Menatap kepada Yesus Ibrani 12:2

Menatap kepada Yesus Ibrani 12:2

"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib, ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah."(Ibrani 12:2, AYT)

Pendahuluan: Iman yang Berfokus pada Kristus

Surat Ibrani ditulis kepada orang-orang percaya Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan tergoda untuk meninggalkan iman Kristen. Dalam bab 11, penulis memaparkan “galeri iman” tokoh-tokoh Perjanjian Lama. Namun, dalam Ibrani 12, fokusnya berpindah — dari para saksi iman kepada Yesus Kristus sendiri sebagai teladan dan penyempurna iman.

Dalam kerangka teologi Reformed, ayat ini bukan sekadar ajakan moral, tetapi penekanan pada Kristus sebagai pusat iman. Artikel ini akan mengeksplorasi eksposisi Ibrani 12:2 menurut para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Sinclair Ferguson, Herman Bavinck, dan lainnya.

1. "Mata yang tertuju kepada Yesus"

A. Imperatif Spiritual: Fokus kepada Kristus

Frasa ini mengandung perintah aktif: “melakukan dengan mata yang tertuju” (fixing our eyes on Jesus). Dalam bahasa Yunani, kata ἀφορῶντες (aphorontes) berarti "mengalihkan pandangan dari yang lain dan memusatkannya hanya pada satu titik".

Menurut John Owen, teolog Puritan dan komentator Reformed atas Ibrani, makna dari perintah ini adalah:

"Bukan hanya melihat kepada Yesus sesekali, tetapi secara terus-menerus menjadikan Dia sebagai satu-satunya tujuan iman dan kehidupan."

B. Teologi Sentralitas Kristus

Dalam pandangan Reformed, iman bukan berakar pada kekuatan pribadi tetapi pada pribadi Kristus. Seperti dijelaskan oleh R.C. Sproul, “Kristus bukan sekadar objek iman, tetapi subjek yang memelihara dan menyempurnakan iman itu sendiri.”

2. “Pemimpin dan Penyempurna Iman”

A. Pemimpin: Archegos

Kata Yunani ἀρχηγὸς (archegos) diterjemahkan sebagai “pemimpin” atau “pencetus”. Dalam konteks Reformed, ini menunjuk pada peran Kristus sebagai:

  • Pencipta jalan keselamatan,

  • Pemimpin umat Allah dalam perjalanan iman,

  • Penyebab utama iman itu sendiri (lih. Ibrani 2:10).

John Calvin menyatakan:

“Kristus bukan hanya memberikan contoh iman, melainkan menanamkannya dalam kita oleh Roh-Nya.”

B. Penyempurna: Teleiōtēs

Kata τελειωτής (teleiōtēs) merujuk pada seseorang yang menyelesaikan atau membawa kepada kesempurnaan. Kristus:

  • Menyempurnakan iman bukan secara moral saja, tetapi membawa keselamatan kita kepada kesempurnaan eskatologis,

  • Menyelesaikan karya penebusan secara sempurna (lih. Yohanes 19:30).

Sinclair Ferguson mengatakan bahwa:

“Dalam Kristus, iman menemukan asal dan akhirnya. Kita tidak menambahkan apa pun kepada karya yang telah sempurna.”

3. “Yang dengan mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib”

A. Salib dan Penghinaan

Kata "kehinaan" (Yunani: αἰσχύνης / aischynēs) menunjukkan rasa malu yang mengerikan. Penyaliban bukan hanya penderitaan fisik, tapi juga bentuk penghinaan sosial dan rohani.

Dalam pandangan Reformed:

  • Kristus memikul salib bukan karena dosa-Nya, tetapi sebagai pengganti umat-Nya,

  • Ia memikul kutuk hukum Taurat (Galatia 3:13) dan murka Allah sebagai korban pendamaian (propitiation).

B. Ketaatan Kristus sebagai Teladan dan Jaminan

Herman Bavinck mengajarkan bahwa ketaatan Kristus bukan hanya teladan etis, tetapi bagian esensial dari karya penebusan. Ia taat sampai mati, untuk menegakkan kebenaran Allah dan menghapuskan dosa kita.

“Ketaatan aktif dan pasif Kristus adalah fondasi keadilan kita.”

