Siapakah Orang Majus, dan Mengapa Mereka Menyembah Yesus?

Siapakah Orang Majus, dan Mengapa Mereka Menyembah Yesus?

Pendahuluan: Kisah yang Lebih Dalam dari Sekadar “Tiga Orang Bijak”

Kisah tentang orang Majus dalam Matius 2 seringkali dikisahkan dalam konteks Natal sebagai legenda tiga raja dari Timur yang membawa hadiah untuk bayi Yesus. Namun, penafsiran teologis dan eksposisi yang mendalam—terutama dalam tradisi Reformed—menunjukkan bahwa kisah ini bukan sekadar cerita tradisional, melainkan bagian dari wahyu Allah tentang identitas Mesias, panggilan bangsa-bangsa, dan penggenapan nubuat Perjanjian Lama.

1. Matius 2:1–2 – Siapakah Orang Majus?

“Setelah Yesus lahir di Betlehem, di Yudea, pada zaman Raja Herodes, lihat, orang-orang Majus dari Timur datang ke Yerusalem. Mereka bertanya, ‘Di manakah Dia, Raja orang Yahudi yang dilahirkan itu? Sebab, kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah-Nya.’” (AYT)

A. Asal Usul “Majus”

Kata Yunani magoi mengacu pada orang bijak, ahli perbintangan, atau imam dari Timur—kemungkinan besar dari Babel, Persia, atau Arab. Dalam tradisi Reformed, mereka tidak dianggap sebagai raja, tetapi sebagai perwakilan bangsa-bangsa non-Yahudi yang mencari terang sejati.

John Calvin menulis dalam komentarnya:
“Orang Majus adalah saksi bahwa Kristus bukan hanya Juruselamat orang Yahudi, tetapi juga bagi dunia kafir. Ini adalah langkah awal dari pemanggilan bangsa-bangsa.”

2. Motivasi Mereka: Mengapa Mereka Menyembah Yesus?

A. Mereka Menyebut-Nya “Raja Orang Yahudi”

Pengakuan ini menegaskan identitas Mesias Yesus. Mereka tidak sekadar datang karena penasaran terhadap bintang, tetapi karena mereka menyadari bahwa kelahiran ini bersifat ilahi dan eskatologis.

B. Mereka “Datang untuk Menyembah-Nya”

Dalam bahasa Yunani, kata untuk menyembah adalah proskuneo, artinya sujud dalam pemujaan atau penyembahan kepada yang ilahi. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak menganggap Yesus hanya sebagai tokoh politik, tetapi Pribadi yang pantas disembah.

3. Penggenapan Nubuat dan Tema Reformed

A. Penggenapan Yesaya 60:1–6 dan Mazmur 72

Kehadiran orang Majus menggenapi nubuatan PL bahwa bangsa-bangsa akan datang membawa emas dan kemenyan (Yes. 60:6), serta menyembah Raja yang kekal (Mazmur 72:10–11).

Herman Bavinck menulis:
“Dalam kedatangan orang Majus, kita melihat permulaan dari apa yang digenapi secara eskatologis: bangsa-bangsa datang kepada terang Mesias.”

B. Prinsip Solus Christus dan Soli Deo Gloria

Penyembahan orang Majus kepada Kristus menunjukkan prinsip bahwa:

  • Kristus saja adalah pusat penyembahan (Solus Christus),

  • Kemuliaan hanya bagi Allah, bukan bagi manusia, politik, atau agama budaya.

4. Herodes dan Kontras Dua Jenis Respon

“Ketika Raja Herodes mendengar hal ini, gelisahlah dia dan seluruh Yerusalem bersamanya.” (Matius 2:3)

A. Respon Herodes: Ketakutan dan Penolakan

Herodes mewakili dunia yang tidak mau takluk kepada Kristus. Ia melihat Kristus sebagai ancaman terhadap otoritasnya.

B. Kontras dengan Orang Majus: Kerendahan Hati dan Penyembahan

R.C. Sproul menyatakan:

“Reaksi terhadap Kristus selalu terbagi dua: sujud atau melawan. Tidak ada netralitas.”

