3 Keyakinan Inti dari Gerakan Transgender

3 Keyakinan Inti dari Gerakan Transgender

Pendahuluan: Mengapa Gereja Perlu Membahas Isu Transgender?

Dalam beberapa dekade terakhir, isu transgender telah menjadi pusat perdebatan publik, sosial, hukum, bahkan gerejawi. Banyak orang Kristen mengalami kebingungan, tekanan sosial, dan bahkan intimidasi ketika menyuarakan pandangan berdasarkan Alkitab.

Namun untuk menanggapi isu ini dengan kasih dan kebenaran, kita perlu memahami keyakinan inti gerakan transgender, serta meluruskannya berdasarkan eksposisi Alkitab dan prinsip teologi Reformed. Artikel ini tidak dimaksudkan untuk menyerang individu, tetapi untuk menguji ideologi di balik gerakan transgender secara jujur, logis, dan teologis.

Keyakinan 1: “Gender adalah Spektrum, Bukan Biner”

Penjelasan:

Gerakan transgender percaya bahwa gender bukan hanya laki-laki dan perempuan (biner), melainkan spektrum atau kontinum sosial yang bisa berubah. Gender dipahami sebagai konstruksi budaya, bukan realitas biologis.

Kontra Eksposisi Alkitab: Kejadian 1:27

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”

Analisis Teologi Reformed:

A. Penciptaan Biner oleh Allah

John Calvin dalam Institutes menekankan bahwa tatanan penciptaan Allah adalah fondasi moral dunia, termasuk pembedaan antara laki-laki dan perempuan sebagai realitas objektif.

Calvin: “Kita hanya akan mengerti martabat manusia jika kita mengakui struktur yang telah Allah tetapkan sejak penciptaan.”

B. Herman Bavinck – Reformed Dogmatics

Bavinck menyebut pembedaan gender sebagai bagian dari “struktur dasar kemanusiaan” yang bersifat intrinsik dan tidak bisa dinegosiasi.

“Dualitas laki-laki dan perempuan adalah ekspresi dari kehendak Allah, dan membentuk dasar dari komunitas, keluarga, dan masyarakat.”

C. Efek Menolak Biner

Jika gender bukan realitas tetapi preferensi, maka:

  • Tatanan moral menjadi relativistik

  • Pendidikan dan hukum kehilangan patokan objektif

  • Biologi dipisahkan dari identitas

Keyakinan 2: “Identitas Gender Berdasarkan Perasaan, Bukan Tubuh”

Penjelasan:

Gerakan ini menyatakan bahwa seseorang adalah “pria” atau “wanita” berdasarkan bagaimana mereka merasa, bukan berdasarkan anatomi atau kromosom. Self-identification (identifikasi diri) dianggap lebih valid daripada realitas biologis.

Kontra Eksposisi Alkitab: Mazmur 139:13–14

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dasyat dan ajaib.”

Pandangan Teologi Reformed:

A. Tubuh dan Jiwa Diciptakan Serasi

Pandangan Kristen klasik menyatakan bahwa manusia adalah kesatuan tubuh dan jiwa, bukan jiwa yang terperangkap dalam tubuh yang salah.

R.C. Sproul: “Kita adalah tubuh dan jiwa sebagai satu pribadi; menceraikannya berarti melawan desain Allah.”

B. Doktrin Ciptaan dan Providensia

Menurut Reformed, semua aspek diri kita—termasuk jenis kelamin—adalah bagian dari anugerah dan kehendak Allah (lih. Yesaya 45:9–10). Merasa tidak puas bukan alasan untuk mengubah ciptaan, melainkan memanggil kita untuk pemulihan hati, bukan tubuh.

Realitas Praktis:

  • Mengikuti perasaan hati yang berdosa (Yeremia 17:9) tanpa menundukkannya pada Firman Allah adalah bahaya serius

  • Alkitab memanggil kita bukan untuk “menjadi diri sendiri” secara otonom, tetapi untuk “menjadi serupa dengan Kristus” (Roma 8:29)

Keyakinan 3: “Pembedaan Gender Alkitabiah Bersifat Menindas dan Ketinggalan Zaman”

Penjelasan:

Banyak aktivis transgender menolak pandangan Alkitab tentang laki-laki dan perempuan karena dianggap “patriarkal”, membatasi kebebasan, dan tidak relevan dengan perkembangan sosial modern.