4. “Ganti sukacita yang disediakan bagi-Nya”

A. Sukacita Eskatologis

Apa sukacita yang dimaksud? Beberapa penafsir Reformed, termasuk Thomas Schreiner, percaya bahwa ini menunjuk kepada:

  • Sukacita karena kemenangan atas maut dan dosa,

  • Pemuliaan bersama Bapa,

  • Menghimpun umat pilihan dalam keselamatan kekal.

Michael Horton menekankan bahwa Kristus menanggung salib karena Ia tahu akhir dari cerita: kemuliaan Bapa dan penebusan umat-Nya.

B. Teologi Salib dan Kemuliaan

Dalam Reformed theology, tidak ada kemuliaan tanpa salib (glory through suffering). Seperti ajaran Yesus sendiri, siapa yang mau mengikut Dia harus memikul salibnya.

Dalam teologi Geerhardus Vos, jalan salib Kristus bukan kegagalan, melainkan puncak dari rencana penebusan ilahi yang penuh kemenangan.

5. “Duduk di sebelah kanan takhta Allah”

A. Kristus yang Dimuliakan dan Bertakhta

Ini adalah referensi langsung kepada kenaikan dan pemerintahan Kristus. Dalam kerangka Reformed Christology, ini disebut sebagai status exaltationis, di mana Kristus:

  • Memerintah sebagai Raja atas segalanya,

  • Menjadi Imam Besar yang terus-menerus menjadi pengantara,

  • Mempersiapkan Gereja-Nya menuju kesempurnaan.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:

“Duduk di sebelah kanan Allah adalah simbol dari otoritas tertinggi dan kemenangan penuh dalam seluruh tatanan kosmis.”

B. Penghiburan bagi Orang Percaya

Kristus tidak hanya duduk sebagai Raja, tetapi juga sebagai pengantara yang berdoa bagi kita (Roma 8:34). Dalam penderitaan, penganiayaan, dan pencobaan, orang percaya tidak sendirian.

6. Implikasi Teologis bagi Iman Kristen

A. Iman yang Teguh pada Kristus

Ibrani 12:2 menyatakan bahwa iman Kristen bukan sekadar usaha manusiawi, tetapi berakar dan berujung pada Kristus. Ini adalah iman yang:

  • Tidak berdasarkan perasaan,

  • Tidak tergantung pada kekuatan diri,

  • Bersandar pada karya Kristus yang sempurna.

B. Kehidupan Kristen adalah Perlombaan

Penulis Ibrani mengandaikan kehidupan Kristen sebagai perlombaan yang harus dijalani dengan tekun. Namun, perlombaan itu tidak dapat dijalani tanpa menatap kepada Kristus.

Dalam istilah Reformed sanctification, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, bukan untuk memperoleh keselamatan, tetapi sebagai respons terhadap anugerah.

7. Aplikasi Praktis: Menatap Yesus di Tengah Pergumulan

A. Saat Iman Goyah

Ketika iman melemah, kita tidak mencari kekuatan di dalam diri, tetapi mengangkat mata kepada Kristus. Sebagaimana kata John Piper:

“Melihat Kristus adalah cara Tuhan memelihara iman kita.”

B. Dalam Penderitaan

Penderitaan dalam dunia ini bukan sia-sia. Kita mengikuti jejak Kristus, yang menanggung salib demi sukacita yang besar. Ini memberikan makna mendalam bagi penderitaan Kristen.

Tim Keller: “Hanya salib yang dapat memberi makna pada penderitaan.”

C. Dalam Pelayanan dan Panggilan

Dalam pelayanan, mudah teralihkan kepada kesuksesan, reputasi, atau hasil. Namun, ayat ini memanggil kita untuk menatap kepada Kristus — tujuan dan teladan utama kita.

8. Kesimpulan: Kristus Sebagai Fokus Hidup Kristen

Ibrani 12:2 bukan hanya nasihat rohani, tetapi kebenaran teologis yang mendalam:

  • Kristus adalah pusat, awal, dan akhir dari iman kita.

  • Ia adalah Pemimpin yang menuntun dan Penyempurna yang menyelesaikan.

  • Salib-Nya menjadi dasar kemenangan.

  • Kemuliaan-Nya menjadi harapan kita.

Reformed Theology dan Ibrani 12:2

Teologi Reformed menegaskan bahwa seluruh keselamatan adalah:

  • Dari Allah (sola gratia),

  • Melalui Kristus (solus Christus),

  • Demi kemuliaan Allah saja (soli Deo gloria).

Ayat ini adalah gambaran konkret dari prinsip tersebut.

Next Post Previous Post