Khotbah: Hidup Bersinar di Dunia yang Gelap (Filipi 2:14-15)

Pendahuluan: Dunia yang Membutuhkan Terang
Kita hidup di tengah dunia yang dipenuhi keluhan, pertengkaran, dan kekacauan. Baik di lingkungan kerja, rumah tangga, maupun komunitas sosial, budaya “mengeluh” dan “berselisih” telah menjadi norma. Namun, di tengah kegelapan ini, Tuhan memanggil umat-Nya untuk menjadi terang—untuk hidup berbeda, menonjol bukan karena sensasi, tetapi karena kekudusan dan karakter yang serupa Kristus.
Dalam Filipi 2:14-15, Rasul Paulus memberikan panggilan yang sangat radikal kepada jemaat di Filipi, dan melalui mereka, kepada kita semua yang mengaku sebagai pengikut Kristus:
Filipi 2:14-15 (AYT):
“Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut atau berbantah-bantahan, supaya kamu menjadi tidak bercela dan murni, anak-anak Allah yang tidak bercacat di tengah-tengah generasi yang bengkok dan sesat. Di tengah-tengah mereka kamu harus bersinar seperti terang di dunia.”
Dalam khotbah ini, kita akan menelusuri:
-
Konteks surat Filipi dan posisi ayat ini
-
Makna teologis dari larangan bersungut-sungut dan berbantah
-
Karakter orang percaya menurut Paulus
-
Panggilan untuk bersinar dalam dunia
-
Aplikasi Reformed bagi kehidupan kita sekarang
1. Konteks Filipi: Panggilan kepada Kesatuan dan Kerendahan Hati
Surat Filipi ditulis oleh Rasul Paulus saat ia berada dalam penjara, tetapi surat ini dipenuhi dengan sukacita, penghiburan, dan dorongan kepada jemaat. Pasal 2 secara khusus berbicara tentang kerendahan hati dan keteladanan Kristus (Filipi 2:5-11). Paulus menasihati agar jemaat tidak mencari kepentingan sendiri, melainkan saling mengutamakan dan meneladani Kristus yang “mengosongkan diri-Nya.”
Ayat 14 dan 15 adalah lanjutan dari perintah untuk bekerja dalam keselamatan (Filipi 2:12-13) dan menunjukkan bagaimana kehidupan yang telah diselamatkan harus dijalani secara praktis.
2. Larangan: Tanpa Bersungut-sungut dan Berbantah-bantahan
“Lakukanlah segala sesuatu...”
Perintah ini mencakup semua aspek hidup orang percaya. Bukan hanya hal-hal rohani, tetapi juga pekerjaan, pelayanan, relasi sosial, bahkan kehidupan sehari-hari. Dalam teologi Reformed, hal ini selaras dengan doktrin coram Deo—hidup di hadapan Allah dalam segala hal.
John Calvin menulis:
“Tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan kita yang netral; semua harus ditaklukkan kepada Allah.”
“Tanpa bersungut-sungut (grumbling)”
Ini merujuk pada sikap hati yang tidak puas, bersungut secara batiniah terhadap keadaan, pemimpin, bahkan terhadap Tuhan. Ini mencerminkan pemberontakan, bukan hanya ketidaknyamanan.
Dalam Perjanjian Lama, Israel dikenal sebagai bangsa yang bersungut-sungut di padang gurun. Ini bukan sekadar keluhan manusiawi, tetapi tanda ketidakpercayaan terhadap Allah (lih. Bilangan 11:1, Mazmur 106:25).
R.C. Sproul menegaskan:
“Grumbling is not an innocent response; it is a theological statement about what we think of God's providence.”
“Tanpa berbantah-bantahan (disputing)”
Ini lebih mengarah ke konflik interpersonal yang muncul dari kesombongan, ego, atau keinginan mempertahankan kehendak sendiri. Paulus tahu bahwa konflik internal dapat menghancurkan kesatuan gereja.
Dalam pandangan Reformed, ini merupakan buah dari dosa dalam natur manusia. Karena itu, pertobatan dan transformasi hati sangat diperlukan.
3. Tujuan: Menjadi Tidak Bercela dan Murni
“Supaya kamu menjadi tidak bercela dan murni...”
Dalam bahasa Yunani, "tidak bercela" (amemptos) berarti tanpa tuduhan, sedangkan "murni" (akeraios) berarti tidak tercampur dengan motivasi atau niat yang jahat.
