Kejadian 2:4: Allah yang Pribadi dan Berdaulat

Kejadian 2:4: Allah yang Pribadi dan Berdaulat

Teks Utama

“Inilah riwayat langit dan bumi ketika mereka diciptakan, pada waktu TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit.”(Kejadian 2:4, AYT)

Pendahuluan: Mengapa Kejadian 2:4 Adalah Titik Penting dalam Narasi Penciptaan?

Kejadian pasal 1 dan 2 sering dilihat sebagai dua catatan penciptaan yang “berbeda,” tetapi dalam teologi Reformed, pasal 2 adalah pengembangan dan fokus naratif dari pasal 1. Ayat 4 menjadi titik transisi dari penciptaan secara kosmik (universal) ke penciptaan yang bersifat relasional dan manusiawi.

Kejadian 2:4 bukan hanya penutup narasi sebelumnya, tetapi juga pembuka untuk narasi tentang hubungan Allah dengan manusia, yang menjadi inti dari rencana penebusan. Artikel ini membahas makna ayat ini dalam terang Kitab Suci dan teologi Reformed.

1. Eksposisi Kejadian 2:4: Bahasa dan Struktur

a. “Inilah riwayat langit dan bumi...”

Kata Ibrani yang digunakan di sini adalah “toledot” (תּוֹלְדוֹת), yang secara harfiah berarti “keturunan” atau “riwayat.” Ini adalah formula struktural dalam Kitab Kejadian untuk membagi narasi menjadi unit-unit sejarah (lih. Kejadian 5:1, 6:9, 10:1).

Menurut Herman Bavinck, ini menunjukkan bahwa Alkitab memperlakukan penciptaan bukan sebagai mitos, tapi sebagai sejarah yang bermakna dan terarah.

“Wahyu Allah dimulai dengan sejarah, bukan spekulasi.”Bavinck, Reformed Dogmatics

b. “...pada waktu TUHAN Allah menjadikan...”

Ini pertama kalinya dalam Kitab Kejadian digunakan kombinasi nama “YHWH Elohim” (TUHAN Allah). Dalam pasal 1, hanya digunakan “Elohim” (Allah), tetapi mulai ayat ini, muncul kombinasi nama pribadi dan umum:

  • Elohim menekankan kuasa dan kebesaran penciptaan

  • YHWH menekankan relasi perjanjian antara Allah dan umat manusia

John Calvin mengatakan:

“Momen ini menunjukkan transisi dari pengakuan Allah sebagai Pencipta kepada Allah sebagai Pribadi yang membuat perjanjian dengan ciptaan-Nya.”

2. Allah sebagai Pencipta: Doktrin Penciptaan dalam Teologi Reformed

a. Allah Mencipta ex nihilo (dari ketiadaan)

Pasal 1 dan 2 menegaskan bahwa segala sesuatu berasal dari kehendak Allah, bukan hasil evolusi tanpa arah.

Louis Berkhof menyatakan bahwa penciptaan adalah:

“Tindakan bebas Allah, yang membawa segala sesuatu ke dalam keberadaan, tanpa menggunakan bahan yang sudah ada.”

b. Penciptaan Bersifat Baik dan Teratur

Kejadian 1 berakhir dengan pernyataan “sungguh amat baik,” dan Kejadian 2 menyelami keindahan dan keteraturan relasi antara ciptaan, terutama relasi manusia dengan Allah, alam, dan sesamanya.

3. Hubungan Allah dengan Ciptaan: Teologi Perjanjian

a. Peralihan dari Narasi Kosmik ke Relasional

Kejadian 2 menggambarkan taman Eden, manusia, dan relasi yang erat dengan Allah. Ini mencerminkan struktur perjanjian:

  • Allah sebagai Pribadi yang menetapkan hukum

  • Manusia sebagai mitra perjanjian

  • Ada berkat dan konsekuensi

Francis Schaeffer menekankan bahwa:

“Kejadian pasal 2 menunjukkan bahwa Allah bukan sekadar kekuatan pencipta, tapi Pribadi yang menjalin relasi.”

b. Asal-Usul Tanggung Jawab Etika

Dari ayat ini hingga akhir pasal 2, kita melihat bahwa manusia diciptakan untuk memelihara, menaati, dan bersekutu dengan Allah. Hal ini menjadi dasar seluruh etika Reformed yang berpusat pada ketaatan kepada kehendak Allah.

