Roma 16:1-2 Menggali Pelayanan dan Rekomendasi dalam Kristus
Pendahuluan
Surat Paulus kepada jemaat di Roma adalah mahakarya teologi yang mendalam dan penuh pengajaran praktis. Pada bagian akhir surat ini, tepatnya dalam Roma 16:1-2, kita menemukan catatan yang tampaknya sederhana, namun sangat kaya akan makna. Paulus memberikan rekomendasi terhadap seorang wanita bernama Febe, yang menjadi pelayan jemaat di Kengkrea. Namun di balik salam ini tersembunyi prinsip-prinsip pelayanan, pengakuan terhadap kontribusi perempuan dalam gereja, serta gambaran nyata komunitas yang saling menopang. Dalam artikel ini, kita akan mengupas Roma 16:1-2 secara mendalam menurut pandangan beberapa teolog Reformed.
Teks Alkitab: Roma 16:1-2 (TB)
“Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea, supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, seperti yang patut bagi orang-orang kudus, dan supaya kamu membantu dia dalam segala sesuatu yang mungkin diperlukannya dari kamu, karena dia sendiri telah memberi bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku.”
1. Latar Belakang Konteks Roma 16
Sebelum masuk ke eksposisi ayat, penting untuk memahami bahwa Roma 16 bukan sekadar daftar salam pribadi Paulus. Seperti dijelaskan oleh John Murray (Reformed Theological Seminary), pasal ini menunjukkan dinamika relasi personal dan komunitas yang dibangun atas dasar Injil. Paulus tidak melihat jemaat sebagai institusi formal, tetapi sebagai tubuh Kristus yang hidup, penuh kasih dan keterikatan satu sama lain. Rekomendasi atas Febe adalah bagian dari gambaran itu.
2. Siapakah Febe?
Dalam ayat 1, Paulus menyebut Febe sebagai “saudari kita” dan “pelayan jemaat di Kengkrea.”
a. Identitas Febe: Saudari dalam Kristus
John Calvin, dalam komentarnya terhadap Roma, menjelaskan bahwa penyebutan "saudari kita" menunjukkan penghormatan dan pengakuan bahwa Febe adalah anggota sejati dari tubuh Kristus. Ia bukan hanya jemaat biasa, tetapi telah dikenal dan diakui oleh Paulus karena pelayanannya.
b. Kata "Pelayan" (διάκονον - diakonon)
Di sini muncul perdebatan penting. Kata Yunani diakonos bisa berarti "pelayan" dalam arti umum atau "diaken" dalam pengertian jabatan gerejawi. Beberapa teolog Reformed seperti Thomas Schreiner (Southern Baptist Theological Seminary) berpendapat bahwa kata ini, dalam konteks Febe, lebih menunjuk pada fungsi pelayanan dan bukan jabatan resmi diaken seperti dalam 1 Timotius 3. Namun, lainnya seperti James Montgomery Boice menegaskan bahwa Febe kemungkinan memang memiliki peran pelayanan yang formal dalam gereja, meski tidak dalam pengertian otoritas pengajaran.
“Pelayanannya bukan karena ia seorang pemimpin dalam hal pengajaran, tetapi karena ia melayani kebutuhan praktis dari jemaat, kemungkinan besar termasuk dukungan keuangan dan logistik.” — Boice
3. Kota Kengkrea dan Konteks Pelayanan
Kengkrea adalah pelabuhan timur dari kota Korintus. Menurut Douglas Moo, ini menunjukkan bahwa gereja di sana merupakan ekspansi dari pelayanan Paulus di Korintus. Febe kemungkinan besar adalah orang kaya dan berpengaruh yang mendukung pelayanan misionaris dan juga menjadi tuan rumah bagi jemaat rumah di wilayah itu. Hal ini sejalan dengan pemikiran Reformed tentang providensi Allah yang memakai siapa pun, termasuk perempuan, dalam pekerjaan Injil.
4. Tanggung Jawab Jemaat Roma: Menerima dan Membantu
Paulus tidak hanya mengenalkan Febe, tetapi juga meminta jemaat di Roma melakukan dua hal:
a. “Menyambut dia dalam Tuhan, seperti yang patut bagi orang-orang kudus”
Frasa ini mengandung prinsip penting dalam etika gereja. Paulus ingin jemaat Roma menerima Febe bukan berdasarkan kedudukan sosial, tetapi sebagai saudari seiman. Teolog Reformed seperti R.C. Sproul menekankan bahwa ini menunjukkan prinsip persatuan tubuh Kristus. Setiap anggota, entah dari latar belakang mana pun, memiliki tempat yang sama dalam kasih karunia.
