1 Yohanes 5:7–8 Kesaksian Allah tentang Kristus

1 Yohanes 5:7–8 Kesaksian Allah tentang Kristus

Pendahuluan

Surat 1 Yohanes ditulis untuk meneguhkan iman umat Allah terhadap kebenaran Injil di tengah ajaran-ajaran palsu yang mulai menyusup ke gereja mula-mula. Salah satu tema utama surat ini adalah kesaksian Allah tentang Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang sejati dan Juruselamat dunia.

1 Yohanes 5:7–8 berbunyi:

“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.”
(Beberapa terjemahan menambahkan ayat 7, namun teks yang diakui dalam naskah Yunani tertua berbunyi demikian.)

Ayat ini berbicara tentang kesatuan kesaksian ilahi — yaitu bahwa Roh Kudus, air (pembaptisan), dan darah (penebusan Kristus) bersama-sama memberikan kesaksian yang tidak terbantahkan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup.

Tema ini sangat penting dalam teologi Reformed karena menyentuh inti dari doktrin Kristologi, saksi ilahi, dan karya Roh Kudus dalam meyakinkan hati orang percaya.

I. Konteks Surat 1 Yohanes: Melawan Ajaran Gnostik

Pada zaman Rasul Yohanes, gereja sedang diguncang oleh ajaran sesat Gnostik yang menolak kemanusiaan Yesus Kristus. Mereka percaya bahwa Yesus hanyalah roh ilahi yang sementara “menempati” tubuh manusia Yesus dan meninggalkannya sebelum penyaliban.

John Calvin dalam Commentaries on the Catholic Epistles menjelaskan:

“Yohanes menulis dengan maksud untuk menegaskan bahwa Kristus yang mati di kayu salib adalah Kristus yang sama yang datang dari Allah. Tidak ada pemisahan antara kemanusiaan dan keilahian-Nya.”

Oleh karena itu, ayat 7–8 menekankan bahwa kesaksian tentang Yesus tidak datang dari manusia, tetapi dari Allah sendiri melalui tanda-tanda yang nyata: Roh, air, dan darah. Ketiganya bersaksi bahwa Yesus adalah Anak Allah yang sejati — sepenuhnya Allah, sepenuhnya manusia.

II. “Roh, Air, dan Darah” — Simbol Kesaksian Ilahi

Mari kita bahas satu per satu maknanya dalam terang teologi Reformed.

1. Roh: Kesaksian dari Roh Kudus

Roh Kudus adalah saksi utama yang meneguhkan hati manusia akan kebenaran Kristus. Yohanes 15:26 berkata:

“Apabila Penghibur itu datang, yang akan Kuutus kepadamu dari Bapa, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.”

Roh Kudus bukan hanya memberi pengetahuan intelektual tentang Kristus, tetapi menyatakan realitas spiritual dari karya Kristus di hati umat pilihan.

John Owen dalam The Holy Spirit menulis:

“Tanpa kesaksian Roh Kudus, Injil hanyalah huruf mati bagi manusia berdosa. Roh Kudus membuka mata kita untuk melihat kemuliaan Kristus dan meyakinkan kita akan keselamatan di dalam Dia.”

Dalam konteks 1 Yohanes 5, kesaksian Roh berarti kehadiran aktif Roh Kudus dalam kehidupan gereja yang meneguhkan iman dan menyingkapkan kebohongan ajaran palsu. Roh adalah saksi batiniah yang meneguhkan kesaksian luar dari air dan darah.

2. Air: Kesaksian dari Baptisan Yesus

“Air” menunjuk pada pembaptisan Yesus di Sungai Yordan, di mana Allah Bapa bersaksi secara audible bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang dikasihi (Matius 3:16–17).

Louis Berkhof menjelaskan dalam Systematic Theology:

“Pembaptisan Kristus adalah titik awal pelayanan publik-Nya dan merupakan momen pengesahan ilahi. Di sana Bapa menyatakan persetujuan-Nya, Anak menyatakan ketaatan-Nya, dan Roh turun untuk memperlengkapi-Nya.”

Jadi, “air” melambangkan peneguhan ilahi atas keilahian dan kemanusiaan Kristus. Ia bukan hanya seorang guru moral, melainkan Anak Allah yang diutus untuk melaksanakan rencana keselamatan.

Dalam konteks teologi Reformed, air juga dapat menunjuk pada baptisan rohani orang percaya, tanda lahiriah dari pembersihan dosa melalui karya Kristus. Sakramen ini tidak menyelamatkan, tetapi menjadi kesaksian eksternal bahwa kita telah dipersatukan dengan Kristus melalui iman.

