1 Petrus 1:1-2 Dipilih Menurut Rencana Allah

Dipilih Menurut Rencana Allah (1 Petrus 1:1-2)

“Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.” (1 Petrus 1:1-2)

Pendahuluan

Surat 1 Petrus ditulis kepada jemaat Kristen yang sedang mengalami penderitaan dan penganiayaan karena iman mereka. Mereka disebut sebagai “orang-orang pendatang yang tersebar” (diaspora). Identitas mereka sebagai umat pilihan Allah ditegaskan sejak awal surat ini, agar mereka menemukan penghiburan dan kekuatan.

Dua ayat pertama dari surat ini mengandung kekayaan teologis yang luar biasa. Di sini kita melihat tema besar teologi Reformed: doktrin pemilihan Allah, karya Tritunggal dalam keselamatan, dan panggilan untuk hidup taat. John Calvin menyebut pembukaan surat ini sebagai “ringkasan Injil keselamatan dalam bentuk yang singkat namun penuh kekuatan.”

Mari kita menelaah bagian ini dalam empat pokok utama:

  1. Identitas orang percaya sebagai pendatang dan pilihan Allah.

  2. Pemilihan menurut rencana Allah Bapa.

  3. Pengudusan oleh Roh Kudus.

  4. Ketaatan kepada Yesus Kristus dan percikan darah-Nya.

1. Identitas Orang Percaya: Pendatang dan Pilihan Allah

a. Orang-orang pendatang (παρεπιδήμοις, parepidēmois)

Petrus menyebut penerima surat sebagai pendatang atau orang asing. Ini bukan sekadar status sosial, melainkan identitas rohani. Mereka hidup di dunia ini, tetapi bukan bagian dari dunia.

Calvin menulis:

“Kita semua adalah pengembara di bumi ini, dan negeri kita yang sejati adalah di surga. Maka, kita tidak boleh melekatkan hati pada dunia ini, tetapi menantikan rumah yang kekal.”

Dengan kata lain, hidup Kristen selalu ditandai oleh ketidaknyamanan di dunia, karena kita adalah warga Kerajaan Allah.

b. Orang-orang yang dipilih (ἐκλεκτοῖς, eklektois)

Petrus segera menegaskan bahwa meskipun mereka adalah pendatang, mereka bukan orang-orang terlupakan. Mereka adalah umat pilihan Allah.

John Murray, seorang teolog Reformed, menekankan bahwa doktrin pemilihan bukanlah sumber ketakutan, melainkan penghiburan:

“Pemilihan adalah jaminan bahwa penderitaan dan penolakan dunia tidak dapat menggagalkan maksud Allah yang kekal atas umat-Nya.”

Artinya, identitas kita tidak ditentukan oleh pandangan dunia, tetapi oleh panggilan Allah yang memilih kita sebelum dunia dijadikan.

2. Pemilihan Menurut Rencana Allah Bapa

a. Pemilihan berdasarkan pengetahuan Allah

Petrus berkata: “yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita.” Kata prognōsis (πρόγνωσις) sering diterjemahkan rencana atau pengetahuan sebelumnya. Tetapi dalam konteks Alkitab, ini bukan sekadar pengetahuan pasif, melainkan pengetahuan yang penuh kasih—Allah yang mengenal umat-Nya secara pribadi sejak kekekalan.

Calvin menjelaskan:

“Pengetahuan Allah di sini bukan berarti Ia melihat siapa yang akan percaya, melainkan Ia menetapkan mereka untuk diselamatkan sesuai kehendak-Nya yang bebas.”

Dengan kata lain, pemilihan tidak bergantung pada perbuatan atau iman manusia, tetapi pada kasih karunia Allah semata.

b. Pemilihan sebagai sumber penghiburan

Bagi jemaat yang menderita, kepastian bahwa mereka dipilih Allah adalah penghiburan besar. Dunia mungkin menolak, tetapi Allah menerima. Dunia mungkin membuang, tetapi Allah memilih.

Bavinck menulis:

“Doktrin pemilihan bukanlah batu sandungan, tetapi sumber sukacita, karena di dalamnya kita menemukan dasar yang kokoh bahwa keselamatan kita tidak tergantung pada kita, melainkan pada Allah.”

3. Pengudusan oleh Roh Kudus

a. Karya Roh Kudus dalam keselamatan

Petrus menulis: “yang dikuduskan oleh Roh.” Kata dikuduskan (ἁγιασμῷ, hagiasmō) menunjukkan pekerjaan Roh Kudus yang memisahkan umat Allah dari dunia dan membentuk mereka menjadi kudus.

