Renungan Pagi: Jangan Takut, Tuhan Selalu Menyertai (Yosua 1:9)

Bacaan Utama: Yosua 1:9
“Bukankah sudah Aku perintahkan kepadamu, jadilah kuat dan berani? Jangan takut atau gentar karena TUHAN, Allahmu, menyertaimu ke mana pun kamu pergi.” (Yosua 1:9, AYT)
Pendahuluan
Pagi hari adalah waktu yang sangat penting untuk membangun hubungan dengan Tuhan dan memperkuat hati sebelum kita menghadapi segala aktivitas dan tantangan kehidupan. Salah satu firman Tuhan yang sangat menguatkan dan relevan bagi kehidupan kita sehari-hari adalah Yosua 1:9. Ayat ini mengandung dorongan yang luar biasa dari Tuhan kepada Yosua, yang juga berlaku untuk kita semua hari ini: “Jangan takut, sebab Tuhan menyertaimu ke mana pun engkau pergi.”
Dalam renungan ini, kita akan menggali kedalaman makna dari ayat ini, melihat konteks sejarah dan spiritualnya, memahami tantangan yang dihadapi Yosua, dan menarik pelajaran praktis bagi hidup kita saat ini. Mari kita merenungkannya dalam tiga bagian besar: (1) Latar belakang sejarah dan konteks ayat, (2) Panggilan untuk menjadi kuat dan berani, (3) Keyakinan akan penyertaan Tuhan.
Bagian 1: Latar Belakang Yosua 1:9
Kitab Yosua dimulai dengan perintah Tuhan kepada Yosua setelah kematian Musa. Musa adalah pemimpin besar Israel yang membawa umat keluar dari Mesir dan memimpin mereka selama 40 tahun di padang gurun. Ketika Musa meninggal, kepemimpinan umat Israel diberikan kepada Yosua bin Nun. Ini adalah tanggung jawab yang sangat besar. Yosua harus memimpin bangsa yang besar dan keras kepala, masuk ke Tanah Perjanjian, dan menghadapi berbagai musuh dan tantangan.
Bayangkan situasi Yosua: dia menggantikan seorang pemimpin yang sangat dihormati dan dipenuhi mukjizat seperti Musa. Dia harus memulai babak baru sejarah Israel—perang, penaklukan, pembagian tanah—dengan tantangan yang berat. Dalam ketegangan dan rasa takut itulah Tuhan berbicara kepada Yosua. Firman-Nya adalah bentuk dorongan dan penguatan, bukan sekadar nasihat motivasi, tetapi perintah ilahi yang penuh kuasa: "Jadilah kuat dan berani."
Ayat ini muncul dalam konteks di mana Yosua mungkin merasa tidak cukup layak, tidak cukup kuat, dan tidak tahu bagaimana menjalankan tanggung jawab barunya. Tetapi Tuhan menegaskan bahwa yang membuat seseorang layak adalah penyertaan-Nya, bukan kemampuan diri sendiri.
Bagian 2: Panggilan untuk Menjadi Kuat dan Berani
Kata-kata “Jadilah kuat dan berani” bukan hanya dorongan psikologis, tapi perintah spiritual. Perintah ini muncul berulang dalam pasal pertama kitab Yosua, yang menandakan pentingnya kekuatan dan keberanian dalam menjalani panggilan Tuhan.
Apa artinya menjadi kuat dan berani secara alkitabiah?
-
Kekuatan bukan sekadar otot atau kemampuan mental, melainkan keteguhan iman kepada janji-janji Tuhan.
-
Keberanian bukan sekadar ketidaktakutan, melainkan keberanian untuk taat kepada kehendak Tuhan meskipun ada risiko dan tantangan.
Tuhan tidak meminta Yosua untuk berani karena ia hebat. Tuhan tidak mengatakan, “Yosua, kamu bisa, karena kamu cerdas dan berpengalaman.” Tidak. Yang dikatakan Tuhan adalah: “Karena Aku menyertaimu.”
Dalam kehidupan kita, sering kali kita merasa seperti Yosua—dihadapkan pada tugas-tugas yang tampaknya mustahil: memimpin keluarga di tengah krisis ekonomi, melayani di gereja saat kita sendiri lelah, atau memulai sesuatu yang baru tanpa kepastian. Kita pun diperintahkan: “Jadilah kuat dan berani.”
Bagian 3: Jangan Takut, Tuhan Menyertai
Perintah Tuhan kepada Yosua selanjutnya adalah: “Jangan takut atau gentar karena TUHAN, Allahmu, menyertaimu ke mana pun kamu pergi.”
