Markus 1:32–34 Kristus: Tabib Jiwa dan Tubuh

“Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka seluruh penduduk kota itu pun berkerumun di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.” (Markus 1:32-34)
Pendahuluan
Perikop ini mencatat salah satu momen paling sibuk dalam pelayanan Yesus di Kapernaum. Setelah seharian mengajar di sinagoga dan menyembuhkan ibu mertua Petrus, Yesus tidak berhenti bekerja ketika malam tiba. Justru setelah matahari terbenam—waktu ketika orang Yahudi merasa bebas dari larangan hari Sabat—seluruh kota datang membawa orang sakit dan kerasukan setan kepada-Nya. Markus menulis dengan singkat, tetapi penuh makna: “Seluruh penduduk kota itu pun berkerumun di depan pintu.”
Di sini kita melihat tiga aspek utama dari pelayanan Yesus:
-
Yesus sebagai tabib yang penuh belas kasihan.
-
Yesus sebagai pemenang atas kuasa kegelapan.
-
Yesus sebagai Mesias yang berdaulat, bukan sekadar penyembuh.
Mari kita gali bagian ini lebih dalam, dengan bimbingan para penafsir Reformed, agar kita semakin mengenal Kristus dan dimampukan untuk hidup dalam penghiburan dan panggilan-Nya.
I. Yesus, Tabib yang Penuh Belas Kasihan
1. Penderitaan manusia dibawa kepada Kristus
Markus menekankan bahwa “semua orang yang menderita sakit” dibawa kepada Yesus.
-
Penyakit dalam dunia kuno sering dianggap sebagai kutukan atau hukuman, sehingga penderita dikucilkan.
-
Tetapi di sini, orang-orang itu justru datang kepada Yesus, Sang Tabib ilahi.
William Hendriksen mencatat:
“Kristus menerima setiap orang yang datang, tanpa membeda-bedakan jenis penyakit atau keadaan sosial. Ia adalah Tabib yang tidak pernah menolak pasien-Nya.”
2. Kristus berbelas kasihan
Perhatikan, Yesus tidak menolak mereka meskipun waktu itu sudah malam. Ia seharian sudah melayani, tetapi Ia tetap membuka diri bagi orang-orang yang datang.
-
Kasih Yesus melampaui batas manusia.
-
Ia melayani bukan karena kebutuhan diri-Nya, melainkan karena kasih-Nya bagi yang menderita.
R.C. Sproul menegaskan:
“Setiap mukjizat Yesus bukan sekadar pertunjukan kuasa, melainkan ekspresi kasih dan belas kasihan Allah bagi dunia yang rusak oleh dosa.”
3. Aplikasi bagi kita
-
Kristus adalah Tabib jiwa dan tubuh kita.
-
Kita dipanggil untuk datang kepada-Nya dalam doa dengan segala sakit, luka batin, dan pergumulan hidup kita.
-
Gereja, sebagai tubuh Kristus, juga dipanggil untuk mencerminkan belas kasihan ini kepada dunia.
II. Yesus, Pemenang atas Kuasa Kegelapan
1. Kuasa setan nyata dalam dunia
Markus menulis bahwa Yesus bukan hanya menyembuhkan orang sakit, tetapi juga mengusir banyak setan.
-
Dunia pada zaman Yesus dipenuhi dengan manifestasi kerasukan setan.
-
Hal ini menunjukkan betapa kerasnya kuasa kegelapan berusaha merusak ciptaan Allah.
Calvin menulis:
“Iblis senantiasa berusaha merusak gambar Allah dalam manusia. Karena itu, kuasa Kristus atas setan menunjukkan pemulihan kemuliaan manusia.”
2. Kristus berdaulat atas setan
Yesus bukan hanya bisa “mengusir” setan, tetapi Ia juga “tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara.”
