Perjamuan Kudus Secara Mendalam

Perjamuan Kudus Secara Mendalam

Pendahuluan: Misteri dan Makna Perjamuan Kudus

Perjamuan Kudus adalah salah satu dari dua sakramen yang diakui dalam tradisi Reformed (bersama dengan baptisan). Meskipun tampaknya sederhana secara liturgis—roti dan anggur—makna yang terkandung di dalamnya begitu dalam dan kaya. Dalam tradisi Reformed, Perjamuan Kudus bukanlah sekadar peringatan, juga bukan transubstansiasi literal, tetapi persekutuan spiritual dengan Kristus yang benar dan hidup.

Artikel ini bertujuan menyajikan pemahaman Reformed tentang Perjamuan Kudus secara menyeluruh, berdasarkan Alkitab dan penafsiran para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, R.C. Sproul, dan Michael Horton.

1. Dasar Alkitabiah Perjamuan Kudus

Dasar Perjamuan Kudus terdapat dalam beberapa bagian Perjanjian Baru:

Matius 26:26–28 (AYT)
“Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya sambil berkata, ‘Ambillah, makanlah, ini tubuh-Ku.’ Lalu, Dia mengambil cawan, dan setelah mengucap syukur, Dia memberikannya kepada mereka sambil berkata, ‘Minumlah kamu semua dari cawan ini, sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.’”

1 Korintus 11:23–26 – Rasul Paulus menyatakan institusi sakramen ini sebagai sesuatu yang diturunkan langsung dari Tuhan dan menekankan unsur pengingatan serta pengumuman akan kematian Tuhan hingga Ia datang.

2. Pengertian Sakramental dalam Teologi Reformed

Dalam teologi Reformed, sakramen adalah:

  • Tanda dan meterai anugerah Allah,

  • Alat komunikasi rohani, dan

  • Pengukuhan janji Injil secara kelihatan.

A. Louis Berkhof

Dalam Systematic Theology, Berkhof mendefinisikan sakramen sebagai:

“Tanda yang kelihatan yang ditetapkan oleh Allah sebagai jaminan dari janji Injil.”

Perjamuan Kudus menjadi sarana bagi Roh Kudus untuk menyegarkan iman, mempererat persekutuan orang percaya, dan memperdalam relasi dengan Kristus.

3. Pandangan Para Teolog Reformed tentang Perjamuan Kudus

A. John Calvin: Kehadiran Spiritual Kristus

Calvin menolak transubstansiasi (doktrin Katolik bahwa roti dan anggur berubah secara literal menjadi tubuh dan darah Kristus), tetapi juga menolak pandangan Zwingli yang terlalu simbolis.

Calvin menulis dalam Institutes IV.17:

“Kristus sungguh hadir dalam Perjamuan Kudus—bukan secara jasmani, tetapi secara rohani oleh kuasa Roh Kudus.”

Dalam pandangan Calvin:

  • Roti dan anggur tetap roti dan anggur,

  • Tapi Kristus secara rohani benar-benar hadir, dan kita menerima tubuh dan darah-Nya secara rohani dalam iman.

B. Herman Bavinck: Partisipasi dalam Perjanjian

Dalam Reformed Dogmatics, Bavinck menyatakan bahwa Perjamuan Kudus bukan hanya peringatan, tetapi pengukuhan perjanjian anugerah.

“Melalui sakramen ini, umat percaya berpartisipasi dalam berkat yang dijanjikan dalam Injil.”

C. R.C. Sproul: Iman adalah Kunci Partisipasi

Sproul menekankan bahwa tanpa iman, Perjamuan Kudus hanyalah ritual kosong. Dalam Essential Truths of the Christian Faith, ia menulis:

“Perjamuan Kudus mengomunikasikan anugerah hanya kepada mereka yang datang dengan iman.”

Ini sesuai dengan ajaran bahwa sakramen bukan otomatis memberikan anugerah, tetapi menjadi saluran efektif bagi yang percaya.

4. Unsur-Unsur Teologis Perjamuan Kudus dalam Tradisi Reformed

A. Tanda dan Meterai

Sakramen adalah tanda yang kelihatan dari realitas rohani yang tidak kelihatan. Seperti cincin pernikahan bukanlah pernikahan itu sendiri tetapi tanda dan meterainya, demikian juga roti dan anggur.

B. Kehadiran Kristus

Bukan secara fisik (seperti dalam transubstansiasi), tetapi secara spiritual melalui Roh Kudus. Umat percaya tidak hanya mengingat, tetapi bersekutu dengan Kristus secara nyata.