Penyertaan Tuhan adalah fondasi dari kekuatan dan keberanian kita. Ketika kita menyadari bahwa Tuhan yang Mahakuasa menyertai kita, maka rasa takut akan berubah menjadi iman, dan kecemasan menjadi damai.
Beberapa alasan kenapa kita tidak perlu takut jika Tuhan menyertai:
-
Tuhan mengetahui masa depan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi Tuhan sudah ada di masa depan kita.
-
Tuhan berkuasa atas segala hal. Tidak ada tantangan, musuh, atau rintangan yang lebih besar dari Tuhan.
-
Tuhan adalah Pribadi yang setia. Dia tidak pernah meninggalkan umat-Nya.
-
Penyertaan Tuhan menjamin hasil yang sesuai dengan kehendak-Nya. Meskipun kita tidak selalu menang menurut standar dunia, dalam Tuhan, kita tidak pernah gagal.
Kata “menyertai” dalam ayat ini menggunakan bentuk kata kerja yang menunjukkan kontinuitas. Artinya, Tuhan tidak hanya hadir sekali, tapi terus-menerus menyertai, tidak tergantung situasi atau lokasi. “Ke mana pun kamu pergi”—bukan hanya di gereja, bukan hanya saat kita merasa rohani, tapi di tempat kerja, di tengah pergumulan, bahkan di saat kita jatuh.
Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
-
Saat menghadapi ketakutan dan kekhawatiran:
Apakah kamu takut akan masa depan? Takut kehilangan pekerjaan? Takut gagal dalam pelayanan? Ingat, Tuhan berfirman: “Jangan takut.” Takut memang manusiawi, tetapi kita tidak boleh membiarkan ketakutan menguasai hidup kita. -
Saat memulai sesuatu yang baru:
Mungkin kamu akan memasuki musim baru—pernikahan, pekerjaan baru, pelayanan baru. Seperti Yosua, kamu butuh keberanian. Ingat bahwa keberanian sejati lahir dari keyakinan bahwa Tuhan menyertai. -
Saat kamu merasa sendiri:
Mungkin kamu merasa ditinggalkan atau tidak dimengerti. Ayat ini mengingatkan bahwa Tuhan menyertai ke mana pun kamu pergi. Kamu tidak pernah benar-benar sendiri. -
Saat kamu menjalani panggilan Tuhan:
Seperti Yosua yang dipanggil memimpin, kamu pun dipanggil untuk tujuan tertentu. Tuhan tidak akan memanggil tanpa menyediakan kekuatan dan penyertaan-Nya.
Kesaksian Tokoh Alkitab dan Masa Kini
Bukan hanya Yosua yang mengalami penyertaan Tuhan. Banyak tokoh Alkitab mengalami hal serupa:
-
Musa, ketika merasa tidak layak, Tuhan berkata, “Aku akan menyertai engkau.” (Keluaran 3:12)
-
Gideon, ketika takut, Tuhan berkata, “Bukankah Aku mengutus engkau?” (Hakim-Hakim 6:14)
-
Yeremia, yang merasa muda dan tidak tahu berbicara, Tuhan berkata, “Jangan takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau.” (Yeremia 1:8)
Bahkan Tuhan Yesus sebelum naik ke Surga berkata:
“Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20)
Penyertaan Tuhan adalah benang merah dalam seluruh kisah penebusan. Dan Ia tetap menyertai kita hari ini melalui Roh Kudus yang tinggal dalam hati setiap orang percaya.
Penutup: Mari Hidup dengan Keberanian dalam Penyertaan Tuhan
Renungan pagi ini mengajak kita untuk memulai hari dengan keyakinan dan iman bahwa apa pun yang kita hadapi, kita tidak menghadapinya sendirian. Firman Tuhan di Yosua 1:9 bukan sekadar kata-kata penyemangat, tapi janji yang bisa dipegang teguh oleh setiap anak Tuhan.
Mari kita bertanya pada diri sendiri:
-
Apakah ada bagian dalam hidup kita yang dikuasai rasa takut?
-
Apakah kita sungguh percaya bahwa Tuhan menyertai kita setiap saat?
-
Apakah kita bersedia melangkah dengan iman dan keberanian, seperti Yosua?
Doa Penutup
Tuhan yang Mahakuasa, terima kasih untuk firman-Mu di pagi hari ini. Engkau memerintahkan kami untuk kuat dan berani, dan Engkau sendiri yang menyertai kami. Kami mengaku bahwa sering kali kami merasa takut dan tidak cukup. Tetapi hari ini, kami memilih percaya kepada-Mu. Tuntun langkah kami, kuatkan iman kami, dan penuhi kami dengan keberanian dari Roh Kudus-Mu. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.