“Menerima satu sama lain dalam Tuhan adalah refleksi dari pengakuan bahwa Kristus telah menerima kita.” — R.C. Sproul
b. “Membantu dia dalam segala sesuatu yang mungkin diperlukannya”
Perintah ini bukan basa-basi. Paulus menunjukkan bahwa Febe mungkin memiliki urusan penting di Roma (beberapa penafsir berasumsi ia membawa surat Roma itu sendiri). Oleh karena itu, gereja harus secara aktif membantu dia. Matthew Henry menekankan bahwa ini adalah bentuk hospitality Kristen yang aktif: bukan hanya membuka rumah, tetapi juga menyediakan kebutuhan praktis untuk pelayanan Injil.
5. Febe: Seorang Penolong Bagi Banyak Orang
Paulus menyebutkan bahwa Febe “telah memberi bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku.” Ini menunjukkan reputasi dan integritas pelayanan Febe.
a. Kata “penolong” (προστάτις – prostatis)
Kata ini unik dan hanya muncul di sini dalam Perjanjian Baru. Kata tersebut berasal dari budaya Yunani yang menggambarkan seorang pelindung atau pendukung secara finansial dan sosial. Menurut Douglas Moo dan John Stott, ini memperkuat gagasan bahwa Febe adalah seorang sponsor atau dermawan yang dengan murah hati menopang pelayanan gereja, termasuk pelayanan Paulus sendiri.
John Stott menyebutnya sebagai:
“Contoh wanita Kristen yang penuh kasih, kaya secara materi, dan rela memakai hartanya untuk kepentingan kerajaan Allah.”
6. Aplikasi Teologi Reformed atas Roma 16:1-2
a. Kesetaraan di dalam Kristus
Paulus secara terbuka menyebut dan menghormati seorang perempuan dalam surat yang sangat teologis. Dalam terang teologi Reformed, ini mencerminkan prinsip Imago Dei bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan setara di hadapan Allah. Meski jabatan dalam gereja memiliki perbedaan (komplementarianisme), kontribusi perempuan tetap sangat dihargai.
b. Pelayanan adalah tanggung jawab semua orang percaya
Dalam doktrin priesthood of all believers, tidak hanya gembala atau rasul yang dipakai Tuhan. Setiap orang percaya—termasuk Febe—dapat menjadi alat Allah dalam mendukung pelayanan Injil. Febe menjadi teladan pelayanan praktis yang penuh kasih.
c. Pentingnya hospitality dalam komunitas gereja
Thomas Goodwin, seorang Puritan Reformed, menekankan bahwa komunitas gereja harus menjadi tempat di mana setiap orang percaya disambut dan ditolong dalam kasih Kristus. Prinsip ini dihidupi oleh gereja mula-mula dan harus tetap menjadi budaya dalam gereja masa kini.
7. Pandangan Teolog Reformed Terkemuka
a. John Calvin
Calvin mengagumi keberanian Paulus menyebutkan nama-nama individu secara publik dan menyarankan agar gereja juga menghormati orang-orang seperti Febe. Baginya, ini merupakan pengingat bahwa kasih dan pelayanan dalam tubuh Kristus harus dinyatakan secara praktis dan publik.
b. Herman Bavinck
Bavinck menekankan pentingnya komunitas kudus yang berakar dalam kasih anugerah Allah. Dalam tulisannya mengenai gereja, ia menggarisbawahi bahwa pelayanan bukan hanya soal jabatan, tetapi partisipasi dalam misi Allah. Febe adalah contohnya.
c. Sinclair Ferguson
Dalam pengajaran pastoralnya, Ferguson menyatakan bahwa ayat ini membongkar stereotip bahwa Perjanjian Baru memarginalkan perempuan. Justru sebaliknya, perempuan diberi tempat yang terhormat sebagai mitra pelayanan.
8. Kesimpulan: Teladan Febe dalam Gereja Masa Kini
Roma 16:1-2 bukan hanya catatan pribadi Paulus, melainkan penegasan bahwa Allah memakai siapa pun dalam kerajaan-Nya. Dalam terang teologi Reformed, kita belajar:
-
Perempuan seperti Febe adalah bagian vital dari tubuh Kristus.
-
Pelayanan sejati mencakup pengorbanan, dukungan, dan keterlibatan nyata.
-
Komunitas gereja dipanggil untuk saling menyambut dan menopang dalam kasih.
Dalam dunia yang sering kali memisahkan pelayanan dan kasih, Febe menjadi teladan penyatuan keduanya. Kiranya gereja masa kini belajar untuk menghargai setiap pelayanan, kecil maupun besar, sebagai bagian dari pekerjaan besar Allah.