Kejadian 2:21–22: Asal Mula Pernikahan dan Makna Teologisnya

Pendahuluan: Mengapa Kejadian 2:21–22 Penting?
Kejadian 2:21–22 adalah inti dari narasi penciptaan manusia yang menjelaskan asal-usul perempuan dan institusi pertama yang dibentuk oleh Allah: pernikahan. Dalam dunia modern yang mengalami krisis nilai terhadap gender, seksualitas, dan pernikahan, ayat ini menjadi fondasi teologis dan moral yang sangat penting.
Artikel ini akan membahas:
-
Makna penciptaan perempuan dari sudut pandang teologi Reformed
-
Implikasi terhadap pandangan tentang gender dan pernikahan
-
Pandangan para teolog seperti John Calvin, Herman Bavinck, John Piper, dan lainnya
-
Aplikasi praktis untuk kehidupan masa kini
1. “TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak” – Inisiatif Allah dalam Penciptaan
Penciptaan perempuan tidak berasal dari ide atau inisiatif Adam. Ini adalah tindakan sepenuhnya dari Allah, menegaskan bahwa Allah adalah perancang pernikahan, bukan manusia.
Pandangan Reformed:
Menurut John Calvin dalam Commentary on Genesis, tidur nyenyak adalah simbol dari kekudusan peristiwa ini, dan menekankan bahwa perempuan tidak diciptakan untuk menjadi hamba laki-laki, melainkan penolong sepadan (Kejadian 2:18).
Prinsip teologis:
-
Allah sebagai pengatur dan inisiator perjanjian dan relasi manusia
-
Penciptaan bukan hasil evolusi atau kebetulan, tetapi desain khusus penuh maksud
2. “Mengambil salah satu rusuknya” – Kesetaraan dalam Keberbedaan
Pemilihan rusuk (bukan tulang kepala atau kaki) memiliki makna simbolis dan fungsional:
-
Bukan dari kepala → bukan untuk menguasai
-
Bukan dari kaki → bukan untuk diinjak
-
Tetapi dari rusuk → dekat dengan hati, sejajar
Matthew Henry (dikutip banyak oleh teolog Reformed) berkata:
“Perempuan diciptakan dari rusuk Adam untuk menunjukkan bahwa dia sepadan dengannya; di bawah lengannya untuk dilindungi, dekat dengan hatinya untuk dikasihi.”
Herman Bavinck:
Dalam Reformed Dogmatics, Bavinck menjelaskan bahwa penciptaan perempuan dari laki-laki menunjukkan kesatuan esensi, namun juga perbedaan fungsional, yang menjadi dasar bagi doktrin komplementarianisme dalam teologi Reformed.
3. “Dibangunlah seorang perempuan” – Arsitektur Allah atas Komunitas Manusia
Istilah Ibrani yang digunakan adalah banah (membangun) yang berbeda dari yatsar (membentuk) seperti pada Adam. Ini menunjukkan bahwa penciptaan perempuan adalah pekerjaan arsitektural Allah: dirancang secara khusus dan istimewa.
Implikasinya:
-
Wanita bukan ciptaan sekunder, tetapi diperhatikan secara khusus
-
Allah memberi bentuk, bukan hanya fungsi
-
Penciptaan perempuan merupakan karya indah dan penuh hikmat, bukan produk sisa
4. “Lalu dibawa-Nya kepada manusia itu” – Institusi Pernikahan oleh Allah
Inilah momen sakral: Allah sendiri menjadi “pengantin pria pertama”, mempersembahkan perempuan kepada laki-laki. Ini bukan hanya narasi sejarah, melainkan teologi pernikahan.
John Piper:
Dalam This Momentary Marriage, Piper menegaskan bahwa tindakan Allah membawa Hawa kepada Adam adalah akar pernikahan Kristen, di mana pernikahan adalah gambaran relasi Kristus dan gereja (Efesus 5:31–32).
