Jalan Kekudusan dari Allah

Jalan Kekudusan dari Allah

Pendahuluan: Kekudusan sebagai Panggilan Ilahi

Dalam dunia yang semakin menormalisasi dosa dan relativisme moral, panggilan untuk hidup kudus tampak seperti beban yang berat atau bahkan mustahil. Namun, dalam terang Firman Allah dan teologi Reformed, kita justru menemukan bahwa kekudusan bukan hasil usaha manusia, melainkan karya anugerah Allah yang aktif dan transformatif dalam hidup orang percaya.

Topik “God’s Way of Holiness” mengarahkan kita pada pemahaman: bagaimana Allah membentuk kekudusan dalam diri kita, melalui karya Kristus dan kuasa Roh Kudus. Eksposisi ini akan membahas prinsip-prinsip utama dari Roma 6–8, diperkaya dengan pendapat dari para teolog Reformed.

I. Kekudusan Bukanlah Opsional: Panggilan untuk Semua Orang Percaya

A. Kekudusan Adalah Tujuan dari Keselamatan

“Karena itu, sebagaimana kamu telah menerima Kristus Yesus sebagai Tuhan, demikianlah hendaknya kamu hidup di dalam Dia.”
(Kolose 2:6)

Dalam teologi Reformed, keselamatan bukan hanya tentang diampuni, tetapi juga diubahkan. John Calvin menegaskan bahwa:

“Tidak ada keselamatan tanpa kekudusan. Kristus membenarkan kita supaya juga menguduskan kita.”

B. Kekudusan Sebagai Bukti dan Buah Iman Sejati

R.C. Sproul dalam bukunya The Holiness of God menekankan:

“Jika kita tidak mencintai kekudusan, maka kita belum melihat Tuhan yang sejati.”

II. Roma 6: Dibebaskan dari Dosa untuk Hidup Kudus

“Bagaimana mungkin kita yang telah mati terhadap dosa masih hidup di dalamnya?”
(Roma 6:2)

A. Persatuan dengan Kristus: Kunci Kehidupan Baru

Paulus mengajarkan bahwa melalui baptisan, kita dipersatukan dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Roma 6:3–5). Ini bukan hanya simbolis, tetapi realitas rohani.

John Murray menjelaskan konsep ini sebagai “definitive sanctification” — bahwa kita sudah dipisahkan dari kuasa dosa.

B. Dosa Tidak Berkuasa Lagi

“Sebab dosa tidak akan berkuasa atas kamu, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.”
(Roma 6:14)

Artinya, orang percaya tidak lagi menjadi budak dosa, tetapi telah diberikan kuasa untuk hidup dalam kebenaran.

C. Kekudusan Adalah Pilihan Aktif

Paulus menekankan agar kita menyerahkan anggota tubuh kita bukan untuk dosa, tetapi untuk kebenaran (Roma 6:13). Ini menggambarkan proses pengudusan yang melibatkan kerja sama antara anugerah Allah dan ketaatan manusia.

III. Roma 7: Pergumulan Dalam Kekudusan

“Apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, tidak aku lakukan, tetapi apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, justru yang aku lakukan.”
(Roma 7:19)

A. Realitas Pergumulan Orang Percaya

Pasal ini sering kali disalahpahami. Namun, dalam pandangan Reformed, Roma 7 menggambarkan pengalaman orang percaya yang sejati, bukan orang belum diselamatkan.

John Owen, dalam Mortification of Sin, menjelaskan bahwa:

“Kehidupan Kristen adalah peperangan konstan antara daging dan Roh.”

B. Hukum Tidak Dapat Menyelamatkan

Paulus menekankan bahwa hukum Taurat itu baik, tetapi tidak mampu memberikan kekuatan untuk taat. Ini membuka jalan bagi kebutuhan akan Roh Kudus dalam Roma 8.

IV. Roma 8: Kuasa Roh Kudus dalam Kekudusan

“Sebab hukum Roh, yang memberikan hidup dalam Kristus Yesus, telah memerdekakan kamu dari hukum dosa dan maut.”
(Roma 8:2)

A. Hidup Menurut Roh

Paulus menunjukkan bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan dosa adalah dengan berjalan dalam Roh (Roma 8:4–5). Ini adalah kunci kehidupan kudus dalam pandangan Reformed:

  • Bukan usaha daging,

  • Tapi kuasa Roh Kudus yang mematikan dosa.

Sinclair Ferguson menyebut ini sebagai “life in the Spirit”, yaitu kehidupan yang dikendalikan oleh anugerah dan kuasa Allah.

