Roma 11:7–10: Misteri Pemilihan Ilahi

Roma 11:7–10: Misteri Pemilihan Ilahi

Pendahuluan

Pasal 11 dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma adalah salah satu bagian paling teologis dan kontroversial dalam seluruh Perjanjian Baru. Dalam bagian ini, Rasul Paulus menjelaskan bahwa sebagian besar orang Israel tidak menerima Injil karena pengerasan hati, sementara sisa umat pilihan menerima anugerah keselamatan.

Roma 11:7–10 (AYT):
7 Lalu, bagaimana? Bangsa Israel gagal memperoleh apa yang dicarinya, tetapi orang pilihan justru memperolehnya, sementara yang lain telah mengeraskan hatinya,
8 seperti ada tertulis: “Allah memberi mereka roh yang tidak sadarkan diri, mata yang tidak dapat melihat, dan telinga yang tidak dapat mendengar, bahkan sampai hari ini.”
9 Daud berkata: “Biarkan meja perjamuan mereka menjadi jerat dan perangkap, batu sandungan, dan pembalasan bagi mereka.
10 Biarlah mata mereka digelapkan supaya mereka tidak dapat melihat, dan punggung mereka dibungkukkan terus-menerus.”

Ayat-ayat ini berbicara tentang kedaulatan Allah yang memilih sebagian untuk diselamatkan dan menyerahkan yang lain kepada kebutaan rohani. Bagi banyak orang, ini sulit dipahami, tetapi dalam terang teologi Reformed, kita diajak melihat kedalaman hikmat dan kasih Allah yang tak terhingga.

1. Konteks Roma 11

a. Pertanyaan Utama

Roma 11 melanjutkan diskusi dari pasal 9 dan 10 tentang pertanyaan penting: Apakah Allah telah menolak umat-Nya (Israel)? Paulus menjawab bahwa Allah tidak pernah gagal dalam janji-Nya, sebab ada sisa orang pilihan yang tetap diselamatkan.

b. Dualitas: Pemilihan dan Pengerasan

Paulus kemudian mengembangkan tema dualitas ini: sebagian Israel dipilih, sebagian lain dikeraskan. Inilah latar dari Roma 11:7–10.

John Stott menyebut ayat ini sebagai “diagnosis rohani yang tajam tentang kegagalan nasional Israel dan misteri rencana keselamatan Allah.”

2. Eksposisi Ayat demi Ayat

Roma 11:7: “Bangsa Israel gagal memperoleh apa yang dicarinya…”

a. Apa yang dicari Israel?

Mereka mencari pembenaran melalui hukum Taurat (bdk. Roma 9:31–32), tetapi gagal karena tidak memahami bahwa pembenaran hanya datang melalui iman kepada Kristus.

b. Pemilihan dan Anugerah

“Orang pilihan” memperoleh kebenaran bukan karena usaha mereka, tetapi karena anugerah pemilihan Allah. Ini menekankan doktrin Unconditional Election dalam teologi Reformed: Allah memilih berdasarkan kehendak-Nya, bukan karena jasa manusia.

Louis Berkhof: “Pemilihan adalah dasar keselamatan, bukan respon manusia.”

c. Pengerasan Hati

Sementara itu, yang lain “dikeraskan.” Ini bukan hanya ketidakpercayaan pasif, tetapi tindakan aktif Allah membiarkan dan menetapkan mereka dalam kebutaan rohani.

Roma 11:8: “Allah memberi mereka roh yang tidak sadarkan diri…”

a. Kutipan dari Yesaya 29:10 dan Ulangan 29:4

Paulus mengutip Perjanjian Lama untuk menunjukkan bahwa kebutaan rohani Israel telah dinubuatkan sebelumnya.

b. Tanggung Jawab dan Kedaulatan

Mereka tetap bertanggung jawab atas penolakan mereka, tetapi Alkitab menunjukkan bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya juga menetapkan keadaan ini sebagai bagian dari rencana keselamatan universal-Nya.

R.C. Sproul: “Pengerasan bukanlah Allah yang membuat orang berdosa, tetapi meninggalkan mereka dalam dosa mereka — suatu bentuk penghakiman yang adil.”

Roma 11:9–10: “Meja perjamuan mereka menjadi jerat...”

a. Kutipan dari Mazmur 69:22–23

Mazmur ini adalah doa Daud terhadap musuh-musuhnya. Paulus menerapkannya secara profetik kepada orang-orang Yahudi yang menolak Kristus, meskipun telah menerima berkat-berkat rohani (meja perjamuan = berkat perjanjian).

b. Berkat Menjadi Kutuk

Yang seharusnya menjadi sarana keselamatan (hukum, nabi, bait Allah) justru menjadi batu sandungan karena ditolak dan disalahpahami. Ini adalah ironi rohani terbesar.