C. Persekutuan Tubuh Kristus

Perjamuan Kudus adalah tindakan komunitas. Paulus menekankan pentingnya perdamaian, pengampunan, dan kasih antar anggota jemaat sebelum mengambil bagian dalam perjamuan (1 Korintus 11:27-29).

5. Perjamuan Kudus dan Kematian Kristus

Setiap kali kita berpartisipasi dalam Perjamuan Kudus, kita sedang:

  1. Mengumumkan kematian Tuhan (1 Korintus 11:26).

  2. Mengakui bahwa hanya melalui darah Kristus kita diselamatkan.

  3. Menantikan kedatangan-Nya kembali — ini adalah tindakan eskatologis.

Perjamuan Kudus mengingatkan kita bahwa keselamatan kita:

  • Sudah dikerjakan (Kristus telah mati),

  • Sedang dinikmati (kita dipelihara dalam iman), dan

  • Akan disempurnakan (Kristus akan datang kembali).

6. Sikap dan Persiapan dalam Perjamuan Kudus

A. Pemeriksaan Diri

Dalam tradisi Reformed, sangat ditekankan perlunya pemeriksaan diri sebelum menerima sakramen ini (1 Korintus 11:28). Ini bukan berarti hanya yang sempurna boleh ikut, tapi bahwa kita datang dengan hati yang bertobat dan iman yang sejati.

B. Kepercayaan kepada Anugerah

Persiapan bukan hanya soal introspeksi, tetapi juga pengakuan bahwa kita layak bukan karena diri sendiri, melainkan karena karya Kristus.

7. Penolakan terhadap Penyimpangan Sakramental

A. Transubstansiasi (Katolik Roma)

Teologi Reformed menolak pandangan bahwa elemen berubah menjadi tubuh dan darah secara literal. Ini dianggap tidak sesuai dengan natur sakramen sebagai tanda, bukan substansi literal.

B. Pandangan Zwingli yang Reduksionis

Pandangan bahwa Perjamuan Kudus hanya simbol kosong dan peringatan juga ditolak. Tradisi Reformed menekankan adanya realitas rohani yang menyertainya.

8. Konteks Liturgi dan Praktik Gereja Reformed

Dalam gereja-gereja Reformed:

  • Perjamuan biasanya dilakukan secara berkala (bulanan atau kuartalan).

  • Disertai dengan liturgi, pengakuan dosa, dan firman.

  • Ditekankan kehadiran Kristus, bukan sekadar ritual.

9. Aplikasi Praktis Bagi Orang Percaya

A. Menyegarkan Iman

Setiap Perjamuan Kudus adalah pengingat visual Injil. Bagi orang yang lemah imannya, ini adalah penguatan rohani dan penghiburan surgawi.

B. Persekutuan yang Mendalam

Perjamuan menyatukan tubuh Kristus secara spiritual. Kita mengingat bahwa kita disatukan dengan Kristus dan satu sama lain.

C. Menghidupi Salib

Partisipasi dalam Perjamuan Kudus adalah panggilan untuk menghidupi realitas salib setiap hari: dalam pengampunan, kerendahan hati, dan kasih yang berkorban.

10. Perjamuan Kudus dan Eskatologi

Yesus berkata:

“Aku tidak akan minum dari hasil pokok anggur ini sampai hari Aku meminumnya baru dalam Kerajaan Bapa-Ku.” (Matius 26:29)

Setiap kali kita makan dan minum Perjamuan, kita sedang menantikan perjamuan Anak Domba (Wahyu 19:9).

Kesimpulan: Misteri Ilahi yang Membentuk Iman

Perjamuan Kudus bukan hanya simbol, juga bukan sihir rohani. Dalam teologi Reformed, Perjamuan Kudus adalah misteri anugerah yang ditetapkan Allah untuk memperkuat iman umat-Nya, mengingatkan pada salib Kristus, dan mengarahkan kepada pengharapan akan kedatangan-Nya kembali.

Rangkuman Doktrin Reformed tentang Perjamuan Kudus

AspekPenjelasan
SumberDitetapkan langsung oleh Yesus
MaknaTanda dan meterai anugerah
Kehadiran KristusHadir secara spiritual, bukan fisik
PartisipasiMenguatkan iman bagi yang percaya
AplikasiHidup dalam kasih, pengampunan, dan harapan
Next Post Previous Post