4. Apologetika Reformed dan Kejadian 2:4

a. Penolakan terhadap Pandangan Naturalistik

Teologi Reformed, khususnya melalui Cornelius Van Til, menolak penafsiran naturalistik terhadap asal-usul. Dunia bukan terjadi karena proses acak, tetapi karena firman Allah yang berotoritas dan berkehendak.

“Tanpa mengakui Allah sebagai pencipta, manusia tidak punya dasar untuk berpikir rasional.” – Van Til

b. Dunia sebagai Teater Kemuliaan Allah

Calvin menggambarkan ciptaan sebagai “theater of God’s glory”—dunia ini diciptakan untuk menampilkan kebesaran dan karakter Allah.

5. Pengaruh Ayat Ini terhadap Pandangan Dunia Kristen

a. Alam bukan Tuhan, tapi Ciptaan

Pandangan Reformed menolak panteisme dan menyatakan bahwa:

  • Dunia diciptakan oleh Allah

  • Dunia berbeda dari Allah

  • Dunia bergantung kepada Allah

b. Sumber Etika, Sains, dan Budaya

Kejadian 2:4 memengaruhi:

  • Etika: Allah berdaulat atas benar dan salah

  • Sains: Dunia ini rasional dan bisa dipelajari karena diciptakan secara teratur

  • Budaya: Manusia dipanggil untuk memelihara ciptaan, bukan mengeksploitasinya

6. Hubungan Kejadian 2:4 dengan Narasi Keselamatan

a. Awal dari Narasi Penebusan

Meskipun Kejadian 2 belum berbicara tentang kejatuhan, ayat ini membuka struktur narasi perjanjian, yang kemudian akan dilanggar dalam Kejadian 3.

b. Yesus sebagai Puncak Wahyu Penciptaan

Dalam Yohanes 1:1-3 dan Kolose 1:16, Kristus diperkenalkan sebagai:

  • Firman yang menciptakan

  • Pribadi yang menopang ciptaan

  • Kepala ciptaan baru

Artinya, Kristus adalah penggenapan dari maksud penciptaan yang dimulai dalam Kejadian 2.

7. Aplikasi Teologis dan Praktis dari Kejadian 2:4

a. Pengakuan terhadap Kedaulatan Allah

Kita tidak hidup dalam dunia yang kacau tanpa arah. Kita berada dalam ciptaan yang diciptakan, dijaga, dan dituntun oleh Allah.

b. Hubungan Pribadi dengan Allah

Allah yang disebut “YHWH Elohim” menunjukkan bahwa iman Kristen bukan sekadar kepercayaan terhadap kuasa, tetapi relasi dengan Pribadi yang hidup.

c. Dasar untuk Penginjilan dan Apologetika

Karena Allah adalah pencipta semua manusia, maka semua manusia bertanggung jawab kepada-Nya. Injil bukan hanya solusi spiritual, tetapi panggilan untuk kembali kepada Sang Pencipta.

Kesimpulan: Allah yang Mencipta adalah Allah yang Menyelamatkan

Kejadian 2:4 bukan ayat pengantar yang bisa dilompati begitu saja. Ia merupakan transisi penting dari narasi penciptaan menuju narasi relasi, dan akhirnya, narasi penebusan.

Dalam teologi Reformed, ini menegaskan bahwa:

  • Allah mencipta bukan secara sembarangan, tapi dengan maksud yang mulia

  • Relasi manusia dan Allah adalah inti dari sejarah penebusan

  • Yesus Kristus adalah pusat dari penciptaan baru yang mengembalikan apa yang telah rusak

Poin-Poin SEO-Friendly untuk Dibagikan:

  • Apa arti Kejadian 2:4 dalam teologi Reformed? Temukan penjelasan lengkapnya di sini.

  • Kejadian 2:4: transisi penting dari penciptaan ke relasi perjanjian.

  • Mengapa Allah disebut TUHAN Allah di Kejadian 2? Ini jawabannya.

  • Kejadian 2:4 menegaskan Allah yang berdaulat dan pribadi – dasar iman Reformed.

  • Baca eksposisi mendalam Kejadian 2:4 menurut Calvin, Bavinck, dan Van Til.

Next Post Previous Post