Yohanes 15:16 Pemilihan Ilahi dan Buah Kekekalan
Ayat inti:
"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu." — Yohanes 15:16
Pendahuluan: Pemilihan yang Mengubah Segalanya
Yohanes 15:16 merupakan bagian penting dalam khotbah perpisahan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum penyaliban. Ayat ini sarat makna teologis dan menjadi fondasi bagi banyak doktrin penting dalam teologi Reformed, terutama mengenai pemilihan (election), penetapan (ordination), buah rohani, dan doa yang efektif. Ayat ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa inisiatif keselamatan ada di tangan Allah, bukan manusia.
Konteks Historis dan Teologis
Yohanes pasal 15 berbicara tentang persekutuan antara Yesus dan murid-murid-Nya dalam perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting. Yesus menyatakan bahwa Dialah pokok anggur, dan murid-murid-Nya adalah ranting-ranting yang hanya bisa berbuah jika tetap tinggal di dalam-Nya. Ayat 16 muncul setelah seruan untuk tetap tinggal dalam kasih-Nya dan menaati perintah-Nya.
Menurut pakar Reformed seperti John Calvin, konteks ini memperjelas bahwa semua buah rohani adalah hasil dari kasih karunia Allah, dan bukan hasil usaha manusia. Calvin menulis dalam Commentary on John bahwa pemilihan ini adalah “akar segala kebaikan dalam hidup rohani.”
1. "Bukan Kamu yang Memilih Aku" – Doktrin Pemilihan
Penolakan terhadap Pelagianisme
Yesus memulai dengan menyatakan bahwa bukan para murid yang memilih-Nya. Ini adalah pernyataan yang menentang keras Pelagianisme – ajaran yang mengatakan manusia mampu memilih Allah tanpa campur tangan anugerah. Dalam pandangan Reformed, pemilihan adalah tindakan Allah secara mutlak berdasarkan kehendak-Nya, bukan karena kualitas atau perbuatan manusia.
R.C. Sproul menekankan bahwa ayat ini membuktikan bahwa keselamatan berasal dari Allah dari awal sampai akhir. Menurutnya, inisiatif ilahi dalam pemilihan menunjukkan bahwa iman bukanlah sebab dari pemilihan, tetapi hasil dari pemilihan.
Kasih Karunia yang Efektif
Doktrin ini sejalan dengan konsep irresistible grace (kasih karunia yang tidak dapat ditolak). Tuhan tidak sekadar menawarkan pilihan kepada manusia, tetapi secara aktif memanggil dan menarik orang-orang pilihan-Nya kepada Kristus melalui pekerjaan Roh Kudus (Yohanes 6:44).
Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, mengatakan bahwa pemilihan adalah “pemilihan bebas dan kasih yang kekal dari Allah bagi mereka yang akan diselamatkan.”
2. "Akulah yang Memilih Kamu dan Menetapkan Kamu" – Penetapan untuk Tujuan Ilahi
Pemilihan dengan Tujuan
Allah bukan hanya memilih, tetapi juga menetapkan. Istilah “menetapkan” (Yunani: tithemi) bermakna menunjuk, menetapkan untuk suatu maksud. Di sini tampak bahwa pemilihan bukan hanya untuk keselamatan, tetapi juga untuk pelayanan dan pertumbuhan rohani.
Menurut Matthew Henry, Allah menetapkan umat-Nya untuk menjalani hidup yang menghasilkan buah, menunjukkan bahwa tidak ada pemisahan antara iman dan tindakan.
Panggilan kepada Tanggung Jawab
Poin ini menunjukkan bahwa pemilihan bukanlah alasan untuk pasif, tetapi justru landasan bagi kehidupan yang aktif dalam pelayanan dan pengudusan. John Owen menyatakan bahwa setiap orang pilihan akan dimampukan oleh Roh Kudus untuk menjalani hidup yang taat dan berbuah.
