah atas seluruh ciptaan, baik hal-hal besar seperti bangsa-bangsa maupun hal-hal kecil seperti jatuhnya sehelai rambut (Matius 10:30).

John Calvin dan Providensia Allah

John Calvin, dalam karyanya Institutes of the Christian Religion, menjelaskan bahwa providensia Allah adalah tangan ilahi yang mengatur segala hal demi kebaikan umat-Nya.

Calvin menulis: “Allah memelihara dunia dan seluruh isinya dengan tangan-Nya yang tak terlihat, mengatur segala sesuatu hingga tidak ada satu pun yang terjadi secara kebetulan.”

Jika Allah benar-benar mengatur segala hal, maka pertolongan yang kita terima adalah bagian dari rencana tersebut, bukan hasil kebetulan atau usaha manusia semata.

III. Penderitaan dan Pertolongan dalam Rencana Allah

Dalam kehidupan ini, penderitaan sering menjadi bagian dari perjalanan iman. Namun, dalam teologi Reformed, penderitaan bukanlah tanda bahwa Allah meninggalkan umat-Nya, melainkan sarana pertumbuhan rohani dan pemurnian iman.

R.C. Sproul: Penderitaan dan Kemuliaan Allah

R.C. Sproul menekankan bahwa penderitaan yang kita alami bukan tanpa tujuan. Allah sering kali menggunakan penderitaan untuk menyatakan pertolongan-Nya yang sejati.

Sproul mengatakan: “Ketika kita menderita, kita belajar tentang kedaulatan dan kasih Allah lebih dalam. Dalam penderitaanlah, kita menemukan pertolongan yang tidak dapat diberikan dunia ini.”

Penderitaan memperlihatkan kelemahan kita dan memperbesar keagungan kasih karunia Tuhan. Seperti yang Paulus katakan dalam 2 Korintus 12:9: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”

IV. Yesus Kristus: Pertolongan Tertinggi dari Allah

Pusat dari seluruh rencana penyelamatan dan pertolongan Allah adalah Yesus Kristus. Dalam diri Kristus, kita melihat pertolongan Allah yang nyata — tidak hanya secara jasmani, tetapi secara rohani dan kekal.

Penebusan sebagai Pertolongan Sejati

Pertolongan terbesar bukanlah dalam bentuk kesembuhan, kelimpahan materi, atau keselamatan dari bahaya duniawi. Pertolongan terbesar adalah penebusan dari dosa dan kematian kekal, yang hanya bisa dilakukan oleh Kristus di kayu salib.

Michael Horton, teolog Reformed kontemporer, menyatakan: “Kristus bukan hanya menunjukkan kasih Allah; Dia adalah kasih Allah yang menyelamatkan, kasih yang mengambil rupa manusia dan mati menggantikan umat-Nya.”

V. Roh Kudus: Penolong yang Dijanjikan

Selain karya Kristus yang sudah selesai, pertolongan Allah terus berlanjut melalui karya Roh Kudus. Dalam Yohanes 14:16, Yesus menyebut Roh Kudus sebagai Penolong (Parakletos) yang akan tinggal bersama orang percaya.

Cornelius Van Til: Peran Roh Kudus dalam Pemahaman Kebenaran

Van Til menekankan pentingnya Roh Kudus dalam menyatakan pertolongan Allah dalam bentuk pencerahan hati dan pembaharuan pikiran. Tanpa Roh Kudus, manusia tidak akan bisa melihat pertolongan Allah, sekalipun pertolongan itu hadir nyata.

VI. Doa: Sarana Mendapatkan Pertolongan

Teologi Reformed menekankan bahwa Allah telah menetapkan tujuan dan sarana. Salah satu sarana utama untuk menerima pertolongan adalah doa.

John Calvin berkata: “Doa adalah nafas kehidupan rohani. Melalui doa, kita bukan hanya menyatakan kebutuhan kita kepada Allah, tetapi juga memurnikan keinginan kita sesuai kehendak-Nya.”

Doa bukan untuk mengubah pikiran Allah, tetapi untuk menyelaraskan hati kita dengan kehendak-Nya dan menerima pertolongan yang telah Dia sediakan.

VII. Pertolongan dalam Komunitas Tubuh Kristus

Pertolongan Allah juga sering datang melalui sesama anggota tubuh Kristus. Gereja adalah alat Allah untuk menguatkan, menegur, dan menolong umat-Nya.

Tim Keller, dalam bukunya "Walking with God through Pain and Suffering", menyebut gereja sebagai komunitas yang diciptakan Allah untuk menjadi "perpanjangan tangan kasih karunia-Nya" dalam dunia yang rusak ini.

VIII. Kesaksian Iman: Hidup dalam Kebergantungan pada Pertolongan Tuhan

Orang percaya dipanggil untuk hidup dengan keyakinan bahwa pertolongan mereka datang dari Tuhan. Hidup seperti ini bukan hidup pasif, melainkan aktif mencari kehendak Tuhan dan percaya penuh pada penyertaan-Nya.

Dalam Roma 8:28, Paulus menegaskan: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia...” Ayat ini meneguhkan bahwa dalam semua situasi, pertolongan Tuhan tetap bekerja meski terkadang tersembunyi dari pandangan manusia.

IX. Aplikasi Praktis: Menghadapi Hidup dengan Perspektif Teologi Reformed

  1. Percaya pada Kedaulatan Allah: Ketika badai datang, pegang teguh bahwa tidak ada yang terjadi tanpa izin-Nya.

  2. Berdoa dengan Ketekunan: Gunakan sarana doa untuk berserah dan memohon pertolongan Tuhan.

  3. Membaca dan Merenungkan Firman Tuhan: Melalui firman, kita dikuatkan dan diteguhkan bahwa pertolongan Tuhan nyata.

  4. Terlibat dalam Komunitas Iman: Jangan jalan sendiri, tapi hadir dan melayani dalam komunitas tubuh Kristus.

  5. Menanti dengan Pengharapan: Pertolongan Tuhan tidak selalu datang secara instan, tetapi Dia tidak pernah terlambat.

Kesimpulan

Pertolongan sejati datang dari Tuhan — bukan dari kekuatan sendiri, bukan dari dunia, bukan dari manusia. Teologi Reformed menekankan bahwa pertolongan Allah adalah bagian dari rencana kekal yang berakar dalam kasih karunia dan kedaulatan-Nya. Baik melalui penderitaan, doa, karya Kristus, atau Roh Kudus, Tuhan menyatakan pertolongan-Nya kepada umat-Nya dengan sempurna.

Kiranya kita semua dapat berkata seperti pemazmur, dengan iman yang kokoh:

"Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." (Mazmur 121:2)

Next Post Previous Post