Keselamatan dari Tuhan (Mazmur 3:7-8)

Keselamatan dari Tuhan (Mazmur 3:7-8)

Pembacaan Firman Tuhan

“Mbangunlah, ya TUHAN! Selamatkanlah aku, ya Allahku! Sebab Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik. Keselamatan adalah dari TUHAN! Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela.” (Mazmur 3:7-8)

Pendahuluan

Mazmur 3 adalah mazmur doa Daud ketika ia melarikan diri dari Absalom, anaknya sendiri. Situasi ini adalah salah satu titik terendah dalam kehidupan Daud. Ia tidak hanya dikhianati, tetapi juga harus menanggung rasa sakit karena pengkhianat itu adalah darah dagingnya sendiri. Keadaan politik genting, hidupnya terancam, dan sahabat-sahabat setianya meninggalkan dia.

Namun, di tengah badai itu, kita menemukan doa dan keyakinan yang luar biasa. Puncak dari mazmur ini ada pada Mazmur 3:7-8, di mana Daud berseru: “Bangunlah, ya TUHAN! Selamatkanlah aku, ya Allahku! ... Keselamatan adalah dari TUHAN!”

Mazmur ini tidak hanya berbicara tentang pengalaman pribadi Daud, tetapi juga merupakan nubuatan tentang Kristus, Raja sejati yang akan mengalami pengkhianatan, penderitaan, tetapi pada akhirnya menerima kemenangan dari Allah. Mazmur ini juga menjadi sumber penghiburan bagi umat Tuhan di sepanjang zaman, termasuk kita hari ini.

1. Seruan Daud: “Bangunlah, ya TUHAN!”

Kalimat “Bangunlah, ya TUHAN!” (Mazmur 3:7) adalah sebuah doa yang penuh urgensi. Kata “bangunlah” bukan berarti Tuhan sedang tertidur, tetapi merupakan bahasa manusiawi (antropopatis) untuk menggambarkan permohonan agar Allah segera bertindak.

a. Permohonan mendesak

Seorang teolog Reformed, John Calvin, menafsirkan bahwa doa ini menunjukkan bagaimana iman Daud menolak menyerah pada keadaan. Calvin berkata:

“Doa ini menunjukkan bahwa meskipun Daud dikepung musuh, ia tidak menyerah pada ketakutan, melainkan berpegang pada janji Allah.”

Dengan kata lain, seruan ini adalah ekspresi iman, bukan keraguan.

b. Permohonan yang lahir dari keputusasaan manusia

Daud menyadari bahwa dirinya tidak berdaya. Semua kekuatan militernya goyah, posisinya sebagai raja dipertanyakan, bahkan keluarganya retak. Maka, satu-satunya pengharapan ada pada Tuhan. Herman Bavinck menekankan bahwa doa umat Allah lahir dari kesadaran akan kelemahan dan kebutuhan mutlak akan anugerah-Nya.

c. Relevansi bagi kita

Sering kali dalam hidup, kita menghadapi situasi di mana kekuatan kita runtuh. Kita mungkin tidak dikejar musuh secara fisik, tetapi kita dikepung oleh masalah keluarga, ekonomi, penyakit, atau bahkan dosa yang mengintai. Dalam keadaan itu, respons iman bukanlah mengandalkan diri, melainkan berseru seperti Daud: “Bangunlah, ya TUHAN!”

2. Keselamatan sebagai Tindakan Allah

Daud berkata: “Selamatkanlah aku, ya Allahku!” (Mazmur 3:7).

a. Allah sebagai satu-satunya Juruselamat

Dalam tradisi Reformed, penekanan selalu jelas: keselamatan berasal dari Tuhan semata. Manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri. Hal ini sejalan dengan prinsip sola gratia — hanya oleh anugerah.

Matthew Henry dalam komentarnya menulis:

“Keselamatan adalah pekerjaan Allah dari awal sampai akhir. Dialah yang merencanakan, melaksanakan, dan menyempurnakannya.”

Daud tidak meminta bala tentara baru, tidak bersandar pada strategi politik, tetapi hanya pada Allah.

b. Gambaran peperangan rohani

Kata-kata Daud tentang Allah yang memukul rahang dan mematahkan gigi musuh adalah metafora. Gigi melambangkan kekuatan untuk melukai. Dengan mematahkan gigi, Allah membuat musuh tidak lagi mampu menyakiti umat-Nya. Ini adalah penghiburan besar: kekuatan musuh ada batasnya, tetapi kuasa Allah tidak terbatas.

c. Aplikasi rohani

Musuh utama kita bukanlah manusia, tetapi dosa, iblis, dan maut. Kristus telah mengalahkan semua itu di kayu salib. Paulus berkata: “Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka” (Kol. 2:15). Dengan kata lain, doa Daud menemukan penggenapannya dalam kemenangan Kristus.

