Diskursus tentang Doa

Diskursus tentang Doa

Pendahuluan: Mengapa Doa Adalah Pusat Kehidupan Kristen

Doa bukan sekadar ritual religius, tetapi merupakan napas rohani umat Allah. Dalam teologi Reformed, doa dipahami bukan hanya sebagai sarana untuk meminta, tetapi sebagai bentuk komunikasi dengan Allah berdasarkan hubungan perjanjian yang ditegakkan oleh anugerah. Doa juga merupakan respons iman kepada wahyu Allah dalam Kristus dan Firman-Nya.

John Calvin menyebut doa sebagai:

“Latihan iman yang paling utama.”

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai aspek penting tentang doa menurut Alkitab dan para teolog Reformed, dengan penekanan pada pengajaran Yesus, peran Roh Kudus, dan relasi antara doa dan kedaulatan Allah.

1. Apa Itu Doa Menurut Alkitab?

a. Definisi Doa

Menurut Katekismus Kecil Westminster:

“Doa adalah persembahan keinginan kita kepada Allah, untuk hal-hal yang menyenangkan bagi-Nya, dengan pengakuan dosa kita dan ucapan syukur atas belas kasih-Nya.”

Doa adalah respon rohani terhadap Firman Allah, bukan inisiatif manusia semata. Dalam teologi Reformed, doa dipahami sebagai tindakan berbasis iman, bukan mantra untuk mengubah takdir.

2. Dasar Alkitabiah tentang Doa

a. Doa Sebagai Perintah

“Berdoalah tanpa henti.” (1 Tesalonika 5:17)

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.” (Matius 7:7)

Yesus sendiri mengajar murid-murid-Nya untuk berdoa (Luk. 11:1–4), dan menyampaikan Doa Bapa Kami sebagai pola doa yang benar: menyentuh kekudusan Allah, kebutuhan hidup, pengampunan, dan peperangan rohani.

b. Doa Sebagai Hubungan, Bukan Hanya Permintaan

“Bapa kami yang di surga...”

Panggilan untuk menyebut Allah sebagai Bapa adalah revolusioner secara teologis. Ini menunjukkan bahwa doa bukan terutama tentang permohonan, tapi relasi perjanjian antara anak dan Bapa.

R.C. Sproul menekankan:

“Hanya mereka yang telah diadopsi ke dalam keluarga Allah yang dapat dengan benar berkata: ‘Bapa Kami.’”

3. Mengapa Kita Perlu Berdoa Jika Allah Sudah Tahu Semuanya?

a. Kedaulatan Allah Tidak Membatalkan Doa

Teologi Reformed sangat menekankan kedaulatan Allah, termasuk dalam rencana dan pelaksanaan kehendak-Nya. Namun, Allah juga menetapkan doa sebagai sarana yang Ia pakai untuk melaksanakan kehendak-Nya.

Louis Berkhof menyatakan:

“Doa tidak mengubah keputusan kekal Allah, tetapi merupakan bagian dari pelaksanaannya.”

b. Doa Mengubah Kita, Bukan Allah

“Doa adalah jendela yang membuka hati kita untuk dibentuk oleh kehendak Allah.” – Martyn Lloyd-Jones

Doa membentuk kerendahan hati, ketaatan, dan pengakuan bahwa kita bergantung penuh pada Tuhan.

4. Struktur Doa yang Sehat: Berdasarkan Doa Bapa Kami

Yesus memberikan kerangka doa yang tidak hanya bersifat liturgis, tetapi mendidik hati orang percaya.

a. Pujian: “Dikuduskanlah Nama-Mu”

Dimulai dengan menyadari kekudusan Allah – fokus bukan pada kita, tetapi pada Dia.

b. Penyerahan Diri: “Jadilah kehendak-Mu”

Mengakui bahwa kehendak Tuhan adalah baik, berkenan, dan sempurna, bahkan saat itu sulit dipahami.

c. Permohonan: “Berikan kami pada hari ini makanan kami...”

Doa meliputi kebutuhan jasmani dan rohani – ini mencerminkan ketergantungan kita setiap hari.

d. Pengampunan dan Perlindungan

Bagian akhir menunjukkan pertobatan dan permohonan untuk kekuatan melawan pencobaan dan kuasa dosa.

