Doktrin Wahyu dalam Teologi Reformed

Doktrin Wahyu dalam Teologi Reformed

Pendahuluan: Allah yang Berbicara

Doktrin Wahyu adalah dasar dari seluruh kehidupan rohani. Kita tidak bisa mengenal Allah kecuali Ia menyatakan diri-Nya. Dalam teologi Reformed, wahyu bukan sekadar informasi, melainkan perbuatan Allah yang aktif memperkenalkan diri-Nya kepada ciptaan-Nya demi tujuan penebusan. Seperti dinyatakan dalam Ibrani 1:1-2:

“Pada zaman dahulu, Allah berbicara kepada nenek moyang kita melalui para nabi dalam banyak cara. Namun, pada zaman akhir ini, Ia telah berbicara kepada kita melalui Anak-Nya.”

Doktrin ini menjawab pertanyaan mendasar:
Bagaimana kita tahu siapa Allah itu? Bagaimana kita tahu apa yang benar dan apa yang salah?

1. Pengertian Wahyu dalam Teologi Reformed

Dalam bahasa teologi, “wahyu” berasal dari kata Latin revelatio, yang berarti “membuka penutup.” Allah tidak diselidiki manusia seperti misteri matematika, tetapi Dia menyatakan diri-Nya secara aktif dan bebas kepada manusia.

Louis Berkhof membedakan wahyu menjadi dua jenis:

  • Wahyu Umum (General Revelation)

  • Wahyu Khusus (Special Revelation)

2. Wahyu Umum: Allah dalam Ciptaan dan Hati Nurani

a. Ciptaan sebagai Kesaksian Allah

“Langit menyatakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.” (Mazmur 19:2)

Wahyu umum adalah cara Allah menyatakan diri melalui alam semesta dan akal budi manusia. Menurut John Calvin, ciptaan adalah “cermin kemuliaan Allah.” Namun, Calvin juga memperingatkan bahwa akibat dosa, penglihatan rohani manusia rusak, sehingga ia membutuhkan wahyu khusus untuk diselamatkan.

b. Moralitas dan Hati Nurani

“Sebab apa yang dapat diketahui tentang Allah nyata bagi mereka karena Allah telah menyatakannya kepada mereka.” (Roma 1:19)

Manusia sadar akan keberadaan Allah, tetapi sering menyangkal atau menggantikannya dengan berhala. R.C. Sproul menyebut wahyu umum ini sebagai "cukup untuk menghukum, tetapi tidak cukup untuk menyelamatkan."

3. Wahyu Khusus: Firman Allah yang Menyelamatkan

a. Definisi dan Bentuk Wahyu Khusus

Wahyu khusus adalah penyataan Allah yang menyelamatkan, dilakukan melalui:

  • Perkataan langsung Allah (kepada nabi, Musa, dll.)

  • Peristiwa sejarah penebusan (keluaran, salib, kebangkitan)

  • Penulisan Kitab Suci

  • Inkarnasi Yesus Kristus

Herman Bavinck berkata:

“Wahyu khusus adalah komunikasi langsung dari kehendak Allah, yang tidak dapat ditemukan oleh manusia melalui akal budi semata.”

b. Puncak Wahyu dalam Kristus

“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud-Nya.” (Ibrani 1:3)

Yesus adalah wahyu tertinggi dari Allah. Dalam Kristus, kita melihat sifat Allah secara penuh: kasih, kekudusan, keadilan, dan kemurahan.

4. Alkitab sebagai Wahyu yang Tertulis

a. Inspirasi dan Otoritas Kitab Suci

Teologi Reformed memegang bahwa Alkitab adalah wahyu tertulis yang diilhami Allah (2 Timotius 3:16). Ini berarti:

  • Setiap kata diilhamkan oleh Roh Kudus

  • Tanpa salah dalam manuskrip aslinya

  • Final dan mencukupi untuk iman dan hidup

Cornelius Van Til menekankan bahwa wahyu tertulis adalah standar penafsiran semua realitas.

“Tanpa wahyu Allah, manusia tidak bisa memahami makna apapun secara mutlak.”

b. Sola Scriptura

Reformasi menjadikan Sola Scriptura sebagai prinsip dasar:
Kitab Suci satu-satunya sumber otoritatif dalam hal iman. Ini melawan tradisi yang sejajar atau bahkan melebihi Firman Allah.

5. Hubungan antara Wahyu, Iman, dan Penebusan

a. Wahyu Mendorong Iman, Bukan Sekadar Pengetahuan

Iman Kristen bukan sekadar menerima informasi tentang Allah, tetapi menerima pribadi Allah yang menyatakan diri-Nya.

John Calvin dalam Institutes menulis:

“Pengetahuan tentang Allah hanya menjadi benar jika ia menghasilkan penyembahan dan kepercayaan kepada-Nya.”

b. Roh Kudus Sebagai Penerang Wahyu

Meskipun wahyu diberikan secara objektif, manusia tidak akan mengerti tanpa penerangan Roh Kudus. Ini disebut “testimonium Spiritus Sancti internum” – kesaksian internal Roh Kudus.

6. Penolakan terhadap Wahyu: Masalah Epistemologi Modern

Dalam dunia modern dan postmodern, doktrin wahyu ditantang:

  • Oleh rasionalisme yang hanya mengakui pengetahuan dari logika manusia

  • Oleh relativisme yang menolak kebenaran absolut

  • Oleh mystikisme yang mengganti wahyu objektif dengan pengalaman subjektif

Teologi Reformed menjawab tantangan ini dengan:

  • Menekankan wahyu yang bersumber dari Allah yang transenden dan personal

  • Menunjukkan bahwa semua pemikiran manusia harus tunduk pada otoritas Firman Allah

Van Til berkata:

“Tidak ada netralitas dalam pengetahuan; manusia selalu menafsirkan realitas berdasarkan worldview-nya.”

7. Aplikasi Doktrin Wahyu dalam Hidup Kristen

a. Kepercayaan kepada Alkitab sebagai Firman Allah

Orang Kristen harus memegang teguh otoritas dan keunikan Alkitab. Kita tidak boleh menggantinya dengan opini, tradisi, atau pengalaman pribadi.

b. Penyembahan yang Berdasarkan Wahyu

Ibadah sejati lahir dari respon terhadap wahyu Allah. Ini sebabnya dalam teologi Reformed, Firman Allah menjadi pusat ibadah – bukan sekadar suasana atau musik.

c. Misi dan Penginjilan

Karena hanya melalui wahyu khusus Injil orang dapat diselamatkan, penginjilan menjadi mutlak penting. Wahyu umum tidak cukup.

“Bagaimana mereka akan percaya jika tidak ada yang memberitakan?” (Roma 10:14)

Kesimpulan: Allah yang Menyatakan Diri-Nya, Allah yang Menyelamatkan

Teologi Reformed menekankan bahwa Allah tidak membiarkan diri-Nya tetap tersembunyi. Ia menyatakan diri:

  • Dalam ciptaan (wahyu umum)

  • Dalam Kitab Suci dan Kristus (wahyu khusus)

Wahyu Allah bukan hanya memberi kita informasi, tetapi memanggil kita untuk mengenal dan menyembah-Nya dengan seluruh hidup. Oleh karena itu, kita membaca Alkitab bukan hanya untuk tahu lebih banyak, tetapi untuk berjumpa dengan Dia yang hidup.

Next Post Previous Post