Kejadian 4:21: Jubal, Musik, dan Makna Teologis Menurut Alkitab
Pendahuluan
Kejadian 4 merupakan bagian penting dalam Alkitab yang menceritakan perkembangan awal umat manusia setelah kejatuhan Adam dan Hawa serta kisah Kain dan Habel. Pasal ini tidak hanya menyoroti aspek moral dan spiritual dari dosa, tetapi juga perkembangan kebudayaan manusia. Salah satu ayat yang menarik perhatian adalah Kejadian 4:21, yang menyebutkan tokoh bernama Yubal (Jubal), yang dikenal sebagai "bapak semua orang yang memainkan kecapi dan seruling".
Ayat ini berbunyi:
“Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling.”
(Kejadian 4:21, LAI)
Meskipun ayat ini sangat singkat, namun mengandung kedalaman makna yang luas, baik dari sisi sejarah, teologi, maupun implikasi praktis bagi kehidupan orang percaya. Artikel ini akan membahas eksposisi Kejadian 4:21 dengan merujuk pada pendapat beberapa pakar Alkitab serta relevansinya bagi umat Kristen masa kini.
Eksposisi Kejadian 4:21
1. Arti Nama Yubal
Nama Yubal dalam bahasa Ibrani (יוּבָל, Yūbāl) memiliki akar kata yang berarti “aliran” atau “arus” seperti sungai yang mengalir. Nama ini mungkin mencerminkan “aliran musik” yang menghibur, mengalir, dan berdampak luas bagi manusia.
Beberapa ahli tafsir melihat bahwa nama ini berkaitan dengan keberlimpahan suara atau harmoni yang lahir dari musik. Dengan kata lain, Yubal adalah simbol kreativitas yang mengalir dari manusia sebagai ciptaan Allah.
2. "Bapa semua orang yang memainkan kecapi dan seruling"
Ungkapan ini berarti Yubal adalah pelopor musik instrumental dalam sejarah manusia. Ia bukan sekadar musisi, melainkan tokoh yang membuka jalan bagi generasi setelahnya untuk mengembangkan seni musik.
Instrumen yang disebutkan:
-
Kecapi (kinnor): alat musik petik, mungkin mirip dengan harpa atau lyre.
-
Seruling (ugab): alat musik tiup, kemungkinan sejenis seruling sederhana dari kayu atau buluh.
3. Musik dalam Latar Budaya Awal
Ayat ini memperlihatkan bahwa musik sudah hadir sejak awal peradaban manusia, bahkan sebelum munculnya kota-kota besar. Musik menjadi bagian dari kehidupan manusia, baik untuk hiburan, ekspresi perasaan, maupun penyembahan.
Musik yang lahir dari keturunan Kain memperlihatkan paradoks: meski mereka jauh dari Allah, mereka tetap menerima karunia umum berupa kreativitas seni.
Pandangan Beberapa Pakar Alkitab
1. Matthew Henry
Matthew Henry dalam tafsirannya menekankan bahwa Kejadian 4:21 menunjukkan kemajuan kebudayaan manusia, meskipun keturunan Kain hidup dalam ketidaktaatan. Musik, menurutnya, adalah salah satu bentuk anugerah umum yang diberikan Allah bagi manusia untuk kesenangan dan hiburan, meski kemudian sering disalahgunakan.
2. John Calvin
Calvin menegaskan bahwa Allah, dalam kasih karunia-Nya, memberikan berbagai penemuan dan seni bahkan kepada orang-orang yang tidak saleh. Namun, semua itu seharusnya digunakan untuk memuliakan Allah. Calvin juga memperingatkan bahwa musik bisa menjadi sarana yang dipakai iblis bila tidak diarahkan untuk kemuliaan Tuhan.