Herman Bavinck menjelaskan bahwa:
“Kekudusan adalah bentuk dari kemuliaan Allah dalam manusia.”
Karakter ini bukan hasil usaha manusia semata, tetapi buah dari karya Roh Kudus dalam hidup orang percaya (Galatia 5:22-23). Doktrin pembenaran (justification) dalam Reformed selalu diikuti oleh pengudusan (sanctification).
4. Identitas: Anak-anak Allah di Tengah Dunia yang Sesat
“Anak-anak Allah yang tidak bercacat...”
Gelar “anak-anak Allah” dalam Perjanjian Baru merujuk kepada mereka yang telah diadopsi melalui iman kepada Kristus. Sebagai anak-anak-Nya, kita dipanggil untuk mencerminkan karakter Bapa.
-
Efesus 5:1 (TB):
“Jadilah penurut Allah, seperti anak-anak yang dikasihi-Nya.”
Karakter ilahi bukan hanya untuk ibadah, tetapi untuk ditampilkan di tengah dunia yang “bengkok dan sesat.”
John Piper menjelaskan:
“God has children in the world to show the world what He is like.”
“Di tengah-tengah generasi yang bengkok dan sesat”
Paulus mengutip gambaran dari Ulangan 32:5 tentang Israel yang sesat, dan menerapkannya pada konteks dunia saat ini—generasi yang tidak berjalan dalam kebenaran.
5. Panggilan: Bersinar Seperti Terang di Dunia
“Kamu harus bersinar seperti terang di dunia”
Ini adalah pusat dari pesan ayat ini. Panggilan orang percaya bukan hanya untuk hidup benar di dalam gereja, tetapi juga di tengah dunia yang gelap.
Yesus berkata:
-
Matius 5:14 (TB):
“Kamu adalah terang dunia...”
Dalam teologi Reformed, ini berkaitan dengan doktrin panggilan umum dan khusus (vocation). Hidup kita di dunia adalah panggilan rohani. Tidak ada dikotomi antara rohani dan sekuler. Kita bersinar di:
-
Tempat kerja
-
Rumah tangga
-
Media sosial
-
Pelayanan gereja
-
Komunitas sosial
Apa artinya “bersinar”?
Bersinar berarti:
-
Menyatakan kasih di tengah kebencian
-
Menunjukkan kesabaran di tengah ketidaksabaran
-
Menghidupi kekudusan di tengah kecemaran moral
-
Menjaga integritas saat banyak yang berkompromi
6. Aplikasi Praktis: Bagaimana Menjadi Terang?
a. Tunduk kepada kehendak Allah tanpa mengeluh
Setiap keluhan yang tidak suci menyatakan bahwa kita tidak percaya Allah cukup baik bagi kita. Dalam teologi Reformed, ini disebut distrust in providence.
Roma 8:28: “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan...”
b. Menjadi agen rekonsiliasi, bukan perpecahan
Jangan menjadi orang yang suka berdebat, membantah, memecah belah, atau menyebar konflik dalam gereja dan komunitas.
2 Timotius 2:24: “Hamba Tuhan tidak boleh bertengkar...”
c. Fokus pada karakter, bukan pencitraan
Terang bukan sekadar penampilan atau pencitraan rohani, tetapi karakter ilahi yang memancar keluar. Ini adalah hasil dari kehidupan yang diperbarui oleh Injil.
7. Relevansi dengan Dunia Sekarang
Dunia saat ini penuh dengan:
-
Polarisasi politik
-
Konflik ideologi
-
Kehilangan etika kerja
-
Pemujaan diri di media sosial
-
Ketidakpuasan dan keluhan massal
Dalam konteks ini, jemaat Tuhan dipanggil untuk hidup berbeda. Bukan dengan mengasingkan diri, tapi dengan menyatakan kekudusan dan damai Kristus di tengah dunia.
R.C. Sproul mengatakan:
“Kesalehan bukan sekadar pilihan moral, tapi manifestasi kemuliaan Tuhan dalam dunia.”
Penutup: Kita Dipanggil untuk Memantulkan Terang Sang Anak
Filipi 2:14-15 bukan sekadar ajakan moral, tetapi perintah ilahi berdasarkan identitas baru kita dalam Kristus. Kita telah ditebus oleh kasih karunia dan diberi terang Kristus—sekarang kita dipanggil untuk memantulkan terang itu.
“Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut atau berbantah-bantahan... supaya kamu bersinar seperti terang di dunia.”