B. Roh Kudus Menjadikan Kita Anak

“Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah.”
(Roma 8:14)

Roh Kudus bukan hanya memberi kuasa untuk taat, tetapi juga meneguhkan identitas kita sebagai anak Allah, yang mencintai kekudusan bukan karena kewajiban, tetapi karena kasih.

V. Prinsip Kekudusan Menurut Teologi Reformed

A. Kekudusan Adalah Anugerah

Horatius Bonar, dalam God’s Way of Holiness, menekankan bahwa:

“Kekudusan bukan hasil usaha, tetapi hasil dari anugerah yang mengalir dari salib.”

Reformed theology menolak pandangan bahwa manusia bisa mencapai kekudusan dengan kekuatan sendiri. Tanpa karya Kristus dan Roh Kudus, semua usaha hanyalah moralitas kosong.

B. Kekudusan Adalah Perintah

Anugerah tidak meniadakan perintah. Justru karena kita telah diselamatkan, kita dipanggil untuk hidup kudus.

“Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”
(1 Petrus 1:16)

Ini adalah panggilan universal — bagi setiap orang percaya, tidak hanya bagi pendeta atau pemimpin rohani.

C. Kekudusan Adalah Proses

Pengudusan adalah proses bertahap, dan bukan instan. Ini melibatkan:

  • Disiplin rohani (doa, firman, persekutuan),

  • Penderitaan yang membentuk karakter (Roma 5:3–5),

  • Penyerahan diri setiap hari kepada Kristus.

VI. Mematikan Dosa: Prinsip John Owen

John Owen adalah salah satu tokoh sentral dalam teologi kekudusan Reformed. Dalam bukunya The Mortification of Sin, ia menekankan:

“Be killing sin, or it will be killing you.”

Artinya, kita harus aktif mematikan dosa melalui kuasa Roh Kudus. Ini bukan legalisme, tetapi respons kepada kasih Allah.

Langkah-langkahnya:

  1. Mengenali dosa secara spesifik,

  2. Mengakuinya kepada Allah,

  3. Menolak dosa dengan firman dan doa,

  4. Bersandar pada anugerah, bukan kekuatan sendiri.

VII. Motivasi Kekudusan: Bukan Rasa Bersalah, Tetapi Kasih

A. Injil Adalah Motivasi Terbesar

Teologi Reformed menekankan bahwa motivasi utama hidup kudus adalah kasih kepada Allah, bukan rasa bersalah atau rasa takut.

Tim Keller menyatakan:

“Ketaatan sejati lahir dari hati yang telah dikuasai oleh kasih karunia, bukan ketakutan.”

B. Kekudusan Adalah Sukacita, Bukan Beban

“Sebab perintah-perintah-Nya tidak berat.”
(1 Yohanes 5:3)

Orang percaya yang sejati mencintai perintah Allah, karena itu mencerminkan karakter Allah.

VIII. Kekudusan dalam Dunia Modern

A. Tantangan Kekudusan di Era Digital

Dalam dunia yang penuh godaan visual, pornografi, konsumerisme, dan egoisme, kekudusan terasa sulit. Tapi justru di tengah kegelapan, terang kekudusan akan semakin bersinar.

Reformed worldview menekankan bahwa kekudusan bukan hanya di gereja, tapi juga:

  • Di tempat kerja,

  • Di media sosial,

  • Dalam relasi keluarga.

B. Kekudusan Sebagai Kesaksian

“Hendaklah terangmu bercahaya di depan orang...”
(Matius 5:16)

Hidup kudus adalah cara paling kuat untuk menunjukkan Injil kepada dunia yang haus makna.

IX. Aplikasi Praktis Jalan Kekudusan

  1. Renungkan Firman setiap hari: (Mazmur 1:2)

  2. Berdoa memohon kekuatan Roh Kudus

  3. Bangun persekutuan dengan tubuh Kristus

  4. Miliki accountability

  5. Jangan menyerah saat gagal, kembali kepada salib

Kesimpulan: Kekudusan adalah Jalan Allah Menuju Kemuliaan

“God’s Way of Holiness” bukan tentang menjadi sempurna dengan kekuatan sendiri, melainkan menyerahkan hidup kepada Allah yang menyempurnakan kita melalui Roh Kudus. Dalam terang Injil, kekudusan bukan sekadar kewajiban, tetapi hak istimewa yang hanya dimiliki oleh mereka yang telah diselamatkan oleh Kristus.

Next Post Previous Post