Bekerja dan Mengungkapkan Siapa Kita

Bekerja dan Mengungkapkan Siapa Kita

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan sering dipandang sekadar sebagai kewajiban untuk mencari nafkah atau memenuhi kebutuhan hidup. Namun, dalam terang iman Kristen, terutama menurut teologi Reformed, pekerjaan memiliki makna yang jauh lebih dalam. Cara kita bekerja mencerminkan siapa diri kita sebenarnya.

Artikel ini akan membahas topik “How We Work Reveals Who We Are” (Bagaimana Kita Bekerja Mengungkapkan Siapa Kita), berdasarkan pendapat para pakar teologi Reformed. Kita akan mengulas dasar Alkitab, makna teologis, aplikasi praktis, dan dampaknya dalam kehidupan pribadi maupun komunitas.

Dasar Alkitab tentang Pekerjaan

Teologi Reformed selalu mendasarkan ajarannya pada Alkitab. Dari Kitab Kejadian, kita melihat bahwa pekerjaan adalah bagian dari ciptaan Allah:

“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” (Kejadian 2:15)

John Calvin menekankan bahwa pekerjaan bukan hukuman akibat dosa, tetapi mandat Allah bagi manusia sebagai gambar-Nya. Bahkan sebelum kejatuhan, manusia sudah dipanggil untuk bekerja.

Setelah kejatuhan, pekerjaan menjadi lebih sulit dan penuh tantangan (Kejadian 3:17-19), tetapi mandat untuk bekerja tetap berlaku. Paulus mengingatkan:

“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23)

Dengan kata lain, cara kita bekerja mencerminkan iman kita kepada Allah.

Makna Pekerjaan Menurut Teologi Reformed

1. Pekerjaan sebagai Panggilan (Vocation)

Salah satu kontribusi besar Reformasi adalah pemahaman bahwa semua pekerjaan, bukan hanya pekerjaan gerejawi, adalah panggilan kudus. Martin Luther menghapus batas antara pekerjaan “rohani” (seperti pendeta) dan pekerjaan “biasa” (seperti petani atau pedagang). Herman Bavinck menulis bahwa setiap bidang kehidupan adalah arena untuk memuliakan Allah.

Michael Horton menambahkan bahwa panggilan bukan sekadar soal profesi, tetapi soal bagaimana kita hidup setia kepada Allah dalam peran dan tanggung jawab kita sehari-hari.

2. Pekerjaan Sebagai Pelayanan

Sinclair Ferguson menekankan bahwa cara kita bekerja harus mencerminkan hati seorang hamba:

  • Melayani Allah, bukan hanya atasan atau klien.

  • Mencari kebaikan bagi sesama, bukan hanya keuntungan pribadi.

  • Menjaga integritas, bahkan ketika tidak ada yang melihat.

Pekerjaan menjadi wadah di mana kasih, keadilan, dan belas kasihan Allah dinyatakan secara praktis.

3. Pekerjaan Sebagai Ibadah

Louis Berkhof melihat bahwa seluruh hidup orang percaya, termasuk pekerjaan sehari-hari, adalah korban syukur yang hidup (Roma 12:1). Tidak ada pemisahan antara yang kudus dan sekuler. Cara kita bekerja mengungkapkan apakah hati kita sungguh tertuju kepada Allah atau kepada berhala-berhala seperti uang, status, dan pengakuan.

Bagaimana Cara Kita Bekerja Mengungkapkan Siapa Kita?

A. Motivasi: Siapa yang Kita Layani?

Pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah: untuk siapa saya bekerja?

  • Jika motivasi utama kita adalah uang, mungkin hati kita dikuasai oleh materialisme.

  • Jika motivasi utama kita adalah pengakuan, mungkin hati kita dikuasai oleh kesombongan.

  • Jika motivasi utama kita adalah melayani Allah, maka pekerjaan kita menjadi tindakan ibadah.

John Calvin mengingatkan bahwa manusia cenderung menciptakan “berhala-berhala hati”. Cara kita bekerja bisa mengungkapkan siapa atau apa yang menjadi pusat hidup kita.

