Tujuan Yesus Naik ke Surga

Pendahuluan
Kenaikan Yesus ke surga bukan sekadar peristiwa spektakuler dalam sejarah penebusan, melainkan bagian penting dalam keseluruhan pekerjaan Kristus yang menyangkut kemuliaan-Nya, pengantaraan-Nya, dan penggenapan janji-Nya kepada gereja-Nya.
Dalam Kisah Para Rasul 1:9-11, tercatat bahwa setelah memberikan perintah kepada murid-murid-Nya, Yesus diangkat ke surga di hadapan mereka, dan awan menutupi-Nya dari pandangan mereka. Banyak orang Kristen merayakan peristiwa ini setiap tahun dalam perayaan Kenaikan Tuhan. Namun, pertanyaan mendasar tetap: Mengapa Yesus naik ke surga? Apa maknanya?
Artikel ini bertujuan menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan Alkitab dan pendekatan teologi Reformed.
1. Teks-teks Kunci Alkitab Tentang Kenaikan Yesus
Untuk memahami tujuan kenaikan Yesus, kita harus memerhatikan beberapa ayat penting:
Kisah Para Rasul 1:9-11 (AYT)
“...ketika Ia sedang mengatakan hal-hal ini, Ia terangkat dan awan menutupi-Nya dari pandangan mereka.”
Ibrani 4:14
“Karena kita sekarang memiliki Imam Besar Agung yang telah melintasi langit, yaitu Yesus, Anak Allah, marilah kita berpegang teguh pada pengakuan iman kita.”
Efesus 4:10
“Ia yang telah turun adalah juga yang telah naik jauh di atas semua langit untuk memenuhi segala sesuatu.”
Roma 8:34
“Kristus Yesus, yang telah mati, bahkan yang telah dibangkitkan, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang juga menjadi Pengantara bagi kita.”
2. Tujuan Teologis Kenaikan Yesus Menurut Teologi Reformed
a. Untuk Menduduki Takhta Kemuliaan-Nya
Kenaikan Yesus menandai pembenaran dan pemuliaan-Nya oleh Bapa. Ia tidak hanya bangkit dari kematian, tetapi naik untuk duduk di sebelah kanan Allah, menandakan kekuasaan dan pemerintahan-Nya sebagai Raja.
Herman Bavinck menulis:
“Kenaikan bukanlah pengunduran, tetapi kenaikan kepada kedudukan tertinggi. Kristus tidak menjadi kurang hadir, melainkan lebih hadir dalam bentuk yang lebih dalam dan spiritual.”
b. Untuk Menjadi Imam Besar di Surga
Menurut Ibrani 7–10, Yesus naik ke surga untuk menjadi Imam Besar kekal, yang mempersembahkan diri-Nya sekali untuk selamanya. Ia tidak hanya menjadi kurban, tetapi juga pengantara.
Louis Berkhof menjelaskan:
“Yesus, sebagai Imam Besar, sekarang melayani di surga dengan menjadi perantara dan pembela kita di hadapan Allah. Ini adalah pelayanan yang terus-menerus.”
c. Untuk Mengutus Roh Kudus
Dalam Yohanes 16:7, Yesus berkata bahwa kepergian-Nya adalah syarat agar Penghibur, yaitu Roh Kudus, datang. Oleh karena itu, kenaikan adalah pra-syarat Pentakosta.
John Calvin:
“Kristus harus naik agar dapat mencurahkan Roh. Roh Kudus adalah tangan yang bekerja dari Kristus yang dimuliakan.”
d. Untuk Menyediakan Tempat bagi Orang Percaya
Dalam Yohanes 14:2-3, Yesus menyatakan bahwa Ia pergi untuk menyediakan tempat bagi kita. Ini menunjukkan bahwa kenaikan-Nya mempersiapkan persekutuan kekal kita dengan Dia.
