Rahasia Allah dan Belas Kasihan-Nya: Roma 11:25–32

Rahasia Allah dan Belas Kasihan-Nya: Roma 11:25–32

Pendahuluan: Ketegangan antara Ketidaktaatan dan Rencana Ilahi

Pasal 11 dari surat Paulus kepada jemaat di Roma merupakan puncak argumen panjang mengenai pemilihan, penolakan, dan pemulihan Israel. Dalam Roma 11:25–32, Paulus mengungkapkan “rahasia” (mystērion) Allah – bahwa ketidaktaatan Israel adalah bagian dari rencana keselamatan universal yang berpuncak pada belas kasihan Allah kepada semua orang.

1. Roma 11:25: Rahasia yang Diungkapkan

“Saudara-saudara, aku mau kamu memahami rahasia ini...”

a. Arti “Rahasia” dalam Konteks Reformed

Dalam bahasa Yunani, kata mystērion tidak berarti sesuatu yang tidak bisa diketahui, tetapi kebenaran ilahi yang sebelumnya tersembunyi, namun sekarang dinyatakan.

John Calvin menyatakan:

“Rahasia ini menunjukkan hikmat Allah yang melampaui pemikiran manusia, namun dinyatakan oleh Roh kepada umat-Nya untuk membangkitkan kerendahan hati.”

b. Ketegaran Israel Bersifat Parsial dan Sementara

Ketegaran hati bangsa Israel tidak bersifat total ataupun permanen. Paulus menekankan bahwa ini terjadi sampai penggenapan bangsa-bangsa lain tiba. Ini mencerminkan rencana Allah yang progresif.

2. Roma 11:26–27: “Seluruh Israel Akan Diselamatkan”

a. Siapakah “Seluruh Israel”?

Ada tiga pandangan dalam sejarah teologi Reformed:

  1. Israel rohani – yaitu semua orang pilihan, baik Yahudi maupun non-Yahudi.

  2. Israel sebagai bangsa – mayoritas bangsa Yahudi akan diselamatkan di akhir zaman.

  3. Gabungan keduanya – sebagian literal, sebagian spiritual.

John Murray dari tradisi Reformed Westminster mendukung pandangan bahwa Paulus berbicara tentang kebangunan rohani massal bangsa Yahudi di masa depan.

“Ini bukan prediksi keselamatan setiap individu Israel, melainkan keseluruhan entitas sebagai bangsa.”

b. Kutipan dari Yesaya 59:20 dan Yeremia 31

Penebus akan datang dari Sion – menunjukkan kedatangan Mesias, yang menyingkirkan dosa bukan hanya secara individual, tetapi juga secara nasional.

3. Roma 11:28–29: Musuh karena Injil, tetapi Tetap Dikasihi

a. Dua Perspektif: Injil dan Pemilihan

Paulus menyoroti paradoks:

  • Dari sisi Injil, mereka menjadi “musuh” karena menolak Kristus

  • Namun dari sisi pemilihan, mereka tetap dikasihi karena janji kepada nenek moyang (Abraham, Ishak, Yakub)

Louis Berkhof menjelaskan:

“Pemilihan Allah atas Israel tidak pernah berdasarkan ketaatan mereka, tetapi pada janji anugerah yang tidak berubah.”

b. Anugerah dan Panggilan Tidak Bisa Dibatalkan

“Anugerah dan panggilan Allah tidak dapat dibatalkan.”

Ini adalah dasar pengharapan. Dalam teologi Reformed, doktrin ketekunan orang percaya dan kesetiaan Allah terhadap perjanjian-Nya ditegaskan dengan kuat.

4. Roma 11:30–31: Pola Belas Kasihan Allah

a. Pola yang Terbalik dan Menyatu

  • Bangsa bukan Yahudi dulunya tidak taat, tapi sekarang menerima belas kasihan

  • Israel sekarang tidak taat, supaya nanti mereka juga mendapat belas kasihan

R.C. Sproul menekankan bahwa ini menunjukkan kedaulatan Allah dalam waktu dan tujuan-Nya, di mana baik penolakan maupun penerimaan dipakai untuk menunjukkan kemuliaan anugerah.

“Ketidaktaatan menjadi latar belakang di mana belas kasihan menjadi terang paling jelas.”

5. Roma 11:32: Allah Menempatkan Semua dalam Ketidaktaatan

“Supaya Ia dapat menunjukkan belas kasihan-Nya kepada semua orang.”

a. Bukan Universalisme

Ayat ini tidak mendukung ide bahwa semua orang akan diselamatkan. Dalam teologi Reformed, kata “semua orang” dipahami sebagai semua jenis orang: Yahudi maupun bukan Yahudi – seluruh umat pilihan dari setiap bangsa.

John Calvin menjelaskan:

“Semua orang yang disebut di sini harus dibaca sesuai dengan konteks yaitu bangsa-bangsa dari segala penjuru dunia yang akan menerima belas kasihan melalui Injil.”

6. Kesatuan Antara Pemilihan dan Belas Kasihan

Dalam bagian ini, kita melihat bagaimana teologi Reformed menyatukan:

  • Kedaulatan Allah dalam pemilihan

  • Tanggung jawab manusia dalam ketidaktaatan

  • Rahmat Allah dalam keselamatan

“Allah memperlihatkan bahwa Ia berdaulat atas waktu, bangsa, dan hati manusia – namun semua itu dituntun kepada tujuan belas kasihan-Nya.”

7. Aplikasi Praktis bagi Gereja Masa Kini

a. Kerendahan Hati dalam Pemahaman Keselamatan

Paulus menulis agar jemaat tidak menjadi sombong. Menyadari bahwa keselamatan adalah karena belas kasihan, bukan keunggulan moral atau etnis.

b. Harapan Injili untuk Bangsa Israel

Gereja dipanggil untuk tidak mengabaikan orang Yahudi. Paulus memberikan pengharapan bahwa penginjilan kepada Israel bukan sia-sia.

c. Keberanian dalam Penginjilan kepada Semua Bangsa

Karena Allah bekerja dalam bangsa-bangsa, maka tugas kita adalah memberitakan Injil tanpa pilih kasih.

8. Penutup: Kemuliaan Belas Kasihan Allah

Roma 11:25–32 adalah nyanyian belas kasihan Allah di tengah sejarah keselamatan yang kompleks. Ketidaktaatan tidak mengalahkan rencana Allah. Sebaliknya, Allah memakai ketidaktaatan itu untuk memperlihatkan betapa dalam dan luasnya belas kasihan-Nya.

Doxologi Penutup Paulus (ay. 33–36) menjadi respons alami:

“Betapa dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah!...”

Next Post Previous Post