Redeeming the Time

Redeeming the Time

Pendahuluan

Dalam Efesus 5:16, Rasul Paulus menulis: dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” (TB) atau dalam bahasa Inggris redeeming the time, because the days are evil.” Ayat ini telah menjadi salah satu prinsip penting dalam teologi Reformed, yang memandang hidup manusia di dunia sebagai kesempatan sementara untuk memuliakan Allah dan melayani sesama.

Artikel ini akan membahas makna redeeming the time menurut beberapa pakar teologi Reformed, dengan membedah konsep alkitabiah, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, serta mengapa penting bagi setiap orang percaya untuk menjalankannya secara serius.

Apa Arti Redeeming the Time?

Secara sederhana, “redeeming the time” berarti menebus atau memanfaatkan waktu dengan bijaksana. Kata Yunani yang digunakan di Efesus 5:16 adalah exagorazō, yang berarti “membeli kembali” atau “menebus.” Jadi, maksud Paulus adalah bahwa kita harus “membeli kembali” waktu yang kita miliki agar tidak terbuang sia-sia, terutama karena kita hidup di tengah zaman yang jahat.

Jonathan Edwards, salah satu teolog besar Reformed, menekankan pentingnya kesadaran waktu ini dalam khotbah terkenalnya The Preciousness of Time and the Importance of Redeeming It.” Menurut Edwards, waktu adalah aset yang paling berharga karena:

  • Waktu sangat terbatas.

  • Waktu tidak bisa diulang.

  • Setiap detik akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Dia berkata, Time is the most precious resource because it is the only resource you can never get back once it’s gone.” Edwards mengajak orang percaya untuk menyadari bahwa setiap momen adalah anugerah yang harus digunakan untuk kemuliaan Allah.

Pandangan John Calvin: Waktu untuk Kemuliaan Allah

John Calvin, bapak Reformasi dari Jenewa, juga mengajarkan pentingnya menggunakan waktu untuk soli Deo gloriakemuliaan Allah saja. Bagi Calvin, seluruh hidup manusia, termasuk cara kita menggunakan waktu, harus diarahkan kepada Allah. Dalam Institutes of the Christian Religion, Calvin menekankan bahwa hidup kita adalah korban persembahan yang kita bawa ke hadapan Allah.

Calvin menulis, Our duty is to make the glory of God our main object in every part of our life.” Ini termasuk dalam pekerjaan, ibadah, pelayanan, bahkan waktu istirahat. Mengabaikan waktu berarti mengabaikan panggilan kita sebagai ciptaan Allah yang diciptakan untuk memuliakan-Nya.

R.C. Sproul: Kedaulatan Allah dan Tanggung Jawab Manusia

R.C. Sproul, seorang teolog Reformed kontemporer, sering mengingatkan bahwa teologi Reformed berakar pada kedaulatan Allah. Namun, pemahaman akan kedaulatan Allah bukanlah alasan untuk pasif. Justru, karena Allah berdaulat, manusia memiliki tanggung jawab moral untuk mengelola hidup dengan bijaksana.

Sproul berkata, Because God is sovereign, everything we do matters.” Artinya, setiap keputusan penggunaan waktu kita adalah bagian dari tanggung jawab kita di hadapan Allah. Tidak ada yang netral. Mengabaikan waktu berarti gagal memenuhi panggilan hidup yang Allah tetapkan bagi kita.

John Piper: Jangan Menyia-nyiakan Hidupmu

John Piper dalam bukunya Don’t Waste Your Life” memberikan refleksi mendalam tentang makna redeeming the time. Bagi Piper, kehidupan yang tidak dipakai untuk memuliakan Kristus adalah kehidupan yang sia-sia, seberapapun suksesnya di mata dunia.

Piper menulis, Only what’s done for Christ will last.” Ini adalah panggilan radikal untuk hidup dengan misi kekekalan di hati. Waktu yang Allah berikan bukan hanya untuk mencari kenyamanan atau hiburan dunia, tetapi untuk misi Allah di dunia: menjangkau jiwa, melayani, memberitakan Injil, dan membangun tubuh Kristus.

Hari-Hari Ini Adalah Jahat: Mengapa Kita Perlu Menebus Waktu?

Efesus 5:16 memberikan alasan mengapa redeeming the time begitu penting: karena hari-hari ini adalah jahat. Dalam konteks Paulus, ia menyadari bahwa dunia yang dikuasai dosa selalu menarik manusia menjauh dari Allah. Hal ini masih sangat relevan bagi kita hari ini:

  • Media sosial, hiburan, dan kesibukan dunia bisa menyita perhatian kita.

  • Budaya konsumerisme mendorong hidup untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain atau Allah.

  • Nilai-nilai moral terus mengalami kemunduran sehingga kita perlu waspada agar tidak terbawa arus.

John Stott, meskipun bukan teolog Reformed murni, menulis bahwa redeeming the time adalah aksi melawan arus zaman. Orang Kristen harus berbeda dari dunia, memanfaatkan waktu bukan untuk kesenangan diri, tetapi untuk pekerjaan Allah.

