Theron and Aspasio: Dialog Teologi tentang Pembenaran oleh Iman

Theron and Aspasio: Dialog Teologi tentang Pembenaran oleh Iman

Pendahuluan

Dalam sejarah teologi Reformed, tidak hanya karya dogmatik sistematis yang berpengaruh. Beberapa karya berbentuk dialog naratif telah menjadi alat yang kuat untuk memperkenalkan doktrin penting kepada umat awam. Salah satu karya paling terkenal dalam genre ini adalah "Theron and Aspasio" karya James Hervey.

Buku ini menampilkan dialog antara dua tokoh:

  • Theron – mewakili orang Kristen yang saleh, moral, tetapi belum memahami sepenuhnya tentang pembenaran oleh iman.

  • Aspasio – seorang sahabat yang lebih matang secara teologis, mewakili pemahaman Reformed tentang anugerah dan keselamatan.

Dengan gaya bahasa yang penuh kesopanan dan kasih, Hervey membimbing pembaca menelusuri keindahan dan kedalaman Injil yang sejati. Mari kita eksplorasi isi, tema utama, serta relevansinya dalam kerangka teologi Reformed.

1. Latar Belakang Penulis dan Karya

a. Siapa James Hervey?

James Hervey (1714–1758) adalah seorang pendeta Anglikan dari Inggris yang sangat dipengaruhi oleh kebangunan rohani Evangelikal di abad ke-18. Ia bersahabat dengan tokoh-tokoh seperti George Whitefield dan John Wesley (meskipun kemudian berpisah karena isu doktrinal).

Hervey akhirnya memegang doktrin Reformed, terutama pembenaran oleh iman saja (sola fide) dan pilihan ilahi (predestinasi), yang menyebabkan ketegangan dengan kaum Arminian di masanya.

b. Tentang Buku “Theron and Aspasio”

Buku ini terdiri dari tiga volume dan ditulis dalam bentuk dialog panjang. Dalam format itu, Hervey menyampaikan argumen teologis dengan cara yang lebih dapat diakses oleh pembaca umum.

2. Tema Utama dalam "Theron and Aspasio"

a. Pembenaran oleh Iman (Justification by Faith)

Topik utama buku ini adalah bagaimana seseorang dibenarkan di hadapan Allah. Aspasio menekankan bahwa:

  • Manusia tidak dapat dibenarkan oleh perbuatan baik.

  • Hanya melalui iman kepada Yesus Kristus dan kebenaran-Nya yang diberikan secara cuma-cuma, seseorang dibenarkan.

Aspasio kepada Theron:
"Pembenaran bukan tentang apa yang kita lakukan untuk Allah, tetapi tentang apa yang Kristus lakukan bagi kita, dan kita terima dengan iman."

b. Natur Dosa dan Ketidakmampuan Manusia

Hervey mengajarkan bahwa manusia, dalam natur berdosanya, tidak memiliki kekuatan atau kehendak untuk memilih Allah tanpa anugerah yang mengubahkan.

Teologi Reformed menyebut ini sebagai "total depravity" – bahwa dosa mempengaruhi seluruh aspek manusia.

c. Kasih Karunia yang Berdaulat (Sovereign Grace)

Aspasio menyatakan bahwa keselamatan adalah hasil dari anugerah Allah, bukan usaha manusia. Ini sejalan dengan doktrin pemilihan:

  • Allah memilih umat-Nya bukan berdasarkan perbuatan mereka, tetapi berdasarkan kasih karunia-Nya yang bebas.

Hervey menulis:
"Jika kita diselamatkan karena kita memilih Allah, maka kita bisa menyombongkan diri. Tapi karena Allah memilih kita, maka hanya Dia yang layak dipuji."

d. Iman Sejati Bukan Sekadar Keyakinan Mental

Theron awalnya menganggap bahwa iman hanyalah percaya bahwa Tuhan itu ada. Aspasio menjelaskan bahwa iman yang menyelamatkan adalah:

  • Percaya bahwa Kristus adalah satu-satunya pengganti kita.

  • Bergantung sepenuhnya kepada-Nya, bukan kepada usaha atau moralitas kita.

Louis Berkhof menulis hal serupa:
“Iman bukan hanya persetujuan intelektual, tetapi juga kepercayaan personal kepada Kristus sebagai Juruselamat.”

