Kemerdekaan dalam Kristus: Layanan dalam Kasih – Galatia 5:13

“Saudara-saudara, kamu telah dipanggil untuk menjadi merdeka. Akan tetapi, jangan pergunakan kemerdekaanmu itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam daging, melainkan layanilah seorang terhadap yang lain dengan kasih.”— Galatia 5:13 (AYT)
Pendahuluan: Kemerdekaan yang Disalahpahami
Konsep kemerdekaan adalah pusat dari banyak diskusi dalam teologi Kristen. Namun, sering kali, kemerdekaan dipahami secara salah sebagai kebebasan untuk melakukan apa yang kita inginkan. Dalam Galatia 5:13, Rasul Paulus mengingatkan gereja di Galatia—dan kita hari ini—bahwa kemerdekaan Kristen bukanlah undangan untuk hidup dalam dosa, tetapi panggilan untuk mengasihi dan melayani sesama.
Dalam kerangka teologi Reformed, ayat ini merupakan fondasi penting untuk memahami kebebasan sejati dalam Injil. Artikel ini akan mengeksplorasi eksposisi ayat ini berdasarkan pemikiran teolog-teolog Reformed besar seperti John Calvin, Martin Luther, R.C. Sproul, dan John Stott (meski bukan sepenuhnya Reformed, ia dekat dengan semangat ekspositori Reformed).
1. Konteks Surat Galatia
Surat Galatia ditulis oleh Paulus untuk menanggapi penyimpangan Injil oleh kaum Yudaisme Kristen yang ingin mencampurkan hukum Taurat dengan Injil. Paulus dengan tegas menyatakan bahwa keselamatan adalah karena anugerah melalui iman, bukan karena perbuatan hukum (Galatia 2:16). Galatia 5 adalah bagian dari seruan untuk hidup dalam kebebasan Injil.
2. Teks Utama: Galatia 5:13
“Kamu telah dipanggil untuk menjadi merdeka…”
Kalimat ini menyatakan bahwa kemerdekaan adalah status spiritual yang Allah berikan kepada umat-Nya. Kata kerja “dipanggil” mengacu pada panggilan efektif, yaitu tindakan Allah yang efektif dalam membawa orang kepada keselamatan (lih. Roma 8:30).
John Calvin menulis dalam komentarnya:
“Kemerdekaan di dalam Kristus bukanlah untuk kesenangan daging, tetapi untuk memperbudak daging melalui Roh, agar manusia baru berkembang.”
3. Eksposisi Kata demi Kata
a. “Dipanggil untuk menjadi merdeka” – Panggilan Efektif
Dalam teologi Reformed, panggilan ilahi adalah salah satu dari tahapan keselamatan: predestinasi, panggilan efektif, pembenaran, pengudusan, dan pemuliaan (lih. Ordo Salutis).
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan:
“Panggilan efektif bukanlah hanya ajakan, tetapi pekerjaan Roh Kudus dalam hati yang membawa kepada respons iman yang sejati.”
Jadi, kemerdekaan ini bukan keputusan manusia, tapi pekerjaan Allah.
b. “Jangan pergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam daging”
Kata “daging” (Yunani: sarx) dalam tulisan Paulus sering merujuk pada natur lama yang berdosa, bukan tubuh jasmani. Paulus memperingatkan bahwa kemerdekaan bukan berarti kebebasan tanpa batas.
Martin Luther, dalam komentarnya terhadap Galatia, berkata:
“Kemerdekaan bukanlah untuk memenuhi keinginan daging, tetapi untuk menundukkan daging. Injil bukan lisensi untuk dosa.”
Teologi Reformed menekankan bahwa iman yang menyelamatkan menghasilkan buah, bukan kemunduran moral.
c. “Layanilah seorang terhadap yang lain dengan kasih”
Ini adalah titik balik dari ayat ini. Kemerdekaan digunakan untuk pelayanan, bukan kesenangan pribadi. Kata “melayani” dalam bahasa Yunani adalah douleuō, berarti “menjadi budak.” Paulus menggunakan kata yang kontras—merdeka, tetapi menjadi hamba.