Bagaimana Cara Menebus Waktu? Praktik Nyata

1️⃣ Membuat Prioritas yang Benar

Jonathan Edwards dikenal dengan “70 Resolutions”-nya, serangkaian tekad yang dia buat untuk memastikan hidupnya digunakan dengan baik. Salah satu tekadnya berbunyi: Resolved, never to lose one moment of time; but improve it the most profitable way I possibly can.”

Kita belajar dari Edwards bahwa redeeming the time bukan soal hidup sibuk tanpa henti, tetapi soal membuat prioritas rohani:

  • Apakah aku meluangkan waktu untuk firman Tuhan?

  • Apakah aku memprioritaskan keluarga dalam kasih Kristus?

  • Apakah pekerjaanku mencerminkan nilai-nilai Kerajaan Allah?

2️⃣ Disiplin Rohani

Calvin dan para Reformator sangat menekankan disiplin rohani seperti doa, pembacaan Alkitab, persekutuan, dan ibadah. Menghabiskan waktu bersama Allah bukanlah “buang-buang waktu,” tapi justru cara utama redeeming the time.

Sebaliknya, mengabaikan disiplin rohani adalah tanda kita tidak menghargai waktu yang Allah berikan.

3️⃣ Melayani Sesama

R.C. Sproul mengingatkan, pelayanan kepada sesama adalah salah satu cara kita menebus waktu. Ini termasuk pelayanan di gereja, pelayanan di komunitas, bahkan tindakan-tindakan kecil seperti menghibur teman atau membantu orang yang kesulitan.

Yesus berkata dalam Matius 25 bahwa apa yang kita lakukan kepada orang lain, itu kita lakukan untuk-Nya.

4️⃣ Mengerjakan Pekerjaan dengan Setia

John Calvin percaya bahwa pekerjaan sehari-hari adalah panggilan Allah (vocatio). Itu berarti bekerja dengan setia, jujur, dan rajin juga merupakan bentuk redeeming the time. Bukan hanya pekerjaan “rohani” yang penting, tetapi semua pekerjaan yang dikerjakan untuk Allah adalah ibadah.

Bahaya Menyia-nyiakan Waktu

Alkitab penuh dengan peringatan akan bahaya menyia-nyiakan waktu. Dalam Amsal, pemalas digambarkan sebagai orang bodoh yang tidak memahami bahwa kemiskinan akan datang seperti perampok (Amsal 6:9-11).

Jonathan Edwards menyebut penyia-nyiaan waktu sebagai dosa serius. Dia menulis, Lost time is never found again.” Kita tidak hanya kehilangan kesempatan, tapi juga harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah.

Redeeming the Time dan Perspektif Kekekalan

John Piper selalu menekankan pentingnya perspektif kekekalan. Waktu kita di bumi terbatas, tetapi jiwa kita kekal. Apa yang kita kerjakan hari ini akan berdampak pada kekekalan kita.

Dalam 2 Korintus 4:18, Paulus mengingatkan kita untuk memandang kepada yang tidak kelihatan, karena yang kelihatan sementara, sedangkan yang tidak kelihatan kekal. Orang yang redeeming the time adalah orang yang hidup dengan fokus kekekalan, bukan hanya kenikmatan sementara.

Tips Praktis Menebus Waktu

Berikut beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan:

Buat jadwal harian yang mengutamakan Allah: sisihkan waktu khusus untuk doa dan Alkitab.
Hindari buang waktu berlebihan di media sosial dan hiburan.
Evaluasi waktu mingguan Anda: adakah waktu yang terbuang percuma?
Tanamkan kebiasaan rohani dalam keluarga Anda: doa bersama, membaca Alkitab bersama.
Libatkan diri dalam pelayanan gereja atau komunitas Kristen.
Lakukan pekerjaan sehari-hari dengan kesadaran bahwa Anda melayani Allah, bukan hanya manusia.

Penutup: Hidup dengan Maksud

Redeeming the time” bukan sekadar prinsip manajemen waktu Kristen. Ini adalah panggilan rohani untuk hidup dengan maksud, dengan misi, dan dengan kekekalan di hati.

Jonathan Edwards berkata, Lord, stamp eternity on my eyeballs.” Artinya, biarlah kita selalu melihat segala sesuatu dalam terang kekekalan. John Calvin mengajak kita untuk hidup demi kemuliaan Allah di setiap aspek hidup. R.C. Sproul mengingatkan kita bahwa hidup di bawah kedaulatan Allah memberi makna pada setiap detik. John Piper mendorong kita untuk tidak menyia-nyiakan hidup, karena hanya apa yang dilakukan bagi Kristus yang akan bertahan.

Semoga artikel ini menjadi dorongan bagi Anda untuk lebih serius menebus waktu, bukan dengan ketakutan atau kecemasan, tetapi dengan sukacita dan syukur, karena setiap hari adalah kesempatan baru untuk memuliakan Allah.

Next Post Previous Post