Keadilan dan Kasih Allah
Pendahuluan
Frasa “Justice Denied Is Love Denied” (Keadilan yang Ditolak adalah Kasih yang Ditolak) mencerminkan satu realitas penting dalam terang Kitab Suci: kasih sejati tidak mungkin dipisahkan dari keadilan sejati. Dalam dunia yang sering mengontraskan antara kasih dan keadilan, teologi Reformed menegaskan bahwa Allah adalah kasih dan adil sekaligus, dalam satu kesatuan karakter ilahi yang sempurna.
“Keadilan adalah kasih dalam tindakan terhadap pelanggaran.” — Tim Keller
I. Allah Adalah Kasih dan Adil
Eksposisi Ayat: Mazmur 89:15 (TB)
“Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu.”
Dalam teologi Reformed, sifat Allah sebagai adil (just) dan kasih (love) tidak saling meniadakan, melainkan saling melengkapi dan membentuk dasar pemerintahan-Nya atas ciptaan. John Calvin menyatakan dalam Institutes, bahwa:
“Keadilan-Nya adalah ekspresi dari kasih-Nya terhadap kebenaran.”
Poin Penting:
-
Kasih tanpa keadilan menjadi permisif.
-
Keadilan tanpa kasih menjadi keras dan membinasakan.
-
Dalam Allah, keduanya saling menyatu secara sempurna.
II. Kasih Tanpa Keadilan Bukanlah Kasih Alkitabiah
Eksposisi Ayat: Mikha 6:8 (AYT)
“Ia telah memberitahukan kepadamu, hai manusia, apa yang baik, dan apakah yang dituntut TUHAN darimu selain berlaku adil, mencintai kebaikan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?”
Teologi Reformed menolak pemahaman kasih yang lepas dari kebenaran dan keadilan. R.C. Sproul menekankan bahwa Allah tidak dapat mengasihi dengan cara yang menolak keadilan-Nya.
“Allah tidak akan pernah mengorbankan keadilan-Nya demi kasih-Nya, karena keadilan itu sendiri adalah bagian dari kasih-Nya yang kudus.”
III. Keadilan Dinyatakan dalam Salib Kristus
Eksposisi Ayat: Roma 3:25-26 (AYT)
“...untuk menunjukkan keadilan-Nya karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya dalam kesabaran-Nya, supaya Ia sendiri menjadi adil dan Pembenar bagi orang yang beriman kepada Yesus.”
Salib adalah titik di mana kasih dan keadilan Allah bertemu. Allah tidak menyapu dosa di bawah karpet. Ia menanggungnya sendiri dalam diri Kristus.
Pandangan Jonathan Edwards:
“Keadilan yang paling menakutkan dan kasih yang paling lembut bertemu di salib. Di sana kasih-Nya tidak membatalkan keadilan-Nya, tetapi menanggung seluruh tuntutannya.”
IV. Keadilan dan Kasih dalam Misi Allah
Eksposisi Ayat: Yesaya 61:8 (TB)
“Sebab Aku, TUHAN, mencintai keadilan...”
Yesaya menubuatkan Mesias sebagai pembawa keadilan. Dalam pelayanan Yesus, kita melihat tindakan kasih-Nya tidak pernah lepas dari nilai keadilan dan kebenaran.
Tim Keller:
“Misi Allah bukan hanya menyelamatkan jiwa, tetapi juga menegakkan keadilan — karena itu adalah ekspresi kasih-Nya bagi dunia yang telah jatuh.”
V. Penindasan dan Ketidakadilan: Bentuk Penolakan Kasih Allah
Eksposisi Ayat: Amsal 17:15 (AYT)
“Orang yang membenarkan orang fasik dan orang yang menghukum orang benar, keduanya adalah kekejian bagi TUHAN.”
Dalam konteks sosial, ketika keadilan ditolak, kasih pun dicemari. Dalam sejarah Israel, nabi-nabi sering menegur karena pengabaian keadilan sebagai bentuk penghinaan terhadap kasih Allah.
John Calvin menulis:
“Mereka yang memperlakukan orang miskin dengan tidak adil, sebenarnya sedang mempermainkan kasih Allah yang adalah pembela orang lemah.”
VI. Mengampuni Bukan Berarti Mengabaikan Keadilan
Eksposisi Ayat: Roma 12:19 (AYT)
“...pembalasan adalah hak-Ku, Akulah yang akan membalas, firman Tuhan.”
R.C. Sproul menjelaskan bahwa mengampuni tidak berarti menolak keadilan, tetapi menyerahkannya kepada Allah yang adil. Ketika kita dipanggil untuk mengampuni, kita percaya bahwa Allah akan bertindak dengan keadilan sempurna.
VII. Kasih Sejati Adalah Mencintai Keadilan dan Membenci Dosa
Eksposisi Ayat: Ibrani 1:9 (AYT)
“Engkau mencintai kebenaran dan membenci kejahatan, karena itu Allah, Allah-Mu, telah mengurapi Engkau...”
Kasih sejati menurut Alkitab tidak netral terhadap kejahatan. Jika seseorang mengaku mengasihi sesama tetapi tidak peduli dengan ketidakadilan yang mereka alami, kasih itu cacat.
VIII. Gereja Sebagai Komunitas Kasih dan Keadilan
Eksposisi Ayat: Yakobus 2:1-9
Yakobus menegur gereja karena diskriminasi terhadap orang miskin, menunjukkan bahwa kasih tanpa keadilan adalah kemunafikan. Gereja harus menjadi cermin dari kasih dan keadilan Allah dalam hubungan antar jemaat.
IX. Implikasi Eschatologis: Penghakiman dan Kasih
Eksposisi Ayat: Wahyu 20:12 (AYT)
“...dan orang-orang mati dihakimi sesuai dengan perbuatan mereka...”
Dalam akhir zaman, Allah akan menghakimi setiap orang menurut keadilan-Nya. Tanpa keadilan, tidak ada kasih bagi korban. Penghakiman bukan bertentangan dengan kasih, melainkan bentuk tertingginya terhadap ciptaan yang telah dianiaya dan dirusak.
Kesimpulan: “Justice Denied Is Love Denied”
Frasa ini menemukan kekuatan alkitabiahnya dalam narasi besar Kitab Suci: Allah yang kudus, adil, dan penuh kasih. Dalam teologi Reformed:
-
Keadilan adalah kasih yang melindungi dan membenarkan kebenaran.
-
Salib adalah momen klimaks keadilan dan kasih Allah.
-
Kasih Kristen harus menyuarakan keadilan — bukan sebagai agenda politik, tetapi sebagai ekspresi kerajaan Allah.
“Kasih sejati tidak akan pernah diam terhadap ketidakadilan.” — R.C. Sproul