Puncak Ciptaan: Kejadian 1:24–31

Puncak Ciptaan: Kejadian 1:24–31

Pendahuluan

Hari keenam dalam Kejadian 1:24-31 menjadi titik puncak dari seluruh karya penciptaan. Allah menciptakan makhluk darat, lalu menyatakan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia menurut rupa dan keserupaan-Nya sendiri. Ini adalah deklarasi teologis yang mendalam tentang martabat manusia, struktur dunia, dan tujuan ilahi bagi kehidupan. Dalam kerangka teologi Reformed, bagian ini menjadi landasan bagi doktrin tentang penciptaan, antropologi Kristen, dan mandat budaya.

2. Eksposisi Ayat per Ayat

Kejadian 1:24–25: Makhluk Darat Menurut Jenisnya

Allah menciptakan hewan darat dalam tiga kategori:

  • Hewan ternak (domestik)

  • Binatang liar (liar)

  • Binatang melata (reptil/serangga)

a. Menurut Jenisnya

Frasa ini menegaskan keteraturan ciptaan. Teologi Reformed menolak pandangan evolusi naturalistik yang mengaburkan batas antar spesies.

Louis Berkhof: “Ciptaan menurut jenis menunjukkan keteraturan dan ketetapan struktur ciptaan berdasarkan kehendak Allah.”

b. Kebaikan Ciptaan

Allah melihat bahwa ciptaan itu “baik,” artinya cocok, harmonis, dan memuliakan Allah.

Kejadian 1:26: Penciptaan Manusia – Rupa dan Keserupaan Allah

a. “Mari Kita Membuat…”

Ini adalah salah satu indikasi pertama tentang pluralitas dalam Keesaan Allah — menunjuk pada misteri Trinitas.

John Calvin: “Allah berbicara sebagai pribadi yang kompleks. Ini membuka pemahaman akan pluralitas dalam kesatuan.”

b. Rupa dan Keserupaan Allah

Teologi Reformed menekankan bahwa manusia adalah:

  • Makhluk rasional dan moral

  • Diberi kehendak bebas terbatas

  • Diciptakan untuk relasi dengan Allah dan sesama

Anthony Hoekema: “Rupa Allah bukan sesuatu yang dimiliki, tetapi seluruh eksistensi manusia sebagai wakil Allah di bumi.”

Kejadian 1:27: Laki-laki dan Perempuan

Allah menciptakan manusia dalam dua jenis kelamin:

  • Sama dalam martabat dan rupa Allah

  • Berbeda dalam peran dan fungsi

Tim Keller: “Keberbedaan gender dalam kesamaan gambar Allah adalah keindahan penciptaan, bukan ancaman.”

Kejadian 1:28: Berkat dan Mandat Budaya

a. Allah Memberkati

Ini adalah berkat pertama untuk manusia. Ini menegaskan bahwa keberhasilan manusia adalah karena anugerah, bukan usaha semata.

b. Mandat Budaya

“Beranakcuculah, penuhilah bumi, kuasailah…”

Mandat ini menjadi dasar:

  • Perkembangan peradaban

  • Tanggung jawab atas bumi

  • Panggilan untuk membangun masyarakat, ilmu, dan budaya

Abraham Kuyper: “Tidak ada satu inci pun dari ciptaan ini yang Kristus tidak klaim sebagai milik-Nya.”

Kejadian 1:29–30: Penyediaan Makanan

a. Tumbuhan sebagai Sumber Makanan

Sebelum kejatuhan, manusia dan hewan makan tumbuhan. Ini menunjukkan bahwa tidak ada kematian atau kekerasan sebelum dosa masuk.

b. Ketergantungan kepada Allah

Manusia menerima, bukan menciptakan sendiri makanan. Ini menekankan kebergantungan total pada Allah.

Kejadian 1:31: Sangat Baik

“Allah melihat… sangat baik.”

Ini klimaks dari penciptaan. Keberadaan manusia menyempurnakan harmoni ciptaan.

Jonathan Edwards: “Kemuliaan Allah bersinar paling terang dalam penciptaan manusia sebagai gambar-Nya.”

3. Pandangan Para Teolog Reformed

John Calvin

Calvin melihat manusia sebagai wakil Allah di bumi, bukan tuan yang lepas dari Allah. Ia menekankan pentingnya tanggung jawab moral dan spiritual manusia atas ciptaan.

Geerhardus Vos

Menekankan bahwa penciptaan manusia adalah awal dari hubungan perjanjian antara Allah dan umat-Nya.

Herman Bavinck

Bavinck melihat gambar Allah sebagai cermin kemuliaan Allah yang menuntut kekudusan dan relasi dengan-Nya.

4. Aplikasi Praktis bagi Kehidupan Kristen

a. Martabat Semua Manusia

Setiap manusia, tanpa kecuali, diciptakan menurut rupa Allah. Ini menjadi dasar:

  • Anti diskriminasi

  • Nilai kemanusiaan

  • Perlindungan hidup sejak kandungan

b. Pelestarian Lingkungan

Mandat budaya menuntut kita mengelola, bukan mengeksploitasi bumi. Gereja Reformed menekankan tanggung jawab ekologis yang teologis.

c. Peran Gender yang Seimbang

Laki-laki dan perempuan diciptakan setara dalam martabat, berbeda dalam peran. Ini bukan alat penindasan, tetapi desain Allah untuk harmoni dan misi bersama.

d. Visi Iman dan Budaya

Mandat budaya menunjukkan bahwa iman Kristen tidak hanya untuk gereja, tetapi seluruh kehidupan: seni, ilmu, politik, ekonomi — semua untuk kemuliaan Allah.

5. Kontras dengan Pandangan Dunia

Pandangan SekulerPandangan Reformed
Manusia adalah hasil evolusiManusia diciptakan menurut rupa Allah
Gender adalah konstruksi sosialGender adalah desain Allah
Dunia adalah milik manusiaDunia adalah milik Allah dan kita adalah pengelola

6. Kristus dan Kejadian 1:24–31

a. Kristus sebagai Gambar Allah yang Sempurna

Kolose 1:15 – “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan…”

Kristus adalah gambaran sempurna dari apa yang dimaksud dengan diciptakan menurut rupa Allah.

b. Kristus Memulihkan Gambar Allah yang Rusak

Melalui kejatuhan, gambar Allah dalam manusia tidak hilang, tapi rusak. Kristus datang untuk memperbaharui gambar itu dalam setiap orang percaya.

Efesus 4:24 – “...diciptakan menurut gambar Allah, dalam kebenaran dan kekudusan.”

7. Kesimpulan

Kejadian 1:24–31 adalah fondasi bagi:

  1. Pemahaman tentang manusia sebagai gambar Allah

  2. Tanggung jawab manusia terhadap bumi dan sesama

  3. Kesetaraan dan keberbedaan gender dalam desain ilahi

  4. Panggilan kepada manusia untuk hidup dalam relasi dengan Allah dan memuliakan-Nya

Teologi Reformed menempatkan teks ini sebagai pusat dari pemahaman tentang martabat, tujuan, dan misi hidup manusia dalam terang penciptaan dan penebusan.

Next Post Previous Post