Kontra Eksposisi Alkitab: Efesus 5:22–33

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan... Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat...”

Pandangan Reformed:

A. Kesetaraan dalam Martabat, Perbedaan dalam Fungsi

  • Laki-laki dan perempuan diciptakan setara dalam martabat (imago Dei) tetapi berbeda dalam peran (lih. 1 Korintus 11:3).

  • Perbedaan ini bukan dominasi, melainkan harmoni.

John Piper: “Komplementarianisme bukan oppresi, tapi simfoni kasih antara dua ciptaan Allah yang saling melengkapi.”

B. Kontra Budaya Zaman

Banyak orang menganggap bahwa struktur keluarga atau gereja yang berlandaskan bimbingan laki-laki adalah bentuk penindasan. Namun:

  • Struktur ini adalah rancangan Allah, bukan buatan manusia

  • Ketika dihidupi dengan kasih Kristus, ini bukan perbudakan, tapi kebebasan dalam tatanan kasih

Akar Filosofis Gerakan Transgender dan Tanggapan Teologi Reformed

A. Filsafat Modern: Eksistensialisme dan Gnostisisme Baru

  • “Aku berpikir, maka aku ada” → menjadi “aku merasa, maka aku adalah”

  • Tubuh dilihat sebagai rintangan, bukan realitas ilahi

B. Teologi Reformed:

  • Tubuh adalah bagian dari good creation (Kejadian 1:31)

  • Identitas ditentukan oleh Allah, bukan perasaan atau masyarakat

  • Dosa membuat kita salah mengidentifikasi diri, tapi Injil menyembuhkan dan memulihkan

Apa Kata Alkitab tentang Perubahan Identitas?

1 Korintus 6:9–11

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? … demikianlah juga beberapa orang di antara kamu. Tetapi kamu telah dibasuh, kamu telah dikuduskan…”

Inti:

  • Dosa identitas bisa diampuni

  • Injil sanggup membebaskan dari gaya hidup berdosa, termasuk kebingungan gender

  • Gereja harus menjadi komunitas kasih dan kebenaran

Pandangan Para Teolog Reformed Lainnya

Herman Bavinck:

“Pekerjaan Allah dalam penciptaan tidak boleh direduksi menjadi konstruksi sosial. Ketika manusia mencoba menjadi ilahi, mereka hanya memperlihatkan kejatuhan.”

Kevin DeYoung:

“Ketika gender ditentukan oleh diri, kita menciptakan ‘agama baru’ yang menjadikan diri sebagai tuhan dan tubuh sebagai proyek rekayasa.”

John MacArthur:

“Orang Kristen tidak bisa netral dalam perang budaya. Kita dipanggil untuk menjadi terang di tengah kebingungan moral.”

Apa Respon yang Benar dari Gereja?

1. Membedakan antara Ideologi dan Individu

  • Kita menolak ideologi transgender, tetapi mengasihi orang yang sedang berjuang dengan identitas

2. Menjadi Komunitas yang Menyambut dan Membimbing

  • Banyak orang yang bergumul dengan identitas butuh bimbingan pastoral, bukan cemoohan

3. Menghidupi Kejelasan, Bukan Kekacauan

  • Hidup berdasarkan kebenaran Allah, bukan tren budaya (Roma 12:1–2)

Kesimpulan: Kembali ke Pencipta Kita

Gerakan transgender dibangun di atas ideologi-ideologi yang bertentangan dengan ciptaan, firman, dan maksud Allah. Ketiga keyakinan inti—bahwa gender adalah spektrum, perasaan menentukan realitas, dan bahwa tatanan gender Alkitabiah adalah penindasan—semuanya bertentangan dengan eksposisi Firman Tuhan.

Sebagai gereja yang hidup dalam terang teologi Reformed, kita dipanggil untuk:

  • Menegakkan kebenaran ciptaan Allah

  • Mengasihi orang yang terluka oleh kebingungan zaman

  • Mengarahkan semua identitas kepada Kristus sebagai satu-satunya dasar identitas yang sejati

Next Post Previous Post