3. Charles Spurgeon
Spurgeon melihat musik sebagai karunia indah dari Allah. Menurutnya, Yubal hanyalah pelopor, tetapi tujuan akhir musik seharusnya adalah untuk menyembah Sang Pencipta. Ia mendorong orang percaya agar mengembalikan musik kepada tujuan rohaninya, yaitu memuji dan meninggikan Tuhan.
4. Gordon Wenham
Wenham, seorang sarjana Perjanjian Lama, menekankan bahwa catatan tentang Yubal, Yabal, dan Tubal-Kain bukanlah kebetulan. Ia melihatnya sebagai bukti bahwa penulis Kitab Kejadian ingin menampilkan perkembangan kebudayaan manusia, meski berdampingan dengan kerusakan moral akibat dosa.
Teologi Musik dalam Perspektif Kejadian 4:21
1. Musik sebagai Anugerah Umum
Musik adalah karunia yang diberikan Allah kepada seluruh manusia, baik orang percaya maupun tidak percaya. Hal ini menunjukkan kemurahan Allah yang berlaku universal.
2. Musik dan Kehidupan Rohani
Meskipun Yubal berasal dari garis keturunan Kain, musik kemudian diadopsi dan dipakai dalam penyembahan kepada Allah (contoh: Daud dengan kecapinya dalam Mazmur). Ini menegaskan bahwa musik dapat ditebus untuk tujuan yang kudus.
3. Potensi Baik dan Buruk Musik
Musik dapat:
-
Membangun jiwa (Mazmur 150, Efesus 5:19).
-
Menyembuhkan (1 Samuel 16:23 – Daud memainkan kecapi bagi Saul).
-
Namun juga bisa dipakai untuk tujuan yang jahat, seperti penyembahan berhala (Daniel 3:5-7).
4. Musik sebagai Ekspresi Pencitraan Allah
Manusia diciptakan segambar dengan Allah (Kejadian 1:27), yang memiliki sifat kreatif. Musik adalah salah satu wujud kreativitas manusia yang mencerminkan sifat Allah Sang Pencipta.
Aplikasi Praktis bagi Orang Percaya Masa Kini
1. Menggunakan Musik untuk Memuliakan Tuhan
Seperti kata Paulus, “Berkatalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani” (Efesus 5:19). Musik seharusnya menjadi alat untuk memperkuat iman, bukan sekadar hiburan duniawi.
2. Kritis terhadap Pengaruh Musik Dunia
Tidak semua musik membawa kebaikan. Orang percaya harus berhikmat dalam memilih musik, memastikan lirik dan suasananya membangun iman.
3. Menyadari Bahwa Talenta Musik Adalah Panggilan
Bagi yang diberi talenta bermusik, Kejadian 4:21 mengingatkan bahwa seni musik sudah ada sejak awal peradaban. Maka, memakainya untuk pekerjaan Tuhan adalah bagian dari rencana besar Allah.
4. Menghargai Musik sebagai Bagian dari Budaya
Gereja seharusnya tidak menolak musik hanya karena berkembang dalam konteks dunia. Sebaliknya, gereja dipanggil untuk menebus musik dan memakainya dalam penyembahan.
Kesimpulan
Kejadian 4:21 yang mencatat tentang Yubal, “bapak semua orang yang memainkan kecapi dan seruling”, menunjukkan bahwa musik adalah bagian integral dari perkembangan budaya manusia sejak awal sejarah. Meski lahir dari garis keturunan Kain, musik adalah karunia Allah yang dapat ditebus untuk kemuliaan-Nya.
Para pakar Alkitab seperti Matthew Henry, Calvin, Spurgeon, dan Wenham menegaskan bahwa seni, termasuk musik, adalah bagian dari kasih karunia Allah. Namun, musik harus diarahkan dengan benar agar menjadi sarana penyembahan, bukan penyimpangan.
Bagi orang percaya masa kini, pesan Kejadian 4:21 jelas: gunakanlah musik untuk membangun, menghibur, menyembuhkan, dan yang terutama – memuliakan Allah.