Sukacita dalam Kebenaran: 3 Yohanes 1:3–4

3 Yohanes 1:3-4 (AYT)“Sebab, aku sangat bersukacita ketika saudara-saudara datang dan bersaksi tentang kebenaranmu, bagaimana saat ini kamu hidup dalam kebenaran. Aku tidak memiliki sukacita yang lebih besar daripada mendengar bahwa anak-anakku berjalan dalam kebenaran.”
Pendahuluan
Surat 3 Yohanes merupakan salah satu surat singkat namun sarat makna dalam Perjanjian Baru. Ditulis oleh rasul Yohanes, surat ini menyoroti pentingnya hidup dalam kebenaran, kasih, dan kesaksian iman. Ayat 3 dan 4 khususnya menekankan sukacita rohani yang dialami oleh seorang pemimpin rohani ketika melihat umat hidup dalam kebenaran.
Dalam kerangka teologi Reformed, hidup dalam kebenaran bukan sekadar perilaku moral yang baik, melainkan ekspresi dari regenerasi, karya Roh Kudus, dan buah pertobatan sejati. Artikel ini akan mengupas eksposisi 3 Yohanes 1:3-4 secara mendalam berdasarkan perspektif para teolog Reformed ternama seperti John Calvin, R.C. Sproul, Martyn Lloyd-Jones, J.I. Packer, dan Sinclair Ferguson.
I. Eksposisi Teologis Ayat Berdasarkan Tokoh Reformed
1. Hidup dalam Kebenaran: Cerminan Regenerasi
John Calvin dalam komentarnya menekankan bahwa "berjalan dalam kebenaran" bukan sekadar mengikuti aturan, tetapi menyatu dengan Injil dan hidup di bawah kuasa Roh Kudus. Calvin menyatakan:
“Kebenaran adalah bentuk kehidupan yang keluar dari pengetahuan akan Allah yang benar.”
Dalam pemahaman Reformed, kebenaran adalah realitas objektif yang berasal dari Allah, dan hanya orang yang lahir baru (Yohanes 3:3) yang mampu hidup dalam kebenaran tersebut. Jadi, ketika Yohanes memuji Gaius karena hidup dalam kebenaran, itu mencerminkan buah dari pemilihan dan anugerah Allah yang efektif (Efesus 1:4-5).
R.C. Sproul menambahkan bahwa hidup dalam kebenaran adalah indikator dari iman yang autentik, dan bukan buatan manusia. Ia berkata:
“Kebenaran yang sejati tidak diproduksi oleh budaya, tetapi berasal dari Firman yang diilhami Allah.”
2. Kesaksian Saudara-Saudara: Dimensi Gerejawi dan Sosial
Dalam 3 Yohanes 1:3, Yohanes menyatakan sukacita karena ada "saudara-saudara" yang memberi kesaksian tentang kehidupan Gaius. Hal ini menunjukkan bahwa iman Kristen bukan iman pribadi yang tersembunyi, melainkan iman yang berdampak secara sosial dan komunitas.
Martyn Lloyd-Jones, yang sangat menekankan pentingnya kehidupan komunitas Kristen, menyatakan bahwa:
“Iman sejati akan selalu menghasilkan kesaksian yang dilihat dan dirasakan oleh komunitas sekitar.”
Kehidupan Gaius sebagai seorang Kristen sejati tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi berdampak pada orang lain—ini adalah bagian dari kesaksian Gereja yang hidup.
3. Sukacita Rohani Seorang Pemimpin: Relasi Pastoral
Yohanes menyatakan bahwa tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar bahwa anak rohaninya hidup dalam kebenaran. Ini adalah ungkapan kasih seorang gembala sejati.
J.I. Packer dalam bukunya Knowing God menulis bahwa:
“Menjadi orang Kristen berarti menjadi anak dalam keluarga Allah, dan para pemimpin rohani dipanggil untuk mencerminkan Bapa dalam membina, mendidik, dan memelihara umat.”
Dalam perspektif Reformed, penggembalaan rohani adalah refleksi dari kasih Allah Bapa kepada umat-Nya. Sukacita Yohanes adalah sukacita Allah yang tercermin dalam pelayanan pastoral yang sejati.