B. Karakter: Seperti Apa Kita Ketika Tidak Ada yang Melihat?

Integritas adalah salah satu tema utama dalam etika Reformed. Michael Horton menulis bahwa kejujuran dalam pekerjaan bukan soal citra, tetapi soal karakter.

  • Apakah kita bekerja dengan jujur, bahkan ketika tidak ada yang mengawasi?

  • Apakah kita tetap rajin ketika tugas terasa membosankan?

  • Apakah kita tetap menjaga kualitas, meski tidak ada imbalan tambahan?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan siapa diri kita sebenarnya.

C. Hubungan: Bagaimana Kita Memperlakukan Orang Lain?

Cara kita bekerja juga terlihat dalam relasi:

  • Apakah kita memanfaatkan rekan kerja untuk keuntungan pribadi?

  • Apakah kita siap menolong mereka yang tertinggal?

  • Apakah kita menghormati atasan dan bawahan?

Herman Bavinck menegaskan bahwa relasi manusia dalam pekerjaan adalah cermin dari kasih Allah. Hubungan yang rusak dalam pekerjaan sering mencerminkan hati yang jauh dari kasih karunia.

Penerapan Praktis: Bekerja dalam Terang Injil

1. Kerjakan dengan Sepenuh Hati

Kolose 3:23 memanggil kita untuk bekerja seolah-olah untuk Tuhan. Ini berarti memberikan yang terbaik, bukan asal-asalan.
Sinclair Ferguson menekankan pentingnya excellence (keunggulan) dalam pekerjaan, bukan untuk kesombongan, tetapi sebagai bentuk penghormatan kepada Allah.

2. Jaga Integritas

Dalam dunia yang penuh kompromi, orang Kristen dipanggil untuk memegang teguh kebenaran. Ini berarti:

  • Tidak berbohong atau memanipulasi.

  • Tidak korupsi, meski peluang terbuka.

  • Tidak menghalalkan segala cara demi hasil.

Louis Berkhof menyebut integritas sebagai buah nyata dari pertobatan sejati.

3. Lihat Pekerjaan Sebagai Bagian dari Misi Allah

Michael Horton mengingatkan bahwa pekerjaan bukan hanya soal diri sendiri.

  • Pekerjaan kita bisa menjadi berkat bagi orang lain.

  • Pekerjaan kita bisa membuka kesempatan untuk bersaksi.

  • Pekerjaan kita bisa memuliakan Allah, bahkan jika tampaknya kecil dan sederhana.

Tantangan dan Godaan

Dalam dunia modern, ada beberapa tantangan besar yang perlu diwaspadai:

  • Perfeksionisme: bekerja terlalu keras untuk membuktikan diri.

  • Kultus kesibukan: mengukur nilai diri dari produktivitas.

  • Pemisahan rohani-sekuler: menganggap pekerjaan hanya sebagai kewajiban duniawi, bukan bagian dari kehidupan iman.

Teologi Reformed mengajak kita untuk menjaga keseimbangan: bekerja dengan sungguh-sungguh, tetapi tetap mengandalkan anugerah Allah, bukan kekuatan sendiri.

Dampak dalam Kehidupan Gereja

Cara anggota gereja bekerja di luar gereja memiliki dampak besar:

  • Membangun kesaksian gereja di masyarakat.

  • Membentuk komunitas yang penuh integritas.

  • Membantu mendanai dan mendukung pelayanan.

Gereja dipanggil untuk:

  • Mendorong anggotanya melihat pekerjaan sebagai panggilan.

  • Memberikan pengajaran tentang etika kerja Kristen.

  • Mendoakan dan mendukung mereka yang bekerja di medan sulit.

Kesimpulan

“Bagaimana kita bekerja mengungkapkan siapa kita” bukan hanya slogan motivasi, tetapi kebenaran teologis yang mendalam. Dalam pandangan teologi Reformed:

  • Pekerjaan adalah panggilan kudus dari Allah.

  • Cara kita bekerja mencerminkan iman, karakter, dan kasih kita.

  • Bekerja dengan setia adalah salah satu cara utama kita memuliakan Allah.

Sebagai orang percaya, mari kita bekerja bukan untuk menyenangkan manusia, tetapi untuk menyenangkan Tuhan yang memanggil dan memelihara kita.

Next Post Previous Post