3. Darah: Kesaksian dari Penebusan Kristus

“Darah” menunjuk pada kematian Yesus di kayu salib, pusat dari seluruh karya keselamatan. Yohanes menggunakan kata “darah” untuk menegaskan bahwa kematian Yesus bukan sekadar simbol, melainkan pengorbanan nyata.

R. C. Sproul berkata:

“Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan. Yohanes mengingatkan bahwa keselamatan bukan hanya tentang ajaran Yesus, tetapi tentang darah yang tertumpah untuk menebus umat pilihan.”

Darah Kristus berbicara tentang keadilan dan kasih Allah yang bertemu di salib. Melalui darah-Nya, Allah menyatakan diri-Nya sebagai Hakim yang adil sekaligus Penebus yang penuh kasih.

Seperti dikatakan oleh teolog Puritan, Stephen Charnock:

“Salib adalah pengadilan di mana keadilan Allah menjatuhkan hukuman pada dosa, tetapi juga tempat di mana kasih Allah mengangkat manusia berdosa untuk dibenarkan.”

Maka, “darah” adalah kesaksian yang tak dapat disangkal bahwa Kristus benar-benar manusia yang menderita dan mati untuk menebus dosa manusia.

III. Kesatuan Kesaksian: “Ketiganya adalah Satu”

1 Yohanes 5:8 menutup dengan kalimat:

“Dan ketiganya adalah satu.”

Ini tidak berarti ketiganya identik secara substansi, tetapi mereka satu dalam tujuan dan kebenaran yang mereka saksikan — yaitu bahwa Yesus adalah Anak Allah, Juruselamat dunia.

Bavinck menulis dalam Reformed Dogmatics:

“Kesaksian Allah tidak terbagi. Roh, air, dan darah bukanlah tiga jalan keselamatan yang berbeda, melainkan satu kesaksian ilahi yang menyatakan satu kebenaran: bahwa keselamatan hanya ada di dalam Kristus.”

Kesatuan ini juga mencerminkan kesatuan karya Tritunggal dalam keselamatan.

  • Bapa mengutus Anak,
  • Anak menebus dengan darah-Nya,
  • Roh Kudus menerapkan keselamatan itu ke dalam hati umat pilihan.

Kebenaran ini menjadi dasar dari keyakinan Reformed bahwa seluruh karya keselamatan adalah pekerjaan Allah dari awal sampai akhir — Soli Deo Gloria.

IV. Kesaksian yang Lebih Besar dari Allah (1 Yohanes 5:9–10)

Untuk memahami makna ayat 7–8 secara penuh, kita harus membaca lanjutannya:

“Kesaksian manusia kita terima, tetapi kesaksian Allah lebih kuat; sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.”

Ini berarti kesaksian tentang Yesus bukanlah hasil pengamatan manusia atau tradisi, tetapi berasal dari otoritas ilahi.

Calvin menulis:

“Yohanes mengontraskan kesaksian manusia yang lemah dengan kesaksian Allah yang pasti. Iman sejati tidak didasarkan pada opini, tetapi pada wahyu Allah sendiri yang dinyatakan melalui Roh, air, dan darah.”

Artinya, iman Kristen bukanlah spekulasi, melainkan respons terhadap kesaksian ilahi. Mereka yang menolak Yesus sebenarnya sedang menolak kesaksian Allah sendiri — sebuah tindakan serius yang setara dengan menyebut Allah pendusta (ayat 10).

V. Dimensi Doktrinal: Kristologi dan Keselamatan

Dari sudut pandang teologi Reformed, 1 Yohanes 5:7–8 meneguhkan dua doktrin penting:

1. Doktrin Kristologi yang Seimbang

Yesus Kristus adalah Allah sejati dan manusia sejati. Kesaksian air dan darah menolak pandangan yang memisahkan keilahian dan kemanusiaan Kristus.

Turunnya Roh Kudus atas-Nya menunjukkan keilahian-Nya; darah-Nya menunjukkan kemanusiaan-Nya yang sejati.
Bavinck menulis:

“Hanya Kristus yang memiliki dua natur dalam satu pribadi dapat menjadi pengantara sejati antara Allah dan manusia.”

Ini menjadi dasar keselamatan kita — hanya Dia yang adalah Allah dapat menanggung murka Allah, dan hanya Dia yang adalah manusia dapat mewakili kita.