Sinclair Ferguson menekankan pentingnya pengaruh rohani dalam pertumbuhan jemaat:
“Pertumbuhan rohani seseorang adalah kegembiraan terbesar dari seorang mentor yang mengenal kasih karunia Tuhan.”
4. Berjalan dalam Kebenaran: Ketaatan Sehari-hari
Ungkapan “berjalan dalam kebenaran” dalam ayat 4 menggambarkan ketaatan berkelanjutan. Dalam teologi Reformed, hal ini tidak terjadi secara otomatis, tetapi merupakan hasil dari pembaharuan pikiran dan pengudusan oleh Roh Kudus (Roma 12:2, Yohanes 17:17).
Calvin menekankan bahwa “berjalan” menandakan ketekunan dalam iman, bukan pengalaman spiritual sesaat.
“Kristus tidak hanya menebus kita dari hukuman dosa, tetapi juga membentuk kita menjadi umat yang kudus, dalam hidup sehari-hari.”
Hidup dalam kebenaran mencakup doktrin yang benar dan tindakan yang benar. Teologi Reformed selalu menekankan hubungan antara iman dan perbuatan (Yakobus 2:17) dalam konteks kasih karunia.
II. Relevansi Eksposisi Bagi Gereja Masa Kini
1. Iman yang Berdampak Sosial
Gaius tidak hanya benar dalam doktrinnya, tetapi juga dikenal oleh saudara-saudara karena hidup yang sesuai dengan imannya. Gereja masa kini perlu meneladani hal ini dalam konteks pelayanan publik dan kesaksian sosial.
2. Pentingnya Pemuridan
Sukacita Yohanes menunjukkan bahwa pemuridan bukan sekadar program, tetapi relasi rohani yang menghasilkan buah. Gereja Reformed modern perlu membangun komunitas yang mementingkan pembinaan rohani, bukan hanya kegiatan liturgi.
3. Kepemimpinan Pastoral yang Berorientasi Rohani
Pemimpin gereja bukan hanya administrator atau orator, tetapi penggembala jiwa. Sukacita terbesar seorang pemimpin bukanlah popularitas atau jumlah jemaat, tetapi pertumbuhan iman umat.
4. Konsistensi Hidup Kristen
Ayat ini menekankan bahwa hidup dalam kebenaran adalah ukuran keberhasilan rohani. Gereja perlu mengajarkan bahwa iman sejati selalu menampakkan diri dalam gaya hidup yang saleh dan setia.
III. Aplikasi Pribadi dan Komunitas
A. Untuk Pribadi
-
Apakah hidup saya menjadi kesaksian bagi orang lain?
-
Apakah saya konsisten berjalan dalam kebenaran meskipun tidak ada yang melihat?
-
Apakah saya menghidupi kebenaran yang saya akui dalam doktrin?
B. Untuk Gereja
-
Apakah para pemimpin gereja kita bergembira karena melihat pertumbuhan rohani jemaat?
-
Apakah pemuridan menjadi prioritas gereja?
-
Apakah gereja kita dikenal karena integritas dan kebenaran?
Kesimpulan
3 Yohanes 1:3-4 bukan hanya menyampaikan sukacita pribadi Yohanes, tetapi mengungkapkan hati Tuhan bagi umat-Nya. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini mengajarkan:
-
Kebenaran adalah hasil dari anugerah ilahi.
-
Hidup Kristen yang sejati akan terlihat dan menjadi kesaksian.
-
Pemuridan dan pertumbuhan rohani adalah sukacita tertinggi dari pemimpin rohani.
-
Gereja dipanggil untuk berjalan dalam kebenaran secara konsisten.
Penutup
Hidup dalam kebenaran bukan sekadar ideal, tetapi panggilan setiap orang percaya. Sukacita Yohanes atas kesaksian hidup Gaius hendaknya menjadi teladan dan dorongan bagi kita untuk hidup dalam integritas, pertumbuhan rohani, dan kasih yang sejati. Gereja Reformed masa kini harus terus memperjuangkan kebenaran Injil, bukan hanya dalam pengajaran, tetapi juga dalam kehidupan nyata umat.