R.C. Sproul:
“Surga bukan hanya tujuan kita, tapi juga tempat di mana Yesus sekarang secara aktif mempersiapkan untuk menyambut umat-Nya ke dalam kemuliaan.”
e. Untuk Menjadi Kepala Gereja
Efesus 1:20-23 menyatakan bahwa Allah menempatkan Kristus di atas segala sesuatu sebagai Kepala atas gereja. Dari surga, Ia memimpin umat-Nya, memberi karunia, dan menopang mereka.
Sinclair Ferguson:
“Kenaikan Kristus menegaskan kepemimpinan-Nya atas gereja yang terus-menerus Ia kasihi dan bimbing.”
3. Kristus yang Naik, Kristus yang Aktif
Banyak orang berpikir bahwa setelah Yesus naik ke surga, Ia “beristirahat.” Namun teologi Reformed menekankan bahwa Kristus tetap bekerja di surga, khususnya dalam tiga fungsi:
a. Sebagai Nabi
Kristus terus menyatakan kehendak Allah kepada kita melalui Firman dan Roh Kudus.
b. Sebagai Imam
Ia berdoa bagi kita, menjadi Pengantara, dan membawa kita ke dalam hadirat Bapa.
c. Sebagai Raja
Ia memerintah atas gereja dan dunia, menaklukkan musuh, dan memelihara umat-Nya.
4. Kenaikan dan Kesatuan dalam Kristus
Menurut teologi Reformed, peristiwa kenaikan menunjukkan bahwa manusia Yesus telah dimuliakan, dan kini duduk di surga sebagai wakil umat manusia. Artinya, umat percaya juga ikut dimuliakan bersama-Nya secara rohani.
Efesus 2:6 – “Ia membangkitkan kita bersama-sama dan membuat kita duduk bersama dengan Dia di surga.”
5. Apakah Kenaikan Memisahkan Kita dari Yesus?
Meskipun Yesus secara fisik tidak lagi di dunia, teologi Reformed menekankan kehadiran spiritual-Nya melalui Roh Kudus. Ia jauh secara tubuh, tetapi dekat secara rohani dan ilahi.
Calvin menulis dalam Institutio:
“Meskipun tubuh Kristus naik ke surga, namun Ia tidak meninggalkan kita; Ia hadir dalam Roh-Nya yang tak terbatas.”
6. Aplikasi Pastoral dari Kenaikan Yesus
a. Penghiburan
Kita memiliki Pengantara yang hidup di hadapan Bapa, yang memahami kelemahan kita (Ibr. 4:15).
b. Kepastian Doa
Yesus adalah Imam yang berdoa bagi kita. Doa-doa kita sampai ke takhta Allah melalui Dia.
c. Harapan Kekal
Karena Ia telah naik, kita tahu bahwa tempat kita di surga telah disediakan.
d. Hidup dalam Kuasa Roh Kudus
Kita hidup bukan dengan kekuatan sendiri, tetapi melalui kuasa Roh yang dicurahkan dari Kristus yang naik.
e. Misi Gereja
Kristus yang naik telah memberi tugas besar dan kuasa untuk bersaksi ke seluruh dunia.
7. Kenaikan dan Eskatologi
Kenaikan Yesus tidak hanya berbicara tentang masa kini, tetapi juga penantian akan kedatangan-Nya kembali. Malaikat dalam Kisah Para Rasul 1:11 berkata, “Yesus ini akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke surga.”
Artinya:
-
Kristus akan kembali secara fisik dan nyata.
-
Ia akan datang sebagai Hakim dan Raja.
Kesimpulan
Kenaikan Yesus ke surga adalah kemenangan besar dalam sejarah penebusan. Ia naik bukan untuk menjauh, tetapi untuk:
-
Dimuliakan dan duduk sebagai Raja,
-
Menjadi Imam Besar yang hidup,
-
Mengutus Roh Kudus,
-
Menjadi Kepala Gereja,
-
Menyediakan tempat bagi kita.
Teologi Reformed menekankan bahwa pekerjaan Kristus belum selesai. Ia bekerja dari surga, dan suatu hari nanti, Ia akan kembali.