Panggilan Murid Pertama: Markus 1:16-18

Panggilan Murid Pertama: Markus 1:16-18

Pendahuluan

Perikop Markus 1:16-18 merupakan salah satu bagian paling penting dalam Injil Markus karena mencatat panggilan Yesus yang pertama kepada murid-murid-Nya. Kisah ini memperlihatkan bagaimana Yesus memanggil Simon (Petrus) dan Andreas untuk meninggalkan pekerjaan mereka sebagai nelayan dan mengikut Dia. Dalam tradisi Injil Markus, momen ini menjadi titik awal terbentuknya komunitas murid, yang kemudian akan menjadi inti dari gereja.

Teks ini bukan sekadar laporan historis mengenai pertemuan Yesus dengan dua nelayan di Galilea, melainkan juga sebuah deklarasi teologis tentang otoritas Kristus, natur panggilan Injil, serta respons radikal yang dituntut dari mereka yang dipanggil. Teologi Reformed memandang perikop ini bukan sekadar ajakan moral, tetapi bagian dari karya keselamatan Allah yang berdaulat, di mana Yesus sebagai Raja mulai membangun umat perjanjian-Nya yang baru.

I. Konteks Historis dan Literer

1. Konteks Historis

Markus menulis Injilnya bagi jemaat yang sedang bergumul di tengah penganiayaan, kemungkinan di bawah pemerintahan Kaisar Nero (60-an M). Narasi tentang pemanggilan murid pertama memiliki makna penguatan, karena memperlihatkan bahwa kehidupan murid ditandai oleh ketaatan, pengorbanan, dan ketundukan kepada Kristus.

Latar belakang pekerjaan Simon dan Andreas sebagai nelayan juga penting. Laut Galilea merupakan pusat ekonomi bagi banyak keluarga Yahudi di Galilea. Menjadi nelayan adalah pekerjaan yang stabil, meski tidak selalu makmur. Dengan meninggalkan pekerjaan itu, Simon dan Andreas mengambil risiko besar, baik secara ekonomi maupun sosial.

2. Konteks Literer

Markus 1:16-18 muncul setelah ringkasan pelayanan Yesus (Markus 1:14-15), di mana Yesus mengumumkan: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (1:15). Maka, panggilan murid pertama adalah konsekuensi dari pengumuman Injil kerajaan Allah.

Dengan menempatkan kisah ini segera setelah proklamasi Injil, Markus ingin menekankan bahwa Injil bukan sekadar berita untuk didengar, melainkan realitas yang menuntut respons konkret. Panggilan untuk bertobat dan percaya kini diwujudkan dalam bentuk panggilan untuk meninggalkan kehidupan lama dan mengikuti Kristus.

II. Eksposisi Markus 1:16-18

Markus 1:16

“Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.”

a. Yesus Berinisiatif

Kata kunci di sini adalah “Ia melihat”. Inisiatif panggilan berasal dari Yesus, bukan dari Simon maupun Andreas. Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan selalu dimulai dari inisiatif Allah, bukan dari usaha manusia. Seperti yang dikatakan Calvin, “Tidak ada seorang pun yang dapat mendekat kepada Kristus kecuali ia terlebih dahulu ditarik oleh anugerah Allah.”

Hal ini sejalan dengan doktrin panggilan efektif (effectual calling) dalam teologi Reformed, bahwa Allah bukan hanya mengundang manusia secara eksternal melalui Injil, tetapi juga bekerja secara internal melalui Roh Kudus untuk menggerakkan hati manusia.

b. Pekerjaan Mereka: “Penjala ikan”

Markus menekankan pekerjaan Simon dan Andreas sebagai nelayan. Pekerjaan ini bukan kebetulan, melainkan latar simbolis bagi panggilan mereka. Nelayan adalah pekerja keras, sabar, berani menghadapi bahaya, dan tekun menunggu hasil. Kualitas ini menjadi gambaran dari panggilan baru mereka sebagai “penjala manusia”.