-
Setan mengenal siapa Yesus (lihat ayat 24: “Engkaulah Yang Kudus dari Allah”), tetapi Yesus tidak mau pengakuan dari mereka.
-
Kuasa Yesus mutlak: setan hanya bisa bertindak sejauh Ia izinkan.
Herman Bavinck menjelaskan:
“Kristus datang bukan hanya untuk menyelamatkan dari dosa, tetapi juga untuk menghancurkan kuasa Iblis (1 Yohanes 3:8). Mukjizat pengusiran setan adalah tanda kerajaan Allah yang hadir.”
3. Aplikasi bagi kita
-
Orang percaya tidak perlu takut terhadap kuasa setan, sebab Kristus sudah menang.
-
Kita dipanggil untuk waspada, tetapi juga hidup dalam keyakinan bahwa kuasa Roh Kudus lebih besar daripada kuasa kegelapan.
-
Doa, firman, dan iman adalah senjata rohani kita (Efesus 6:10-18).
III. Yesus, Mesias yang Berdaulat
1. Kristus lebih dari sekadar penyembuh
Banyak orang datang kepada Yesus hanya karena ingin sembuh. Tetapi Markus ingin menunjukkan bahwa Yesus lebih dari sekadar tabib atau pengusir setan—Ia adalah Mesias, Raja yang diutus Allah.
-
Itulah sebabnya Yesus melarang setan berbicara tentang identitas-Nya.
-
Ia tidak mau diakui melalui mulut kegelapan, tetapi melalui karya penebusan-Nya di salib dan kebangkitan.
Sproul menekankan:
“Mesias yang sejati bukanlah yang memenuhi harapan populer, tetapi yang menanggung salib demi keselamatan umat-Nya.”
2. Yesus melayani untuk tujuan kekal
Mujizat penyembuhan bersifat sementara—orang yang disembuhkan tetap akan mati suatu hari nanti. Tetapi mujizat itu menunjuk pada karya yang lebih besar: keselamatan kekal dalam Kristus.
-
Yohanes 20:31 → “Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.”
3. Aplikasi bagi kita
-
Jangan hanya mencari Yesus karena berkat jasmani, kesembuhan, atau kelepasan.
-
Datanglah kepada-Nya karena Ia adalah Mesias, Juruselamat yang memberi hidup kekal.
-
Tugas gereja bukan sekadar memberi bantuan fisik, tetapi membawa orang kepada keselamatan dalam Kristus.
IV. Aplikasi Praktis bagi Gereja Masa Kini
-
Hidup dalam doa dan pengharapan kepada Kristus.
Dalam segala sakit jasmani maupun rohani, bawalah kepada Kristus. Ia Tabib jiwa kita. -
Melayani dengan belas kasihan.
Gereja dipanggil untuk meneladani Kristus dalam kepedulian kepada yang sakit, miskin, terbuang. -
Hidup dalam kemenangan atas kuasa gelap.
Jangan takut pada kuasa kegelapan. Kristus sudah menang, dan kita hidup dalam kuasa Roh Kudus. -
Mengarahkan hati pada keselamatan kekal.
Jangan berhenti pada berkat sementara; carilah berkat kekal dalam Kristus yang bangkit.
Kesimpulan
Markus 1:32-34 memperlihatkan kepada kita:
-
Kristus adalah Tabib penuh belas kasihan yang tidak menolak orang yang datang kepada-Nya.
-
Kristus adalah Raja yang berkuasa atas sakit penyakit dan kuasa kegelapan.
-
Kristus adalah Mesias sejati yang tidak hanya menyembuhkan tubuh, tetapi juga membawa keselamatan kekal bagi jiwa.
Maka, marilah kita datang kepada-Nya bukan hanya untuk kesembuhan sementara, tetapi untuk hidup kekal. Mari kita hidup dalam penghiburan dan panggilan Kristus yang berdaulat, penuh belas kasihan, dan menang atas kuasa kegelapan.
Soli Deo Gloria.