3. "Supaya Kamu Pergi dan Menghasilkan Buah" – Buah yang Kekal
Konsep Buah dalam Injil Yohanes
Dalam Yohanes 15, “buah” adalah metafora untuk hasil dari tinggal dalam Kristus: karakter Kristus, kasih, ketaatan, pelayanan, dan pertobatan orang lain. Ini bukan buah biasa, tetapi buah yang berasal dari Roh dan bersifat kekal (bdk. Galatia 5:22-23).
Jonathan Edwards menjelaskan bahwa tanda sejati dari keselamatan adalah pertumbuhan dalam kekudusan dan kasih. Buah itu bukan hanya keputusan sesaat, tetapi pola hidup yang konsisten.
Buah yang Tetap
Istilah “buahmu itu tetap” berbicara tentang buah yang bertahan hingga kekekalan. Ini menunjukkan hasil dari pekerjaan Kristus di dalam umat-Nya – bukan hanya perubahan moral, tetapi transformasi abadi yang menyatakan kemuliaan Allah.
D.A. Carson, dalam komentarnya atas Injil Yohanes, menekankan bahwa Yesus mengharapkan murid-murid-Nya untuk menghasilkan buah yang bersifat transenden, dan ini hanya mungkin jika mereka benar-benar bersatu dengan-Nya.
4. "Supaya Apa yang Kamu Minta kepada Bapa dalam Nama-Ku, Diberikan-Nya kepadamu" – Doa yang Efektif
Hubungan antara Doa dan Pemilihan
Yesus menghubungkan buah rohani dengan efektivitas doa. Dalam teologi Reformed, ini menunjukkan bahwa doa yang sesuai dengan kehendak Allah akan dikabulkan karena berasal dari kehidupan yang telah dipilih dan diperbaharui oleh Allah.
John Piper menyatakan bahwa doa orang percaya yang menghasilkan buah adalah cerminan dari kehendak Kristus, karena mereka telah tinggal di dalam-Nya dan Firman-Nya tinggal dalam mereka (Yohanes 15:7).
Doa dalam Nama Yesus
Berdoa “dalam nama-Ku” bukan sekadar formula, tetapi mencerminkan kesatuan dengan kehendak dan pribadi Kristus. Doa semacam ini bersifat Kristosentris, bukan antroposentris.
Doa yang efektif adalah buah dari kehidupan yang tinggal di dalam Kristus – dan ini hanya dimungkinkan karena Allah telah memilih dan menetapkan kita untuk tujuan tersebut.
5. Aplikasi Pastoral: Pemilihan Ilahi dan Penghiburan Umat Allah
Kepastian Keselamatan
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, pengajaran ini memberikan jaminan dan ketenangan. Jika Allah yang memilih kita, maka tidak ada kuasa yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya (Roma 8:38-39).
Charles Spurgeon berkata, “Saya yakin saya dipilih oleh Allah karena, seandainya tidak demikian, saya tidak akan pernah memilih Dia.”
Dorongan untuk Bertumbuh dan Berbuah
Pemilihan bukan alasan untuk hidup sembarangan. Justru karena kita dipilih, kita dipanggil untuk berjalan dalam terang, menghasilkan buah, dan hidup dalam kekudusan. Ini menuntut disiplin rohani, ketaatan, dan pelayanan yang tulus.
Kesimpulan: Allah Memulai, Allah Menyelesaikan
Yohanes 15:16 merupakan ringkasan indah dari banyak ajaran besar dalam teologi Reformed: pemilihan tanpa syarat, kasih karunia yang efektif, tanggung jawab untuk berbuah, serta kepastian dalam doa dan keselamatan. Ayat ini membawa kita pada pemahaman bahwa keselamatan bukanlah hasil usaha manusia, tetapi anugerah murni dari Allah yang berdaulat.
Allah memulai karya-Nya dengan memilih, menetapkan, dan memanggil. Ia memelihara dengan membuahkan kehidupan rohani yang nyata. Dan pada akhirnya, Ia memuliakan orang-orang pilihan-Nya untuk selama-lamanya.