Bavinck menafsirkan bahwa Yesus tidak memanggil murid dari kalangan ahli Taurat atau pemimpin politik, melainkan dari orang-orang sederhana. Hal ini menekankan prinsip anugerah Allah yang bebas: Allah tidak memilih yang hebat menurut dunia, tetapi yang lemah untuk mempermalukan yang kuat (1 Korintus 1:27-29).

Markus 1:17

“Yesus berkata kepada mereka: ‘Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.’”

a. “Mari, ikutlah Aku”

Frasa ini (Yunani: deute opisō mou) adalah sebuah panggilan yang penuh otoritas. Berbeda dengan para rabi Yahudi yang menunggu murid datang mencari mereka, Yesus justru memanggil murid secara aktif.

Menurut Ridderbos, panggilan ini adalah panggilan kerajaan, bukan sekadar panggilan pribadi. Mengikuti Yesus berarti menundukkan diri di bawah pemerintahan Allah yang hadir dalam diri-Nya. Ini bukan hanya relasi guru-murid, tetapi relasi Raja dengan warga kerajaan.

Dalam teologi Reformed, panggilan ini menegaskan doktrin Kristosentrisme: iman Kristen bukan terutama mengikuti seperangkat hukum atau ajaran, melainkan mengikuti pribadi Yesus Kristus.

b. “Aku akan menjadikan kamu penjala manusia”

Yesus menggunakan metafora pekerjaan mereka untuk menjelaskan panggilan baru. “Penjala manusia” bukan berarti menjebak orang, melainkan membawa mereka keluar dari kegelapan dosa menuju terang keselamatan.

Calvin menekankan bahwa ungkapan ini menunjukkan perubahan total identitas dan misi hidup murid. Pekerjaan lama mereka digantikan dengan pekerjaan rohani yang lebih mulia. Yesus sendiri yang “menjadikan” mereka, sehingga panggilan ini juga menyiratkan janji kuasa dan perlengkapan dari Allah.

Vos menafsirkan bahwa panggilan menjadi penjala manusia menandakan partisipasi murid dalam karya misi kerajaan Allah. Mereka bukan hanya penerima Injil, tetapi juga diutus untuk menyebarkannya.

Markus 1:18

“Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.”

a. Respons Segera

Markus menekankan kata “segera” (euthus), yang merupakan ciri khas gaya tulisannya. Respons Simon dan Andreas bukanlah penundaan, melainkan ketaatan langsung.

Dalam pandangan Reformed, hal ini menggambarkan kuasa panggilan Kristus yang efektif. Anugerah Allah bekerja sedemikian rupa sehingga mereka segera menanggapi dengan iman dan ketaatan. Respons ini bukan hasil persiapan panjang dari pihak manusia, tetapi akibat dari kuasa Firman Kristus.

b. “Meninggalkan jalanya”

Tindakan meninggalkan jala menandakan pengorbanan ekonomi dan sosial. Mereka meninggalkan sumber penghidupan untuk mengikut Yesus. Ini adalah simbol pertobatan radikal: berbalik dari kehidupan lama menuju kehidupan baru dalam Kristus.

Calvin menekankan bahwa meninggalkan jala bukan berarti semua orang Kristen harus meninggalkan pekerjaannya, melainkan menekankan prinsip bahwa tidak ada hal duniawi yang boleh lebih utama daripada ketaatan kepada Kristus.

c. “Mengikuti Dia”

Ungkapan ini (Yunani: ēkolouthēsan autō) berarti lebih dari sekadar berjalan bersama Yesus. Dalam konteks murid-rabi Yahudi, mengikuti berarti hidup bersama, belajar dari, dan meneladani sang guru. Namun, mengikuti Yesus lebih daripada itu: ini adalah persekutuan dengan Sang Raja dan penyerahan diri penuh kepada-Nya.

III. Refleksi Teologi Reformed

1. Kristus sebagai Inisiator Panggilan

Panggilan murid menunjukkan bahwa Kristus berdaulat dalam memilih dan memanggil umat-Nya. Hal ini sejalan dengan doktrin predestinasi, bahwa Allah memilih orang-orang untuk diselamatkan, dan panggilan Yesus merupakan wujud konkret pilihan itu dalam sejarah.

