Hidup oleh Iman
Pendahuluan
Salah satu doktrin inti dalam teologi Reformed adalah doktrin pembenaran oleh iman. Hal ini ditegaskan berulang kali dalam Alkitab, khususnya dalam tulisan Paulus: “Orang benar akan hidup oleh iman” (Roma 1:17). Dalam konteks ini, A Treatise on the Life of Faith karya William Romaine (1714–1795), seorang pengkhotbah Reformed dan tokoh Kebangunan Injili di Inggris, menjadi salah satu karya klasik yang mendalam tentang kehidupan oleh iman. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi isi utama karya tersebut, sambil menyelami eksposisi ayat-ayat Alkitab yang berkaitan, serta menambahkan pendapat beberapa pakar teologi Reformed.
Iman dalam Konteks Reformed
Teologi Reformed memahami iman bukan sekadar kepercayaan intelektual, tetapi sebagai instrumen spiritual yang menghubungkan orang berdosa dengan Kristus. Menurut Louis Berkhof, iman sejati memiliki tiga elemen: notitia (pengetahuan), assensus (persetujuan), dan fiducia (kepercayaan penuh). Romaine, dalam A Treatise on the Life of Faith, sangat menekankan unsur fiducia ini: iman bukan sekadar mempercayai bahwa Yesus adalah Juru Selamat, tetapi percaya kepada-Nya secara pribadi dan eksistensial sebagai satu-satunya pengharapan.
Eksposisi Iman dalam Alkitab
1. Galatia 2:20 – “Hidup oleh iman dalam Anak Allah”
Romaine memulai penjelasannya dari Galatia 2:20: “... dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
Ayat ini menjadi dasar utama dalam teologi kehidupan oleh iman. Menurut John Calvin, ayat ini menunjukkan bagaimana kehidupan Kristen tidak dibentuk oleh usaha sendiri, melainkan oleh persatuan dengan Kristus melalui iman. Romaine setuju dengan hal ini dan menegaskan bahwa iman adalah cara tunggal orang percaya mengalami kuasa Injil dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ibrani 11:1 – “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan”
Dalam bab 1 bukunya, Romaine menjelaskan Ibrani 11:1 sebagai definisi iman yang bukan hanya percaya pada fakta-fakta ilahi, tetapi juga mengandalkan Tuhan dalam setiap janji-Nya. Iman memberikan kepastian akan hal-hal yang belum dilihat karena fondasinya adalah firman Tuhan yang tidak berubah.
R.C. Sproul juga menyatakan bahwa iman dalam konteks Reformed bukanlah “leap of faith” yang buta, melainkan kepercayaan yang berakar pada karakter Allah yang setia dan wahyu-Nya yang jelas dalam Kitab Suci.
Dua Jenis Iman Menurut Romaine
Romaine membedakan dua jenis iman dalam kehidupan Kristen:
1. Iman untuk pembenaran (justifying faith)
Ini adalah iman awal yang menyelamatkan, yang oleh Roh Kudus menuntun seorang berdosa untuk percaya kepada Kristus sebagai satu-satunya dasar keselamatan. Romaine menekankan bahwa iman ini tidak datang dari manusia, tetapi merupakan karunia Allah (Efesus 2:8-9). Hal ini sejalan dengan pengajaran Calvin bahwa iman adalah karya Roh Kudus di dalam hati orang percaya.
2. Iman dalam pengudusan dan kehidupan sehari-hari
Banyak orang Kristen berhenti setelah memiliki iman untuk pembenaran, namun lupa bahwa iman juga harus terus aktif dalam proses pengudusan. Romaine menekankan pentingnya hidup oleh iman setiap hari—menyerahkan diri kepada janji Tuhan dalam semua aspek hidup: penderitaan, pencobaan, dan bahkan keberhasilan.
Iman Sebagai Saluran Anugerah
Dalam teologi Reformed, iman adalah saluran anugerah, bukan sebab keselamatan. Seperti yang ditegaskan oleh Herman Bavinck: “Iman tidak memiliki nilai karena dirinya sendiri, tetapi karena objeknya, yaitu Kristus.” Romaine menggunakan banyak ilustrasi untuk menekankan bahwa iman tidak menyelamatkan karena kuatnya iman itu sendiri, tetapi karena kepada siapa iman itu diarahkan.