Teologi Reformed:
-
Pernikahan adalah covenant (perjanjian), bukan kontrak
-
Tuhan adalah saksi dan pemberi
-
Pernikahan adalah institusi ilahi, bukan sekadar sosial
5. Eksposisi Kontekstual: Kejadian 2 dan Teologi Penciptaan
Struktur Narasi:
-
Kejadian 2:7 – Manusia diciptakan dari debu
-
Kejadian 2:18 – "Tidak baik kalau manusia seorang diri"
-
Kejadian 2:21–22 – Penciptaan perempuan
-
Kejadian 2:23–25 – Institusi pernikahan
Poin Teologis:
-
Relasi antara laki-laki dan perempuan adalah ciptaan, bukan konstruksi budaya
-
Penciptaan mendahului kejatuhan, maka relasi gender yang benar adalah cerminan dari tatanan Allah yang sempurna
6. Pandangan Para Teolog Reformed
John Calvin:
-
Menyatakan bahwa perempuan diciptakan sebagai penolong sepadan, bukan bawahan atau pesaing
-
Penekanan pada “kesatuan kodrati” dalam martabat, tetapi pembedaan peran dalam fungsi rumah tangga dan gereja
Herman Bavinck:
-
Membedakan antara kesetaraan esensi dan pembedaan fungsi
-
Penciptaan perempuan memperkaya manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dalam komuni cinta
R.C. Sproul:
-
Dalam Essential Truths of the Christian Faith, Sproul menekankan bahwa Allah yang menyatukan laki-laki dan perempuan, dan bahwa penolakan terhadap rancangan ini adalah bentuk pemberontakan terhadap pencipta
7. Aplikasi Teologis dan Sosial
A. Gender dan Martabat
-
Kesetaraan bukan identitas seragam, tetapi pengakuan bahwa perbedaan bukanlah hierarki
-
Konsep gender Kristen ditopang oleh penciptaan, bukan konstruksi manusia
B. Pernikahan Kristen
-
Pernikahan bukan soal cinta semata, tetapi panggilan Allah untuk hidup dalam perjanjian kasih
-
Nilai komitmen, kesetiaan, dan pengorbanan tidak bisa dilepaskan dari rancangan ilahi
C. Krisis Seksualitas dan Identitas Masa Kini
-
Dunia mencoba mendekonstruksi gender dan institusi pernikahan
-
Kejadian 2:21–22 adalah countercultural truth — menyatakan bahwa Allah memiliki rancangan yang lebih tinggi dan suci
8. Refleksi Kristologis: Kristus sebagai Penggenapan Pernikahan
Efesus 5:31–32
"Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."
Yesus Kristus adalah Adam yang terakhir (1 Korintus 15:45), yang memberikan nyawanya demi mempelai perempuan-Nya: gereja.
-
Adam tidur dan dari rusuknya perempuan diciptakan
-
Kristus mati dan dari darah-Nya lahirlah jemaat-Nya
John Owen:
Menulis bahwa pengorbanan Kristus adalah bentuk tertinggi dari kasih perjanjian, menggenapi tipe dan bayangan dari kisah penciptaan perempuan.
9. Tanggapan Praktis: Bagaimana Kita Hidup berdasarkan Kebenaran Ini?
A. Menghargai Martabat Perempuan
-
Gereja harus menjadi tempat di mana perempuan dihormati, bukan dipinggirkan
-
Perempuan diciptakan dengan tujuan ilahi, bukan sebagai pelengkap pasif
B. Membangun Pernikahan Berdasarkan Kebenaran
-
Bukan berdasarkan budaya atau perasaan semata, tetapi pada rancangan Allah
-
Pemuridan keluarga harus berdasarkan prinsip penciptaan
C. Menjadi Gambar Kristus dalam Pernikahan
-
Laki-laki dipanggil untuk mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat
-
Perempuan dipanggil untuk menjadi penolong sepadan dalam kekudusan dan kasih
10. Kesimpulan: Pernikahan Adalah Rancangan Kudus dari Allah
Kejadian 2:21–22 adalah lebih dari sekadar kisah romantis penciptaan perempuan. Ini adalah fondasi teologis dari:
-
Doktrin penciptaan
-
Pandangan tentang gender
-
Institusi pernikahan
-
Tipologi tentang Kristus dan gereja
“Karena dari Allah-lah segala sesuatu, oleh Dia dan kepada Dialah segala sesuatu.” – Roma 11:36
Tanpa memahami bagian ini, kita kehilangan gambaran besar tentang siapa kita, bagaimana kita harus hidup, dan apa makna terdalam dari pernikahan.