5. Hadiah-Hadiah Mereka dan Maknanya

“Mereka mempersembahkan hadiah-hadiah kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan, dan mur.” (Matius 2:11)

A. Simbolisme Teologis

  • Emas: simbol kerajaan (Kristus sebagai Raja)

  • Kemenyan: digunakan dalam ibadah (Kristus sebagai Imam)

  • Mur: digunakan dalam penguburan (Kristus sebagai Juruselamat yang mati)

Tim Keller dalam Hidden Christmas:
“Hadiah-hadiah itu adalah pengakuan tak langsung akan seluruh karya Mesias: pemerintahan-Nya, pengantaraan-Nya, dan pengorbanan-Nya.”

6. Jalan Pulang: Mengikuti Pimpinan Allah

“Setelah diperingatkan dalam mimpi... mereka kembali ke negerinya melalui jalan lain.” (Matius 2:12)

A. Ketaatan pada Peringatan Tuhan

Orang Majus menunjukkan iman yang nyata bukan hanya dengan sujud, tetapi juga dengan ketaatan terhadap pimpinan Allah.

B. Aplikasi Reformed: Respons Iman yang Terbukti

Dalam tradisi Reformed, iman sejati selalu disertai ketaatan nyata.

John Owen berkata:
“Penyembahan sejati tidak selesai di altar, tetapi diteruskan dalam hidup.”

7. Teologi Reformed: Orang Majus dan Doktrin Keselamatan

A. Inklusi Bangsa-Bangsa

Orang Majus adalah bukti awal bahwa Injil bukan hanya untuk Yahudi, tetapi untuk segala bangsa (Efesus 2:11–22).

Michael Horton menyebut peristiwa ini sebagai:
“Baptisan awal bangsa-bangsa kafir ke dalam rencana keselamatan ilahi.”

B. Kedaulatan Allah dalam Menuntun

Allah menggunakan bintang, mimpi, dan bahkan raja jahat seperti Herodes untuk mengarahkan sejarah kepada rencana-Nya.

8. Aplikasi Praktis bagi Gereja Masa Kini

A. Jangan Batasi Siapa yang Tuhan Panggil

Seperti orang Majus, Allah bisa memanggil siapa pun dari bangsa mana pun, latar belakang apa pun. Gereja harus membuka tangan bagi semua orang yang datang kepada Kristus.

B. Pusatkan Ibadah pada Kristus

Orang Majus datang hanya untuk menyembah Yesus, bukan Maria, bukan Yusuf, bukan struktur. Ini menjadi dasar kuat bagi ibadah Kristosentris dalam tradisi Reformed.

C. Berani Tunduk dan Mengikuti Pimpinan Tuhan

Iman sejati seperti orang Majus adalah meninggalkan jalan kita yang lama dan pulang melalui jalan yang baru. Jalan iman, ketaatan, dan penyembahan.

Kesimpulan: Orang Majus dan Injil bagi Segala Bangsa

Kisah orang Majus dalam Matius 2 bukan dongeng Natal, tetapi nubuatan yang digenapi, pengakuan Mesias oleh bangsa kafir, dan contoh iman yang menyembah dan taat.

Dalam terang teologi Reformed, kita melihat bahwa:

  • Yesus adalah Raja segala bangsa,

  • Penyembahan kepada-Nya adalah pusat iman Kristen,

  • Dan ketaatan kepada pimpinan Tuhan adalah buah dari iman yang sejati.

Rangkuman Teologis dari Kisah Orang Majus

ElemenPenjelasan Reformed
Identitas Orang MajusBukan raja, tetapi bijak non-Yahudi dari Timur
MotivasiMencari dan menyembah Raja ilahi
ResponPenyembahan sejati, kontras dengan penolakan Herodes
HadiahSimbol lengkap dari pribadi dan karya Kristus
Makna KristologisKristus adalah Raja, Imam, dan Juruselamat
AplikasiPanggilan bangsa-bangsa dan penyembahan Kristosentris
Next Post Previous Post