R.C. Sproul mengulas bahwa:
“Kebebasan Kristen bukanlah kebebasan dari pelayanan, tapi kebebasan untuk melayani dengan kasih yang sejati. Ini adalah kebebasan yang sejati—dibebaskan dari dosa untuk menjadi hamba kebenaran.”
4. Teologi Reformed tentang Kemerdekaan dan Etika Kristen
a. Antinomianisme vs Legalisme
Surat Galatia menghadapi dua ekstrem: legalisme (penyelamatan melalui hukum) dan antinomianisme (menolak hukum sama sekali). Teologi Reformed menolak keduanya.
-
Legalism: disangkal karena keselamatan adalah oleh anugerah.
-
Antinomianism: disangkal karena kasih karunia sejati menghasilkan perubahan hidup.
John Owen menulis:
“Rahmat tidak pernah melahirkan pemberontakan, tetapi ketaatan.”
5. Kasih sebagai Landasan Etika Reformed
a. Kasih bukan hanya emosi, tetapi tindakan aktif
Kasih dalam konteks ini bukan perasaan, tetapi komitmen aktif untuk mendahulukan kepentingan orang lain.
Dalam teologi Reformed, kasih adalah buah Roh (Galatia 5:22), yang berarti itu adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus, bukan usaha manusia belaka.
b. Kasih sebagai pemenuhan hukum
Paulus kemudian menyatakan bahwa seluruh hukum digenapi dalam satu firman: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Galatia 5:14). Ini menunjukkan bahwa kasih bukan pengganti hukum, tetapi inti dari hukum.
6. Aplikasi Eksistensial dan Praktis
1. Evaluasi Kemerdekaan Pribadi
Apakah kita menggunakan kebebasan dalam Kristus untuk melayani, atau sebagai alasan untuk menjalani hidup yang egois?
2. Etika Pelayanan dalam Komunitas
Dalam gereja dan masyarakat, kita dipanggil untuk saling melayani. Dalam teologi Reformed, komunitas adalah sarana anugerah tempat kita bertumbuh.
3. Menghadapi Godaan Daging
Meskipun telah dibebaskan, natur lama masih berusaha menguasai. Karena itu, kita perlu terus hidup dalam Roh, bukan dalam daging (Galatia 5:16).
7. Hubungan Ayat Ini dengan Kristus
Kristus adalah teladan tertinggi dari Galatia 5:13. Ia adalah pribadi yang paling bebas—tidak dibatasi oleh dosa—tetapi memilih menjadi hamba dan mati di kayu salib demi kita.
Filipi 2:6-8 menunjukkan bahwa Kristus “mengosongkan diri-Nya sendiri,” menjadi hamba, dan taat sampai mati.
8. Teologi Reformed: Peran Roh Kudus
Kemerdekaan dalam Kristus tidak bisa dijalani tanpa karya Roh Kudus. Sanctification (pengudusan) adalah pekerjaan progresif Roh di dalam orang percaya.
Westminster Confession of Faith menyatakan:
“Kebebasan sejati hanya dapat ditemukan dalam pelayanan kepada Allah.”
9. Pemikiran Beberapa Tokoh Reformed
John Calvin
-
Menekankan bahwa kemerdekaan Kristen membebaskan kita dari perbudakan hukum dan dari dominasi dosa, tetapi memanggil kita untuk melayani dalam kasih.
R.C. Sproul
-
Mengingatkan bahwa pelayanan dalam kasih adalah bentuk tertinggi dari ekspresi iman yang hidup.
Tim Keller
-
Menggarisbawahi bahwa kebebasan sejati adalah ketika kita tidak dikontrol oleh apapun selain kasih Kristus.
Kesimpulan: Bebas untuk Mengasihi
Galatia 5:13 menunjukkan keseimbangan Injil: kemerdekaan yang tidak menjerumuskan ke dalam anarki moral, tetapi membebaskan kita untuk hidup dalam kasih dan pelayanan.
Dalam terang teologi Reformed, kita melihat bahwa:
-
Kemerdekaan adalah pemberian anugerah.
-
Dosa tidak lagi menjadi tuan kita.
-
Pelayanan dalam kasih adalah tanda kemerdekaan sejati.
-
Roh Kudus adalah kuasa yang memungkinkan semua itu.