Pemulihan Israel dan Anugerah Bagi Bangsa-Bangsa (Roma 11:11-16)

Pemulihan Israel dan Anugerah Bagi Bangsa-Bangsa (Roma 11:11-16)

Pendahuluan

Pasal 11 dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma merupakan bagian penting dalam diskusi teologi Reformed mengenai doktrin pemilihan, anugerah umum dan khusus, serta relasi antara Israel dan bangsa-bangsa bukan Yahudi. Roma 11:11–16 adalah kunci untuk memahami strategi ilahi di balik penolakan Israel terhadap Injil dan bagaimana itu menjadi berkat besar bagi bangsa-bangsa lain.

1. Konteks Teologis Roma Pasal 11

Surat Roma secara keseluruhan berbicara tentang kebenaran Allah yang dinyatakan dalam Injil (Rm. 1:16-17), baik kepada orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Dalam pasal 9–11, Paulus secara khusus membahas masalah Israel, yakni mengapa umat pilihan Allah di Perjanjian Lama tampaknya menolak Mesias-Nya sendiri.

Dalam pasal 11, Paulus tidak hanya memberikan penghiburan bagi bangsa Yahudi, tapi juga peringatan bagi bangsa bukan Yahudi agar tidak sombong terhadap Israel. Bagian 11–16 menunjukkan bahwa penolakan Israel bukanlah akhir, melainkan strategi anugerah Allah untuk menyelamatkan bangsa-bangsa dan suatu hari, memulihkan Israel.

2. Eksposisi Ayat per Ayat Berdasarkan Teologi Reformed

Roma 11:11 – “Apakah mereka tersandung supaya mereka jatuh?”

Paulus bertanya: apakah kejatuhan Israel bersifat final? Jawaban tegas: "Sekali-kali tidak!" (me genoito) dalam bahasa Yunani — penolakan yang sangat kuat.

John Calvin menulis:
“Allah tidak menjatuhkan Israel untuk menghancurkan mereka, melainkan agar dari kejatuhan mereka, anugerah-Nya meluas ke seluruh bumi.”

Tujuan Allah: Melalui pelanggaran Israel, keselamatan sampai kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi untuk membangkitkan kecemburuan suci dalam diri Israel, agar mereka kembali kepada Tuhan.

Roma 11:12 – “Pelanggaran mereka menjadi kekayaan bagi dunia...”

Paulus menegaskan ironi ilahi: dari penolakan Israel lahir kekayaan Injil bagi bangsa-bangsa.

Herman Bavinck:
“Dalam anugerah umum dan khusus, kita melihat rencana Allah yang misterius. Bahkan penolakan manusia digunakan untuk kemuliaan-Nya dan kebaikan umat-Nya.”

Istilah "kekayaan bagi dunia" menunjuk pada penyebaran Injil dan pembentukan Gereja.

Frasa kunci: “betapa lebih lagi arti kepenuhan mereka!”
Menunjukkan harapan eskatologis — bahwa akan ada waktu di mana Israel akan percaya secara luas kepada Kristus.

Roma 11:13-14 – “...membuat saudara sebangsaku cemburu”

Paulus sebagai rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak pernah melupakan bangsanya sendiri. Ia ingin agar pelayanannya juga menggerakkan orang Yahudi untuk bertobat.

R.C. Sproul:
“Cemburu di sini bukanlah iri hati dosa, tetapi kesadaran bahwa apa yang semula milik mereka — Injil — sekarang menjadi milik orang lain. Ini menggerakkan mereka kepada pertobatan.”

Pelayanan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi bukan pengganti bagi Israel, tetapi alat yang digunakan Allah untuk menarik kembali Israel.

Roma 11:15 – “Penolakan mereka = pendamaian, penerimaan mereka = hidup dari mati”

Penolakan Israel menyebabkan berkat rekonsiliasi antara Allah dan dunia (non-Yahudi). Maka, penerimaan Israel kembali akan membawa kebangunan yang bahkan lebih besar, diibaratkan sebagai “hidup dari kematian”.

Louis Berkhof:
“Ini bukan hanya sebuah pemulihan secara nasional, tetapi transformasi rohani, pembaruan hidup — kebangunan rohani.”