2. Doktrin Keselamatan oleh Anugerah

Ayat ini menegaskan bahwa keselamatan bukan hasil kesaksian manusia, melainkan anugerah Allah yang dinyatakan melalui karya Kristus dan disahkan oleh Roh Kudus.

John Murray menulis:

“Kesaksian Allah melalui Roh, air, dan darah meniadakan setiap usaha manusia untuk menyelamatkan diri. Keselamatan adalah pekerjaan ilahi yang sempurna, diterima hanya melalui iman.”

Dalam teologi Reformed, ini sejalan dengan doktrin monergisme — bahwa keselamatan dikerjakan sepenuhnya oleh Allah, bukan oleh kehendak manusia.

VI. Aplikasi Praktis bagi Orang Percaya

1 Yohanes 5:7–8 bukan hanya kebenaran doktrinal, tetapi juga panggilan untuk hidup dalam keyakinan yang teguh akan Kristus. Berikut beberapa aplikasi rohani bagi umat Tuhan:

1. Pegang Teguh Kesaksian Allah, Bukan Opini Dunia

Dunia modern menolak otoritas Allah dan merelatifkan kebenaran. Tetapi firman ini menegaskan: hanya kesaksian Allah yang benar.
Seperti dikatakan Sproul:

“Kebenaran bukanlah apa yang kita rasakan benar, tetapi apa yang Allah nyatakan benar.”

Kita harus menilai iman dan ajaran berdasarkan kesaksian Allah dalam Kitab Suci, bukan budaya atau emosi.

2. Hargai Pekerjaan Roh Kudus dalam Hidupmu

Roh Kudus adalah saksi di hati kita. Ketika Ia meyakinkan kita akan dosa dan meneguhkan kita dalam iman, itu adalah bukti nyata dari kesaksian ilahi yang bekerja.

Roma 8:16 berkata:

“Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.”

Karena itu, jangan padamkan Roh, melainkan hidup dalam ketaatan dan pengudusan yang menegaskan kesaksian itu di dunia.

3. Bersyukurlah atas Darah Kristus yang Menebus

“Darah” Kristus adalah inti dari Injil. Setiap kali kita mengingat salib, kita melihat kesaksian terbesar bahwa Allah mengasihi kita.

Ibrani 12:24 menyebut darah Yesus “berbicara lebih kuat daripada darah Habel.” Artinya, darah Kristus berbicara tentang pengampunan, bukan penghukuman.

Sebagai orang percaya, kita hidup karena darah itu — darah yang menyucikan, mengampuni, dan memulihkan hubungan kita dengan Allah.

4. Jalani Hidup yang Menjadi Kesaksian

Jika Allah telah memberi kesaksian tentang Kristus, maka kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di dunia. Kesaksian kita harus mencerminkan kesatuan kebenaran itu — dengan perkataan dan perbuatan yang memuliakan Kristus.

Seperti Yohanes sendiri menulis:

“Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap di dalam dia, dan dia di dalam Allah.” (1 Yohanes 4:15)

VII. Penutup: Tiga Saksi dan Satu Kebenaran

1 Yohanes 5:7–8 adalah peringatan dan penghiburan bagi gereja sepanjang zaman.
Roh, air, dan darah — tiga saksi ilahi — menegaskan satu kebenaran abadi: Yesus adalah Anak Allah, Juruselamat yang hidup, dan satu-satunya jalan keselamatan.

John Calvin menutup komentarnya dengan kalimat ini:

“Kita tidak membutuhkan kesaksian lain selain dari Allah sendiri. Jika hati kita ragu, lihatlah kepada salib Kristus, dan dengarlah suara Roh yang bersaksi di dalam diri kita.

Bagi orang percaya, ini berarti keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa iman kita tidak berdiri di atas argumentasi manusia, tetapi di atas kesaksian Allah yang kekal dan benar.

Kesimpulan Teologis

  1. Roh Kudus bersaksi dalam hati — meyakinkan dan memperbarui.
  2. Air bersaksi melalui baptisan — menandai Kristus yang diurapi dan umat yang dipersatukan dengan-Nya.
  3. Darah bersaksi melalui salib — menghapus dosa dan membuka jalan menuju Allah.

Ketiganya satu dalam tujuan: memuliakan Kristus dan meneguhkan keselamatan umat-Nya.

Kiranya kita hidup dalam terang kesaksian itu, tetap setia memegang Injil sejati, dan dengan penuh sukacita bersaksi bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia.

Next Post Previous Post