Pelangi di Sekitar Takhta: Simbol Kasih Karunia dan Keagungan Allah

A Rainbow Around the Throne – Wahyu 4:3 dan Pandangan Teologi Reformed
“Dan Dia yang duduk di atasnya tampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu, tampaknya seperti zamrud.”
– Wahyu 4:3 (TB)
Pendahuluan
Pelangi adalah salah satu simbol yang paling mencolok dalam Alkitab—suatu tanda janji, keindahan, dan kemuliaan. Namun dalam Wahyu 4:3, pelangi bukan sekadar tanda di langit bumi; ia mengelilingi takhta Allah di surga. Gambaran ini bukan hanya artistik, tapi penuh makna teologis yang dalam.
Dalam tradisi teologi Reformed, segala sesuatu dalam Alkitab bukan hanya hiasan simbolis, melainkan wahyu yang kaya akan pengajaran rohani. Maka, frasa “pelangi di sekitar takhta” (a rainbow around the throne) harus dibaca dalam terang seluruh narasi Alkitab dan pusatnya: Kristus.
Artikel ini akan membahas:
-
Arti pelangi secara teologis dalam Alkitab
-
Wahyu 4 dan takhta Allah dalam konteks penghakiman dan kasih karunia
-
Tafsiran Reformed atas pelangi di sekitar takhta
-
Simbolisme eskatologis dan relasi dengan perjanjian Allah
-
Aplikasi rohani bagi kehidupan orang percaya
I. Simbol Pelangi dalam Alkitab: Tanda Perjanjian yang Kekal
1. Kejadian 9: Pelangi sebagai Tanda Perjanjian Nuh
Pertama kali pelangi disebut dalam Kejadian 9:13-17, ketika Allah berjanji kepada Nuh bahwa Ia tidak akan memusnahkan bumi dengan air bah lagi. Pelangi menjadi:
-
Simbol janji (covenant)
-
Tanda belas kasihan setelah penghakiman
-
Pengingat visual akan kesetiaan Allah
John Calvin, dalam tafsirannya atas Kejadian, menjelaskan bahwa:
“Pelangi bukan hanya peringatan bagi manusia, tetapi juga sebagai jaminan dari Allah bahwa Ia akan mengingat kasih karunia-Nya dalam murka-Nya.”
Dengan demikian, pelangi adalah simbol pengendalian murka oleh anugerah.
II. Wahyu 4: Takhta Allah dan Pelangi Zamrud
1. Latar Surga dalam Wahyu
Wahyu pasal 4 menampilkan takhta Allah yang mahatinggi. Takhta itu digambarkan dalam kemegahan: kilat, guruh, dan suara—menandakan keadilan dan kekudusan yang mutlak.
Namun di tengah suasana megah dan mengguncangkan ini, terdapat pelangi mengelilingi takhta—bukan sebagai hiasan, tetapi sebagai penyeimbang ilahi antara keadilan dan belas kasihan.
R.C. Sproul menulis:
“Pelangi itu mengingatkan kita bahwa Allah yang duduk di atas takhta bukan hanya Hakim, tetapi juga Penebus.”
2. Warna Zamrud: Simbol Kehidupan dan Pemulihan
Pelangi dalam Wahyu 4 bukan pelangi biasa. Yohanes melihatnya seperti zamrud—hijau zamrud melambangkan:
-
Pemulihan dan kehidupan kekal
-
Damai dan kemakmuran surgawi
-
Kebaruan ciptaan dalam Kristus
III. Penafsiran Teologi Reformed: Takhta dan Kasih Karunia Bertemu
1. Takhta sebagai Simbol Kekuasaan dan Penghakiman
Dalam teologi Reformed, takhta Allah adalah simbol otoritas tertinggi. Dia adalah Hakim atas segala yang hidup. Wahyu menekankan kekudusan Allah secara dahsyat, bahkan makhluk surgawi berseru: “Kudus, kudus, kudus!”
Namun pelangi menunjukkan bahwa:
-
Penghakiman Allah tidak pernah terpisah dari perjanjian-Nya
-
Kasih karunia tidak bertentangan dengan keadilan, melainkan menggenapinya dalam Kristus
Jonathan Edwards menggambarkan ini sebagai:
“Kebesaran murka Allah justru menunjukkan kemuliaan kasih karunia-Nya—karena kasih karunia itu mengatasi keadilan melalui salib Kristus.”