3. Eksposisi Ayat-Ayat Pendukung yang Dikutip Hervey

a. Roma 3:28 – “Sebab kita yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, bukan karena melakukan hukum Taurat.”

Hervey menjadikan ayat ini sebagai dasar utama argumen Aspasio. Pembenaran bukan melalui hukum, tetapi melalui iman kepada Kristus.

John Calvin:
“Pembenaran adalah tindakan forensik Allah. Ia menyatakan orang berdosa benar karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepadanya.”

b. Galatia 2:16 – “...manusia tidak dibenarkan oleh perbuatan hukum Taurat...”

Hervey menekankan bahwa bahkan perbuatan terbaik manusia tidak mampu mencapai standar kekudusan Allah.

R.C. Sproul:
“Jika kamu menambahkan sedikit saja perbuatan ke dalam Injil, kamu telah menghancurkan Injil.”

c. 2 Korintus 5:21 – “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita...”

Hervey menggunakan ayat ini untuk menunjukkan doktrin pertukaran yang ajaib (the great exchange):

  • Kristus mengambil dosa kita.

  • Kita menerima kebenaran-Nya.

4. Pandangan Para Teolog Reformed tentang Karya Hervey

a. John Wesley dan Kontroversi

Meski awalnya bersahabat, Wesley mengkritik Hervey karena dianggap terlalu menekankan doktrin pemilihan dan anugerah tanpa syarat. Ini mencerminkan perbedaan antara Arminianisme (yang dipegang Wesley) dan Calvinisme (yang dipegang Hervey).

b. George Whitefield

Whitefield mendukung Hervey dan menyebut Theron and Aspasio sebagai salah satu alat penting dalam menyebarkan Injil anugerah.

c. Sinclair Ferguson (kontemporer)

Ferguson, dalam diskusinya tentang warisan Injil Reformasi, menyebut bahwa karya seperti Theron and Aspasio sangat penting untuk memperkenalkan injil pembenaran kepada orang awam secara praktis dan personal.

5. Kekuatan Unik dari "Theron and Aspasio"

a. Format Dialogis yang Edukatif

Dengan mengadopsi dialog, pembaca dibimbing seperti berada dalam percakapan nyata. Ini:

  • Membantu orang merenungkan posisi mereka (seperti Theron).

  • Menyediakan penjelasan terstruktur dari tokoh yang bijak (Aspasio).

b. Menggabungkan Teologi dan Emosi

Hervey bukan hanya sistematis secara teologis, tetapi juga sangat personal dan menyentuh secara emosional. Ia berbicara tentang harapan, rasa takut, pengampunan, dan sukacita sejati.

“Injil tidak hanya memerdekakan kita dari kutuk, tetapi mengisi hati kita dengan sukacita kekal.”

6. Aplikasi Teologis dan Pastoral

a. Injil Harus Dinyatakan dengan Jelas

Hervey menunjukkan bahwa banyak orang Kristen seperti Theron — religius tetapi belum memahami Injil sejati. Tugas gereja adalah menyampaikan Injil dengan terang dan kasih.

b. Moralitas Tidak Menyelamatkan

Salah satu pelajaran penting: moralitas tanpa Kristus adalah ilusi. Meskipun seseorang bisa hidup baik, tanpa percaya kepada Kristus sebagai Juruselamat, ia tetap terhilang.

c. Anugerah Harus Membentuk Kerendahan Hati

Kesadaran bahwa keselamatan adalah sepenuhnya dari Allah seharusnya menghasilkan rasa syukur, kerendahan hati, dan kasih kepada sesama.

Kesimpulan

"Theron and Aspasio" bukan hanya karya sastra religius. Ini adalah alat pendidikan teologi Reformed yang sangat kuat. Melalui dialog yang hangat dan penuh kasih, James Hervey:

  • Menjelaskan pembenaran oleh iman.

  • Menekankan ketidakmampuan manusia menyelamatkan diri.

  • Mengagungkan kasih karunia Allah yang berdaulat.

Relevansi hari ini? Sangat besar. Banyak orang modern, seperti Theron, berpikir bahwa mereka cukup baik untuk Allah. Tapi melalui tokoh seperti Aspasio, gereja dipanggil untuk menunjukkan bahwa hanya melalui Kristus dan anugerah-Nya, manusia dapat dibenarkan.

Next Post Previous Post