Ia menulis: “Sebesar apa pun imanmu, itu bukan ukuran keselamatanmu. Bahkan iman kecil pun, jika tertanam pada Kristus yang besar, cukup untuk membawa keselamatan.”
Tantangan dan Hambatan dalam Hidup oleh Iman
Romaine juga membahas dengan jujur berbagai tantangan dalam hidup oleh iman:
1. Ketidakpercayaan (unbelief)
Ini adalah musuh utama iman. Bahkan orang percaya sering bergumul dengan ketidakpercayaan seperti Petrus ketika berjalan di atas air (Matius 14:28-31). Romaine mengajak pembaca untuk terus memerangi ketidakpercayaan dengan memperkuat diri dalam firman Allah.
2. Hidup dengan melihat, bukan dengan iman
Banyak orang Kristen tergoda untuk menilai hidup dari apa yang tampak di depan mata. Romaine menegaskan bahwa “kita dipanggil untuk berjalan dengan iman, bukan dengan penglihatan” (2 Korintus 5:7). Ini bukan hal mudah, tetapi sangat penting dalam kehidupan spiritual.
Hidup oleh Iman dalam Penderitaan
Salah satu kekuatan terbesar dalam karya Romaine adalah bagaimana ia mengaplikasikan prinsip iman dalam penderitaan. Ia menulis bahwa penderitaan seringkali menjadi alat Tuhan untuk menguji dan menguatkan iman. Ia mengutip Ayub 23:10: “Tetapi Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.”
Menurut John Owen, penderitaan adalah “sekolah iman” di mana Allah mendisiplinkan umat-Nya untuk mempercayai-Nya dalam segala hal. Romaine mendukung pandangan ini dan mengajak pembaca untuk tetap percaya pada kebaikan Allah bahkan ketika jalan-Nya tidak dapat dimengerti.
Peran Roh Kudus dalam Hidup oleh Iman
Iman bukanlah hasil kerja keras manusia, tetapi karya Roh Kudus. Romaine menyatakan bahwa hanya Roh Kudus yang dapat membuka mata rohani dan menanamkan iman sejati. Ini sejalan dengan ajaran Westminster Confession of Faith (XIV.1): “Iman yang menyelamatkan adalah karya Roh Kristus di dalam hati.”
Tanpa Roh Kudus, manusia hanya akan memiliki iman yang mati, yakni iman yang tidak membuahkan ketaatan dan pengharapan.
Implikasi Praktis Hidup oleh Iman
Romaine menyimpulkan bahwa hidup oleh iman memiliki banyak implikasi praktis, antara lain:
1. Hidup yang berserah
Orang yang hidup oleh iman tidak bergantung pada kekuatan sendiri, tetapi pada kekuatan Kristus. Ia menyerahkan masa depannya kepada Tuhan dan tidak khawatir secara duniawi (Matius 6:25-34).
2. Hidup dalam sukacita ilahi
Meskipun dunia menawarkan kesenangan palsu, iman menuntun pada sukacita yang kekal karena relasi dengan Allah. Romaine berkata: *“Sukacita yang datang dari iman tidak terguncang oleh badai dunia.”
3. Hidup yang berbuah
Iman sejati akan membuahkan ketaatan. Sebagaimana ditegaskan oleh Yakobus 2:17, iman tanpa perbuatan adalah mati. Romaine menekankan bahwa iman yang hidup akan tampak dalam kasih, kerendahan hati, dan pelayanan kepada sesama.
Kesimpulan
A Treatise on the Life of Faith bukanlah hanya sebuah karya teologis, tetapi pedoman praktis bagi orang Kristen untuk menjalani hidup yang menyenangkan Allah. William Romaine dengan setia menguraikan bagaimana iman harus menjadi landasan dalam segala aspek hidup. Ia menyatukan pengajaran doktrinal Reformed dengan nasihat pastoral yang mendalam.
Bagi teologi Reformed, iman bukan hanya awal dari kehidupan Kristen, tetapi napas setiap hari orang percaya. Melalui iman, kita dipersatukan dengan Kristus, memperoleh anugerah, menjalani penderitaan dengan harapan, dan hidup dalam ketaatan sejati. Oleh karena itu, ajakan Romaine sangat relevan hingga saat ini: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan hiduplah oleh iman setiap saat, sampai Engkau bertemu muka dengan-Nya dalam kemuliaan.”