2. Panggilan Efektif

Teologi Reformed membedakan antara panggilan eksternal (khotbah Injil yang didengar semua orang) dan panggilan internal atau efektif (pekerjaan Roh Kudus yang membuat seseorang menanggapi dengan iman). Panggilan Yesus kepada Simon dan Andreas adalah contoh panggilan efektif: ketika Yesus berkata, mereka langsung meninggalkan jala dan mengikuti Dia.

3. Discipleship sebagai Bagian dari Kerajaan Allah

Mengikut Yesus berarti masuk dalam komunitas kerajaan Allah. Panggilan murid adalah dasar bagi pembentukan gereja. Dalam pandangan Kuyper, gereja adalah manifestasi dari kerajaan Allah di dunia. Panggilan untuk mengikut Yesus berarti panggilan untuk menjadi bagian dari umat perjanjian yang baru.

4. Transformasi Identitas dan Misi

Yesus tidak hanya memanggil murid untuk meninggalkan sesuatu, tetapi juga untuk menjadi sesuatu: “penjala manusia.” Teologi Reformed menekankan bahwa panggilan Allah bersifat transformatif. Roh Kudus bukan hanya memanggil orang dari kegelapan, tetapi juga memperlengkapi untuk pelayanan dalam kerajaan Allah.

5. Pertobatan Radikal dan Ketaatan Sejati

Respons Simon dan Andreas adalah gambaran pertobatan sejati: meninggalkan kehidupan lama dan mengikut Kristus tanpa syarat. Bagi teologi Reformed, pertobatan sejati adalah hasil karya Roh Kudus yang memperbarui hati, sehingga orang percaya rela mengorbankan segalanya demi Kristus.

IV. Implikasi Praktis

  1. Kristus Tetap Memanggil
    Panggilan Yesus kepada Simon dan Andreas berlaku juga bagi orang percaya sekarang. Kristus terus memanggil melalui Firman-Nya, baik untuk keselamatan maupun pelayanan.

  2. Mengutamakan Kristus di Atas Segala Hal
    “Meninggalkan jala” mengingatkan bahwa ketaatan kepada Kristus harus lebih utama daripada kepentingan duniawi. Ini menantang orang percaya untuk menilai prioritas hidupnya.

  3. Partisipasi dalam Misi Injil
    Setiap orang percaya dipanggil menjadi “penjala manusia.” Meskipun bentuk pelayanan berbeda-beda, misi utama adalah membawa orang kepada Kristus.

  4. Ketaatan yang Segera dan Total
    Respons “segera” mengingatkan bahwa penundaan dalam ketaatan adalah bentuk ketidaksetiaan. Orang percaya dipanggil untuk segera menanggapi panggilan Kristus dengan iman.

  5. Kehidupan Murid yang Terus-menerus
    Mengikuti Yesus bukan keputusan sekali jadi, melainkan perjalanan panjang. Hidup murid ditandai oleh penyerahan diri terus-menerus kepada Kristus.

Kesimpulan

Markus 1:16-18 menunjukkan momen penting dalam permulaan pelayanan Yesus, yaitu pemanggilan murid pertama. Yesus berinisiatif memanggil Simon dan Andreas, menjanjikan transformasi identitas mereka sebagai penjala manusia, dan menuntut respons segera berupa meninggalkan jala dan mengikuti Dia.

Dalam teologi Reformed, teks ini menegaskan doktrin panggilan efektif, Kristus sebagai pusat Injil, serta transformasi identitas yang dihasilkan oleh anugerah Allah. Bagi orang percaya masa kini, perikop ini mengingatkan bahwa mengikut Kristus berarti menempatkan Dia di atas segalanya, rela meninggalkan kenyamanan duniawi, dan hidup sebagai saksi kerajaan Allah.

Panggilan Kristus yang sama masih bergema: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”

Next Post Previous Post