John Owen menekankan peran Roh Kudus:

“Roh Kudus adalah yang menerapkan seluruh karya keselamatan Kristus kepada kita—Ia yang membangkitkan iman, menguduskan, dan memelihara kita hingga akhir.”

b. Proses pengudusan

Pengudusan bukan hanya sekali terjadi, tetapi merupakan proses berkelanjutan. Sejak kita dipilih, Roh Kudus bekerja dalam kita, membentuk karakter kita agar serupa dengan Kristus.

c. Aplikasi praktis

Dalam penderitaan, pengudusan justru dipercepat. Penderitaan membuat iman kita murni, seperti emas yang dimurnikan dengan api (bdk. 1 Petrus 1:7). Maka, orang percaya dipanggil untuk melihat penderitaan sebagai sarana Allah untuk menyucikan hidup kita.

4. Ketaatan kepada Kristus dan Percikan Darah-Nya

a. Tujuan pemilihan: taat kepada Kristus

Petrus menulis: “supaya taat kepada Yesus Kristus.” Pemilihan bukan hanya untuk keselamatan pasif, tetapi untuk ketaatan aktif. Orang percaya dipilih agar hidupnya memuliakan Kristus melalui ketaatan.

Calvin berkata:

“Tidak ada seorang pun yang dipilih untuk keselamatan tanpa juga dipanggil untuk ketaatan. Pemilihan dan ketaatan tidak dapat dipisahkan.”

b. Percikan darah Kristus

Frasa ini mengingatkan pada Keluaran 24:8, ketika Musa memercikkan darah perjanjian ke atas umat Israel. Hal ini melambangkan penyucian dan perjanjian yang diteguhkan dengan darah.

Di dalam Kristus, kita menerima percikan darah yang sejati—darah salib yang menyucikan kita dari dosa. John Stott menulis:

“Salib adalah pusat dari Injil. Tanpa darah Kristus, tidak ada pengampunan, tidak ada perjanjian, tidak ada keselamatan.”

c. Ketaatan yang lahir dari kasih karunia

Kita taat bukan untuk diselamatkan, tetapi karena kita sudah diselamatkan. Ketaatan adalah buah dari pemilihan dan pengudusan.

5. Berkat Kasih Karunia dan Damai Sejahtera

Petrus menutup salam pembuka dengan doa: “Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.”

a. Kasih karunia

Kasih karunia adalah dasar dari seluruh kehidupan Kristen. Kita diselamatkan oleh kasih karunia, dipelihara oleh kasih karunia, dan hanya oleh kasih karunia kita dapat bertahan dalam penderitaan.

b. Damai sejahtera

Damai sejahtera bukan berarti tidak ada masalah, tetapi hati yang tenang karena tahu bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu.

c. Berkat yang berlimpah

Petrus tidak hanya berkata “kasih karunia dan damai sejahtera,” tetapi “makin melimpah.” Ini menunjukkan bahwa berkat Allah tidak terbatas, dan selalu cukup untuk menopang kita.

6. Aplikasi bagi Hidup Kita

  1. Ingat identitas kita – Kita adalah pendatang di dunia ini. Jangan terlalu melekat pada dunia, sebab tanah air kita yang sejati ada di surga.

  2. Bersyukur atas pemilihan Allah – Keselamatan kita aman, bukan karena kekuatan kita, tetapi karena rencana kekal Allah.

  3. Hidup dalam kekudusan – Biarlah penderitaan mengingatkan kita bahwa Roh Kudus sedang bekerja menguduskan kita.

  4. Taat kepada Kristus – Ketaatan adalah tujuan dari pemilihan. Tunjukkan iman kita melalui hidup yang memuliakan Kristus.

  5. Bersandar pada kasih karunia – Apa pun situasi kita, kasih karunia dan damai sejahtera Allah selalu cukup.

7. Kristus sebagai Pusat

Surat 1 Petrus dimulai dengan karya Allah Tritunggal dalam keselamatan:

  • Bapa memilih,

  • Roh menguduskan,

  • Kristus menebus dengan darah-Nya.

Semua menunjuk kepada karya Kristus yang sempurna di kayu salib. Di sanalah kita menerima identitas baru, pengudusan, dan panggilan untuk taat.

Kesimpulan

Saudara-saudara, 1 Petrus 1:1-2 mengingatkan kita akan tiga hal besar:

  1. Identitas kita sebagai umat pilihan Allah di tengah dunia yang menolak kita.

  2. Karya Allah Tritunggal dalam keselamatan kita—Bapa memilih, Roh menguduskan, Anak menebus.

  3. Panggilan untuk taat sebagai respons terhadap kasih karunia yang telah kita terima.

Inilah penghiburan besar bagi jemaat yang menderita: penderitaan kita bukan tanda Allah meninggalkan, melainkan sarana untuk membentuk kita, karena sejak kekekalan kita telah dipilih, dikuduskan, dan diselamatkan oleh Allah.

Maka, marilah kita hidup sebagai umat pilihan yang setia, berjalan dalam ketaatan, dan memuliakan Allah di tengah dunia ini, sambil menantikan rumah sejati kita di surga.

Amin.

Next Post Previous Post