Beberapa teolog Reformed melihat ayat ini sebagai harapan akan kebangunan rohani besar di akhir zaman, saat banyak orang Yahudi akan percaya kepada Yesus sebagai Mesias.

Roma 11:16 – “Jika buah sulung kudus, seluruh adonan juga kudus”

Dua metafora di sini:

  1. Buah sulung dan adonan – Mengacu pada prinsip Perjanjian Lama di mana bagian pertama (buah sulung) mewakili seluruhnya.

  2. Akar dan cabang – Mengacu pada kesucian Israel sebagai umat perjanjian.

John Murray:
“Buah sulung menunjuk pada para bapa Israel (Abraham, Ishak, Yakub). Karena mereka kudus secara perjanjian, maka keturunan mereka memiliki tempat khusus dalam rencana Allah.”

3. Teologi Pemilihan dan Anugerah dalam Teks Ini

a. Pemilihan Israel

Paulus tidak menyangkal bahwa Israel tetap memiliki tempat dalam rencana Allah, meski hanya sebagian yang saat ini diselamatkan. Ini dikenal dalam teologi Reformed sebagai “pemilihan dalam pemilihan” — yaitu, dalam komunitas perjanjian (Israel), hanya sebagian yang benar-benar dipilih untuk keselamatan kekal.

b. Anugerah Umum dan Khusus

Allah memakai kejatuhan sebagian Israel untuk menjadi saluran anugerah bagi bangsa-bangsa (anugerah umum), tapi Dia juga merencanakan pemulihan khusus bagi Israel (anugerah khusus).

Sinclair Ferguson:
“Anugerah Allah tidak dibatasi oleh kesetiaan manusia. Ia tetap setia pada janji-Nya, meski umat-Nya tidak setia.”

4. Hubungan antara Israel dan Gereja

a. Apakah Gereja menggantikan Israel?

Dalam teologi Reformed, ini disebut “pengganti” atau “continuity view”. Sebagian kalangan Reformed melihat bahwa Gereja adalah kelanjutan Israel rohani, bukan pengganti total. Namun, Roma 11 menunjukkan bahwa Israel secara etnis tetap memiliki tempat dalam rencana Allah.

John Calvin tidak menyetujui bahwa Allah menghapus Israel secara permanen:
“Tuhan menyisihkan sebagian Israel untuk waktu tertentu, namun Dia akan memulihkannya.”

b. Harapan Eskatologis

Ayat 15 dan 26 dalam pasal 11 (yang mengatakan “seluruh Israel akan diselamatkan”) menjadi dasar bagi banyak teolog Reformed untuk percaya akan kebangunan Israel di akhir zaman.

5. Aplikasi Pastoral

a. Allah Mengendalikan Sejarah

Kita bisa tenang mengetahui bahwa bahkan kejatuhan Israel pun berada dalam rencana Allah. Tidak ada yang di luar kendali-Nya.

b. Jangan Sombong terhadap Orang Lain

Sebagaimana bangsa bukan Yahudi menerima Injil karena kemurahan Allah, kita harus rendah hati, bukan merasa lebih baik daripada Israel.

c. Berdoa untuk Israel dan Bangsa-bangsa

Doakan pertobatan Israel dan juga bangsa-bangsa lain. Keselamatan adalah pekerjaan Allah, dan Dia menggunakan doa-doa umat-Nya.

d. Percaya pada Kesetiaan Allah

Jika Allah setia kepada Israel meski mereka menolak-Nya, Ia juga akan tetap setia kepada umat-Nya saat ini.

6. Kesimpulan

Roma 11:11-16 menyatakan bahwa:

  • Kejatuhan Israel bukan akhir, tapi sarana untuk menjangkau bangsa-bangsa.

  • Tujuan Allah adalah agar Israel akhirnya cemburu secara rohani dan kembali kepada Kristus.

  • Penerimaan kembali Israel akan membawa kebangunan besar.

  • Gereja dan Israel ada dalam satu rencana besar anugerah Allah.

“Jika akar itu kudus, maka cabang-cabangnya pun kudus” – Kita semua, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, harus berakar dalam kasih karunia Allah.

Next Post Previous Post