Kisah Para Rasul 3:20-21 Pemulihan Segala Sesuatu
.png)
Pendahuluan
Ayat Kisah Para Rasul 3:20-21 menyimpan makna mendalam tentang rencana penebusan Allah dan harapan eskatologis umat percaya. Petrus, dalam khotbahnya di serambi Salomo, menyerukan pertobatan dan menggambarkan janji pemulihan yang besar. Dalam konteks teologi Reformed, ayat ini bukan hanya menunjuk pada kedatangan Kristus yang kedua, tetapi juga mengandung prinsip-prinsip sentral seperti restorasi ciptaan, kerajaan Allah, dan kedaulatan Allah dalam sejarah.
"dan supaya Ia mengutus Yesus Kristus, yang sebelumnya telah ditentukan bagimu. Ia harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah sejak zaman dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus." (Kisah Para Rasul 3:20-21, AYT)
1. Konteks Historis dan Naratif
Ayat ini muncul dalam bagian awal pelayanan para rasul pasca-kebangkitan Yesus. Petrus dan Yohanes baru saja menyembuhkan seorang lumpuh di pintu Gerbang Indah, yang menarik perhatian banyak orang Yahudi. Khotbah Petrus bertujuan untuk menjelaskan bahwa kuasa penyembuhan itu bukan berasal dari mereka, melainkan dari Yesus, Sang Mesias yang ditolak dan disalibkan oleh umat-Nya sendiri.
Dalam kerangka naratif ini, Petrus menghubungkan tindakan ilahi yang baru saja terjadi dengan janji-janji Perjanjian Lama, menegaskan bahwa apa yang terjadi adalah penggenapan dari nubuat Allah.
2. Frasa Kunci: "Yesus Kristus, yang sebelumnya telah ditentukan bagimu"
A. Penetapan Kekal dalam Kedaulatan Allah
Teologi Reformed sangat menekankan doktrin penetapan kekal Allah. John Calvin dalam Institutes menjelaskan bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu dari kekekalan, termasuk penebusan melalui Kristus. Dalam ayat ini, frasa “yang sebelumnya telah ditentukan” menunjukkan bahwa kedatangan Kristus bukan respons reaktif terhadap dosa manusia, tetapi bagian dari rencana kekal Allah yang tidak berubah (immutable).
RC Sproul berkata, "There is not one maverick molecule in the universe," artinya tidak ada satu pun unsur ciptaan yang tidak berada di bawah kedaulatan Allah, termasuk kedatangan Kristus.
B. Pengutusan Kristus sebagai Mesias
Teolog Reformed seperti Herman Bavinck menekankan bahwa Kristus bukan hanya sebagai penebus pribadi, tetapi juga sebagai Raja dan Imam dalam tatanan kosmik. Dalam konteks Kisah Para Rasul 3:20, pengutusan Yesus adalah penggenapan dari tugas-Nya sebagai Mesias dalam tiga jabatan (nabii, imam, raja).
3. “Ia harus tinggal di sorga…”: Eskatologi Penantian
A. Masa Tinggal Kristus di Surga
Frasa ini menunjukkan realitas kenaikan Kristus dan pemerintahan-Nya dari sorga, yang dikenal dalam teologi Reformed sebagai interregnum (masa antara kenaikan dan kedatangan kembali). Kristus memerintah atas Gereja-Nya melalui Roh Kudus, dan masa ini disebut juga sebagai “zaman Gereja”.
Anthony Hoekema, dalam bukunya The Bible and the Future, menjelaskan bahwa masa ini adalah masa penantian aktif, di mana Injil diberitakan dan kerajaan Allah diperluas melalui Gereja.
Dalam pemikiran Geerhardus Vos, Kristus tidak pasif di surga. Ia sedang menggenapi mandat mesianik-Nya dan mempersiapkan segala sesuatu menuju klimaks pemulihan.
4. “...Sampai waktu pemulihan segala sesuatu”
A. Apakah "Pemulihan" itu?
Frasa ini adalah pusat dari ayat ini dan mengundang banyak interpretasi.
(1) Bukan Restorasi Nasional Israel
Beberapa interpretasi premilenial melihat ini sebagai restorasi literal Israel sebagai bangsa, namun teolog Reformed menolak pendekatan ini. Mereka menekankan bahwa pemulihan ini bersifat universal dan kosmis, mencakup seluruh ciptaan.