5. Peran Roh Kudus dalam Doa

“Demikian juga, Roh membantu kita dalam kelemahan kita. Karena kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa, tetapi Roh sendiri bersyafaat...” (Roma 8:26)

Dalam teologi Reformed, doa bukan semata-mata dari kehendak manusia, tapi digerakkan oleh Roh Kudus. Roh menerangi kita, menolong kita berdoa sesuai kehendak Allah, dan menghibur kita saat kita tidak tahu harus berkata apa.

John Calvin berkata:

“Tanpa Roh Kudus, tidak ada doa yang sejati.”

6. Kategori Doa dalam Alkitab

a. Doa Penyembahan (Adorasi)

“Besarlah TUHAN dan sangat terpuji...” (Mazmur 145:3)

Doa penyembahan mengakui siapa Allah dan menyatakan kemuliaan-Nya.

b. Doa Syukur

“Ucapkanlah syukur dalam segala hal.” (1 Tesalonika 5:18)

Syukur bukan respons terhadap situasi, tetapi kepada Allah yang berdaulat.

c. Doa Permohonan (Petisi dan Interseksi)

Permohonan pribadi dan syafaat bagi orang lain adalah bentuk kasih dan kerendahan hati.

d. Doa Pengakuan Dosa

“Jika kita mengaku dosa kita...” (1 Yohanes 1:9)

Pengakuan adalah bagian penting dalam pemulihan relasi dengan Allah.

7. Contoh Doa Dalam Kitab Suci

a. Doa Yesus di Getsemani (Matius 26:39)

“Jangan seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Doa Yesus adalah model ketundukan dan ketaatan total.

b. Doa Daud (Mazmur 51)

Contoh doa pertobatan yang mendalam.

c. Doa Paulus (Efesus 1:17–19)

Permohonan untuk hikmat rohani dan pengenalan akan Allah, bukan hanya hal-hal materi.

8. Tantangan dalam Hidup Doa

a. Kekeringan Rohani

Bahkan orang percaya bisa mengalami kekosongan dan kelesuan dalam doa. Dalam momen ini, iman dan disiplin menjadi penopang.

b. Ketidaksesuaian Kehendak

Kadang kita berdoa untuk hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, dan jawaban-Nya adalah penolakan.

J.I. Packer berkata:

“Allah menjawab doa dengan bijaksana – Dia memberi apa yang kita minta, atau sesuatu yang lebih baik.”

9. Doa dalam Komunitas dan Gereja

Gereja Perjanjian Baru dikenal sebagai komunitas doa (Kisah 2:42). Doa bersama mencerminkan:

  • Kesatuan tubuh Kristus

  • Kebergantungan bersama kepada Allah

  • Kesaksian Injil kepada dunia

“Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.” (Yesaya 56:7)

10. Aplikasi Praktis dalam Kehidupan Sehari-Hari

a. Jadwal Doa yang Konsisten

Disiplin doa harian adalah kunci pertumbuhan rohani. Gunakan waktu pribadi, bersama keluarga, dan komunitas untuk membangun kehidupan doa yang kokoh.

b. Gunakan Alkitab untuk Membimbing Doa

Mazmur adalah kitab doa. Membaca dan merenungkannya sambil berdoa akan membentuk hati dan isi doa kita.

c. Catatan Doa dan Jawaban

Mencatat pokok doa dan jawaban akan membantu kita menghargai karya Allah dalam hidup kita.

Kesimpulan: Doa sebagai Anugerah dan Sarana Pertumbuhan

Dalam teologi Reformed, doa adalah:

  • Respons terhadap wahyu Allah

  • Bentuk kebergantungan dan penyerahan

  • Sarana pertumbuhan dalam kekudusan

  • Bagian dari rencana kekal Allah untuk menegakkan kehendak-Nya di dunia

Ketika kita berdoa, kita tidak sedang berusaha memaksa Tuhan, melainkan bersekutu dengan-Nya dan dibentuk oleh-Nya.

Next Post Previous Post