2. Perjanjian dan Pelangi: Hubungan yang Tidak Terputus
Bagi teologi Reformed, perjanjian (covenant) adalah struktur utama Alkitab. Pelangi menjadi pengingat bahwa:
-
Allah setia pada janji-Nya, bahkan saat umat tidak setia
-
Perjanjian dengan Nuh, Abraham, dan Daud digenapi dalam perjanjian baru di dalam Kristus
IV. Kristus: Pelangi yang Hidup dan Penggenap Perjanjian
1. Kristus sebagai Pengantara Perjanjian
Ibrani 8:6 menyatakan bahwa Kristus adalah pengantara dari perjanjian yang lebih baik. Dia menjadi pelangi yang hidup, jaminan bahwa murka Allah tidak akan menghancurkan kita—karena telah ditanggung oleh Anak-Nya di kayu salib.
Sinclair Ferguson menjelaskan:
“Kristus berdiri di antara takhta penghakiman dan umat manusia, bagaikan pelangi yang menghubungkan langit dan bumi—simbol kasih karunia yang tersedia bagi siapa saja yang percaya.”
2. Salib: Titik Pertemuan Murka dan Kasih
Salib adalah perwujudan dari simbol pelangi:
-
Penghakiman jatuh penuh atas Kristus
-
Kasih Allah mengalir penuh kepada umat-Nya
-
Takhta Allah tetap kudus, tetapi juga menjadi sumber belas kasihan
V. Pelangi dan Eskatologi: Harapan bagi Masa Depan
1. Wahyu sebagai Janji Pemulihan Total
Pelangi di sekitar takhta menunjukkan bahwa penghakiman akhir bukan hanya tentang penghukuman, tetapi juga pemulihan ciptaan.
Wahyu 21:5 – “Lihat, Aku menjadikan segala sesuatu baru!”
Pelangi melambangkan:
-
Dunia baru yang bebas dari kutuk
-
Kehidupan kekal tanpa murka
-
Pemerintahan Allah yang penuh damai
2. Kepastian Bagi Orang Percaya
Pelangi di takhta berarti:
-
Tidak ada penghakiman bagi mereka yang ada dalam Kristus (Roma 8:1)
-
Hari penghakiman adalah juga hari kemenangan dan pengangkatan
VI. Aplikasi Rohani: Bagaimana Kita Menanggapi?
1. Bersyukur atas Kasih Karunia yang Memayungi
Setiap kali kita membaca Wahyu 4, kita diingatkan bahwa kita hanya bisa mendekati takhta karena kasih karunia yang melingkupinya. Kita dipanggil untuk:
-
Hidup dalam kesalehan dan rasa takut akan Allah
-
Menyembah dengan kekaguman dan sukacita
-
Mengabarkan bahwa takhta itu terbuka bagi semua yang percaya
2. Menjadi Pantulan Kasih Karunia dalam Dunia
Seperti pelangi yang memantulkan cahaya matahari ke dalam warna-warna yang indah, hidup kita seharusnya:
-
Memantulkan karakter Kristus
-
Menjadi tanda janji Allah di dunia yang hancur
-
Menunjukkan keindahan kasih karunia di tengah generasi bengkok
VII. Suara Para Teolog Reformed
John Calvin:
“Allah tidak hanya Allah yang jauh, Ia dekat dalam kasih karunia. Pelangi adalah cerminan dari janji itu, bahwa Ia tidak akan membinasakan kita, tapi menuntun kita dalam kasih.”
R.C. Sproul:
“Pelangi di takhta menunjukkan bahwa Allah tetap Allah yang penuh murka terhadap dosa, tapi Ia juga penuh anugerah kepada pendosa yang berlindung dalam Kristus.”
Sinclair Ferguson:
“Simbol pelangi mengajarkan bahwa setiap sifat Allah bekerja secara harmonis dalam Injil. Kita tidak perlu memilih antara kasih dan keadilan; kita melihat keduanya di salib.”
Jonathan Edwards:
“Takhta dengan pelangi menunjukkan bahwa Allah tidak membatalkan murka-Nya, tetapi menyalurkannya ke atas Anak-Nya, sehingga kasih-Nya bebas mengalir ke kita.”
Kesimpulan: Kemuliaan Takhta yang Dikelilingi Anugerah
Pelangi di sekitar takhta bukan hanya gambaran visual. Itu adalah pernyataan mendalam bahwa Allah yang kudus dan adil juga penuh kasih dan setia. Ia duduk di takhta-Nya bukan hanya untuk menghakimi, tetapi juga untuk menyelamatkan. Pelangi menjadi sarana kasih karunia, jembatan antara murka dan belas kasihan, antara keadilan dan pengampunan.
Sebagai orang percaya, kita tidak perlu takut mendekat ke takhta itu—karena di sekelilingnya ada pelangi yang menjadi pengingat bahwa kasih karunia Allah lebih besar dari dosa kita.
“Hendaklah kita dengan keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.” – Ibrani 4:16