(2) Ciptaan Baru dan Redemptive History
Menurut Cornelius Van Til dan Herman Bavinck, pemulihan ini menyangkut pembaruan seluruh tatanan kosmik — renewal of all creation. Dunia yang telah jatuh ke dalam dosa akan dibaharui, bukan dihancurkan lalu digantikan.
John Frame menulis bahwa “Restoration” dalam konteks Alkitab selalu terkait erat dengan perdamaian antara Allah dan ciptaan-Nya.
B. Kata Yunani: ἀποκατάστασις (apokatastasis)
Kata ini hanya muncul satu kali di Perjanjian Baru, yaitu di Kisah Para Rasul 3:21. Secara literal berarti “pemulihan ke keadaan semula”.
-
Konteks Septuaginta (LXX): digunakan untuk mengacu pada pembaruan bangsa atau tatanan.
-
Dalam konteks PB, menunjukkan pemulihan yang bersifat rohani dan kosmis, bukan hanya sosiopolitik.
G.K. Beale, teolog Reformed yang banyak membahas simbolisme Perjanjian Baru, menekankan bahwa pemulihan ini meliputi:
-
Pembaruan Bumi
-
Penghapusan dosa sepenuhnya
-
Keadilan sempurna di bawah pemerintahan Kristus
5. “...Seperti yang difirmankan Allah sejak zaman dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus”
A. Keterhubungan dengan Perjanjian Lama
Teologi Reformed sangat menghargai kesinambungan antara PL dan PB (bukan dikotomi), yang dikenal sebagai covenantal theology. Ayat ini menguatkan prinsip tersebut — bahwa Injil dan janji pemulihan tidak baru, melainkan telah dinyatakan dari awal oleh nabi-nabi.
Jonathan Edwards menyebut rencana penebusan sebagai “the history of redemption”, dan semua nabi berbicara tentang Mesias yang datang, penderitaannya, dan pemulihan yang akan datang.
B. Teologi Penggenapan (Fulfillment Theology)
Menurut Meredith Kline, semua nubuatan PL mengalami penggenapan dalam Kristus. Dalam Kisah 3 ini, Petrus ingin menunjukkan bahwa:
-
Segala sesuatu tentang Kristus sudah dinubuatkan,
-
Proses pemulihan tidak terputus dari PL, tetapi adalah penggenapannya.
6. Implikasi Teologis
A. Harapan Eskatologis
Reformed theology tidak hanya berfokus pada keselamatan pribadi, tetapi juga pada pemulihan dunia secara menyeluruh. Ayat ini memberikan pengharapan yang pasti akan datangnya hari ketika:
-
Tidak ada lagi penderitaan.
-
Dunia diperbarui sempurna.
-
Gereja dimuliakan bersama Kristus.
B. Misi dan Pertobatan
Dalam konteks khotbah Petrus, panggilan untuk bertobat sangat jelas. Pemulihan itu tidak otomatis berlaku bagi semua orang, tetapi diberlakukan kepada mereka yang percaya kepada Kristus.
Seperti dikatakan Michael Horton: “The Gospel is not merely about us going to heaven; it’s about heaven invading earth.”
7. Relevansi Praktis dan Pastoral
A. Untuk Gereja
Ayat ini menjadi pengingat bahwa Gereja bukan hanya komunitas yang menyelamatkan jiwa, tetapi instrumen Allah dalam mendorong datangnya Kerajaan-Nya di bumi. Penginjilan, pelayanan sosial, dan liturgi semuanya menjadi alat Allah dalam mempercepat penggenapan itu.
B. Untuk Dunia
Pemulihan yang dijanjikan tidak berarti bahwa dunia sekarang ditinggalkan, tetapi justru dirawat dengan penuh pengharapan. Pandangan Reformed tentang pemulihan mendorong:
-
Etika kerja (bekerja untuk kemuliaan Tuhan),
-
Tanggung jawab lingkungan,
-
Keadilan sosial yang berakar pada Injil.
8. Kesimpulan
Kisah Para Rasul 3:20-21 adalah pernyataan monumental tentang rencana kekal Allah yang mencakup sejarah, kosmos, dan jiwa manusia. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini:
-
Menegaskan kedaulatan Allah,
-
Menyatakan Kristus sebagai pusat pemulihan, dan
-
Menawarkan pengharapan eskatologis yang pasti.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk bertobat dan terlibat aktif dalam pekerjaan Kerajaan Allah, menanti dengan penuh pengharapan akan saat di mana segala sesuatu dipulihkan seperti yang dijanjikan oleh Allah.