3. Deklarasi Iman: “Keselamatan adalah dari TUHAN!”

Mazmur 3:8 adalah puncak teologis dari Mazmur ini: “Keselamatan adalah dari TUHAN!”

a. Prinsip teologi Reformed

Pernyataan ini menjadi dasar doktrin keselamatan dalam teologi Reformed: keselamatan adalah milik Allah. Bukan usaha manusia, bukan kerjasama antara manusia dan Allah, tetapi karya Allah semata. Seperti dikatakan dalam kitab Yunus 2:9: “Keselamatan adalah dari TUHAN.”

John Owen, salah satu teolog Puritan Reformed, menekankan:

“Keselamatan bukan hanya diberikan oleh Allah, tetapi berasal dari Allah, dikerjakan oleh Allah, dan ditujukan untuk kemuliaan Allah.”

b. Keselamatan objektif dan subjektif

  • Secara objektif, keselamatan berarti Allah sudah merencanakan penebusan dalam Kristus sejak kekekalan.

  • Secara subjektif, keselamatan itu diterapkan oleh Roh Kudus kepada setiap orang percaya.

Daud di Perjanjian Lama hanya melihat bayangannya, tetapi kita di dalam Kristus melihat penggenapan penuhnya.

c. Aplikasi praktis

Jika keselamatan dari Tuhan, maka:

  1. Kita tidak boleh sombong dengan iman atau perbuatan baik kita.

  2. Kita tidak boleh putus asa, sebab keselamatan tidak tergantung pada kekuatan kita.

  3. Kita dipanggil untuk hidup dalam ucapan syukur, sebab segala kemuliaan kembali kepada Allah.

4. Berkat Allah atas Umat-Nya

Daud menutup dengan doa berkat: “Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela.”

a. Keselamatan bersifat komunal

Daud tidak hanya mendoakan dirinya sendiri, tetapi juga umat Allah. Ini penting, sebab keselamatan dalam Alkitab tidak hanya bersifat individual, tetapi juga korporat. Gereja sebagai tubuh Kristus menerima berkat Allah.

b. Doa seorang raja bagi umat

Sebagai raja, Daud berfungsi sebagai wakil dan pengantara umat. Namun, fungsi ini menunjuk kepada Kristus, Raja sejati yang menjadi Pengantara umat Allah dengan darah-Nya.

c. Konteks jemaat Tuhan

Dalam gereja, kita dipanggil untuk tidak hanya memikirkan keselamatan pribadi, tetapi juga kesejahteraan rohani seluruh jemaat. Solidaritas Kristen harus nyata dalam doa, dukungan, dan pelayanan satu sama lain.

5. Kristus dalam Mazmur 3

Mazmur ini pada akhirnya menunjuk kepada Kristus. Daud hanyalah bayangan dari Raja sejati. Kristuslah yang:

  • Dikhianati oleh “Anak” (Yudas Iskariot sebagai gambaran pengkhianatan dari lingkaran terdekat).

  • Melarikan diri ke Getsemani, menghadapi maut.

  • Berdoa dengan tangisan, memohon keselamatan dari Bapa.

  • Mengalami serangan musuh, tetapi Allah membangkitkan Dia dari kematian.

Dengan demikian, ketika kita membaca Mazmur 3, kita melihat Injil tersembunyi di dalamnya.

6. Implikasi bagi Kehidupan Kristen

a. Dalam penderitaan, berserulah kepada Tuhan

Jangan lari ke dunia, harta, atau kuasa. Seperti Daud, arahkan hati kita kepada Tuhan.

b. Percayalah bahwa keselamatan hanya dari Allah

Kita tidak bisa menambah atau mengurangi keselamatan. Semua berasal dari anugerah.

c. Berdoalah bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk umat Tuhan

Keselamatan pribadi harus berjalan bersama solidaritas komunal.

d. Hidup dalam kemenangan Kristus

Musuh utama kita—dosa, iblis, dan maut—sudah dikalahkan. Maka, kita dipanggil hidup dalam keyakinan bahwa Allah yang sama yang menolong Daud juga akan menolong kita.

Kesimpulan

Mazmur 3:7-8 mengajarkan kepada kita tiga kebenaran besar:

  1. Seruan iman di tengah penderitaan (Bangunlah, ya TUHAN!).

  2. Pengakuan bahwa keselamatan hanya dari Allah (Keselamatan adalah dari TUHAN!).

  3. Doa agar berkat Allah tercurah bagi umat-Nya (Berkat-Mu atas umat-Mu!).

Teologi Reformed menegaskan bahwa keselamatan adalah karya Allah semata, dari awal sampai akhir. Kita hanyalah penerima anugerah itu. Karena itu, marilah kita hidup dengan iman, pengharapan, dan kasih, sambil terus bersyukur bahwa keselamatan kita sudah ditetapkan, dikerjakan, dan disempurnakan oleh Allah di dalam Kristus.

Amin.

Next Post Previous Post