John Calvin: “Ketika anugerah disalahgunakan, itu menjadi penghakiman yang lebih berat.”

c. Kegelapan dan Keterpurukan

“Mata digelapkan” dan “punggung dibungkukkan” adalah gambaran kehancuran total: buta terhadap kebenaran dan tertindih oleh beban hukuman.

3. Doktrin Reformed dalam Roma 11:7–10

a. Unconditional Election dan Reprobation

  • Pemilihan tanpa syarat: Orang pilihan menerima anugerah karena Allah memilih mereka (Efesus 1:4–5)

  • Reprobasi (penolakan ilahi): Allah dalam kedaulatan-Nya membiarkan yang lain tetap dalam kebutaan, bukan sebagai tindakan tidak adil, tapi sebagai penghakiman atas pemberontakan.

Westminster Confession of Faith III.7: “Allah telah menetapkan yang lain untuk tidak menerima belas kasih, sesuai kehendak-Nya yang mulia dan tak dapat dipahami.”

b. Total Depravity

Manusia tidak mampu menyelamatkan dirinya. Bahkan dalam melihat kebenaran, mereka tidak akan percaya tanpa anugerah yang menyadarkan.

c. Providence (Pemeliharaan Ilahi)

Bahkan penolakan dan kebutaan Israel dipakai Allah untuk membuka jalan keselamatan bagi bangsa-bangsa lain (Roma 11:11). Ini menunjukkan bahwa tidak ada kegagalan dalam rencana Allah.

4. Pandangan Para Teolog Reformed

John Calvin

Calvin menekankan bahwa pengerasan adalah bentuk penghakiman ilahi yang adil, dan bahwa mereka yang menerima Injil hanyalah karena kasih karunia pemilihan, bukan karena mereka lebih baik.

Charles Hodge

Hodge menulis bahwa pemilihan dan pengerasan dalam ayat ini membuktikan bahwa keselamatan tidak bergantung pada kehendak manusia, melainkan pada maksud Allah yang kekal.

Martyn Lloyd-Jones

Ia melihat bahwa Roma 11:7–10 adalah jawaban tegas terhadap Arminianisme — bahwa manusia tidak bisa memilih Allah tanpa terlebih dahulu dipilih oleh Allah.

5. Aplikasi Praktis bagi Orang Percaya

a. Bersyukur atas Anugerah Pemilihan

Jika kita percaya hari ini, itu bukan karena kita lebih pintar atau lebih baik, tetapi karena Allah beranugerah. Ini mendorong kerendahan hati, bukan kesombongan rohani.

b. Berdoa untuk Mereka yang Masih Buta

Mereka yang menolak Injil bukan musuh, tetapi objek belas kasihan yang perlu kita doakan. Kita tidak tahu siapa yang dipilih — maka kita memberitakan Injil kepada semua.

c. Percaya kepada Rencana Allah yang Lebih Besar

Meskipun dunia tampak menolak Kristus, Allah tetap mengatur sejarah untuk tujuan penebusan-Nya. Kita harus tetap setia.

6. Relevansi Zaman Kini

a. Mengapa Banyak yang Tidak Percaya?

Roma 11:7–10 memberikan penjelasan teologis: karena pengerasan hati dan karena rencana ilahi. Namun ini tidak meniadakan tanggung jawab penginjilan.

b. Bahaya Menyalahgunakan Anugerah

Seperti Israel yang menjadikan “meja perjamuan” sebagai jerat, orang Kristen pun bisa menjadikan ibadah, pengetahuan Alkitab, atau tradisi sebagai pengganti relasi sejati dengan Kristus.

7. Perbandingan dengan Ayat Terkait

AyatTema
Roma 9:15–18Pemilihan dan pengerasan
Yohanes 12:40Mata dibutakan agar tidak melihat
2 Korintus 4:4Iblis membutakan pikiran orang tidak percaya
Ulangan 29:4Israel tidak diberi hati untuk mengerti

Kesimpulan

Roma 11:7–10 menunjukkan realitas yang menakjubkan dan serius:

  1. Anugerah pemilihan Allah adalah satu-satunya alasan kita percaya

  2. Kebutaan rohani adalah bagian dari penghakiman Allah atas penolakan manusia

  3. Pengerasan bukan bertentangan dengan kasih Allah, melainkan bagian dari rencana kekal-Nya yang bijaksana

  4. Kita dipanggil untuk bersaksi, mendoakan, dan tetap setia dalam terang kedaulatan-Nya

Ayat-ayat ini tidak ditulis untuk membuat kita takut, tetapi untuk menumbuhkan kekaguman akan hikmat Allah dan memacu kesetiaan dalam pelayanan.

Next Post Previous Post