Dari Pembenaran Mengalir Adopsi dan Pengudusan

Dari Pembenaran Mengalir Adopsi dan Pengudusan

Pendahuluan

Salah satu keindahan teologi Reformed adalah kedalamannya dalam memahami keselamatan sebagai karya Allah Tritunggal yang sempurna, terencana, dan efektif. Keselamatan bukan sekadar keputusan emosional manusia, melainkan anugerah kekal yang mengalir dari kasih Allah Bapa, dikerjakan melalui karya penebusan Kristus, dan diterapkan oleh Roh Kudus di dalam hati umat pilihan-Nya.

Hari ini, kita akan merenungkan tema besar dari teologi keselamatan: “Of the Benefits Flowing from Justification, Adoption and Sanctification” — yaitu berkat-berkat yang mengalir dari pembenaran, pengangkatan sebagai anak, dan pengudusan.

Ketiga istilah ini bukanlah bagian terpisah, melainkan rantai emas yang tidak terputus dalam keselamatan orang percaya. Sebagaimana diuraikan oleh Westminster Confession of Faith (Bab 11–13), pembenaran, adopsi, dan pengudusan merupakan karya anugerah yang Allah berikan kepada semua orang yang dipersatukan dengan Kristus oleh iman. Dari ketiganya, mengalir berkat-berkat rohani yang berlimpah: damai sejahtera dengan Allah, penghiburan Roh Kudus, kemenangan atas dosa, dan pengharapan kemuliaan kekal.

I. Pembenaran: Dasar Segala Berkat

1. Arti Pembenaran

Dalam teologi Reformed, pembenaran (justification) adalah tindakan hukum Allah yang menyatakan orang berdosa sebagai benar di hadapan-Nya, bukan karena kebenaran pribadi, tetapi karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada mereka oleh iman. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus:

“Sebab kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” (Roma 3:28)

John Calvin menjelaskan bahwa pembenaran adalah pusat dari keselamatan:

“Pembenaran adalah engsel di mana keselamatan berputar. Tanpa pembenaran, tidak ada pengharapan bagi manusia di hadapan Allah.”

Pembenaran bukan proses internal seperti pengudusan, tetapi tindakan forensik (hukum) Allah — di mana status manusia berubah dari bersalah menjadi benar. Allah tidak menganggap kita benar karena perbuatan kita, melainkan karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan (imputed righteousness) kepada kita.

2. Dasar Pembenaran: Karya Kristus Sempurna

Menurut Louis Berkhof, pembenaran memiliki dua aspek utama:

  • Pengampunan dosa (penghapusan kesalahan), dan

  • Pemberian kebenaran Kristus (perhitungan positif).

Kedua aspek ini berakar dalam karya salib Kristus. Melalui kematian-Nya, Kristus menanggung hukuman dosa kita (penebusan); dan melalui ketaatan sempurna-Nya, kita menerima kebenaran yang sempurna (perhitungan kebenaran).

“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21)

Charles Hodge menulis, “Pembenaran adalah tindakan Allah sebagai Hakim, berdasarkan pada persatuan kita dengan Kristus, di mana semua dosa kita dihapuskan dan kita menerima status benar di hadapan-Nya.”

3. Berkat yang Mengalir dari Pembenaran

Dari pembenaran mengalir berkat-berkat rohani yang luar biasa:

  • Damai dengan Allah (Roma 5:1): Kita tidak lagi musuh Allah, melainkan hidup dalam rekonsiliasi yang penuh kasih.

  • Kebebasan dari penghukuman (Roma 8:1): Tidak ada lagi tuduhan yang sah terhadap umat pilihan Allah.

  • Akses kepada Allah (Roma 5:2): Kita dapat datang dengan berani ke hadapan takhta kasih karunia.

  • Sukacita dan pengharapan akan kemuliaan (Roma 5:2–3): Hidup kita diisi dengan pengharapan akan masa depan yang pasti.

Martyn Lloyd-Jones menekankan:

“Orang yang memahami pembenaran oleh iman tidak akan pernah lagi hidup dalam ketakutan akan murka Allah. Ia tahu bahwa semua dosanya — masa lalu, sekarang, dan masa depan — telah ditanggung oleh Kristus.”

II. Adopsi: Privilege Menjadi Anak Allah

1. Arti Adopsi dalam Kristus

Setelah dibenarkan, kita tidak hanya diampuni, tetapi juga diangkat menjadi anak-anak Allah (adoption). Ini adalah tindakan kasih yang mengubah status kita dari hamba dosa menjadi anak-anak dalam keluarga Allah.

“Lihatlah betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.” (1 Yohanes 3:1)

Menurut John Murray, adopsi adalah “puncak dari berkat anugerah,” sebab di dalamnya kita tidak hanya dipulihkan, tetapi diundang untuk menikmati hubungan pribadi dengan Bapa di surga.

2. Dasar Adopsi: Kristus, Anak Tunggal Allah

Kita diangkat menjadi anak bukan karena kelayakan, tetapi karena kita dipersatukan dengan Kristus, Anak Tunggal Allah.

“Tetapi ketika genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya... supaya kita diterima menjadi anak.” (Galatia 4:4–5)

Melalui Kristus, kita menjadi ahli waris bersama dengan Dia (Roma 8:17). Ini berarti semua berkat rohani yang dimiliki Kristus kini menjadi milik kita.

3. Bukti Adopsi: Kesaksian Roh Kudus

Roh Kudus menjadi saksi batin bahwa kita adalah anak-anak Allah.

“Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” (Roma 8:16)

Thomas Watson berkata, “Adopsi adalah kasih Allah yang paling lembut; Ia bukan hanya menebus kita dari neraka, tetapi mengangkat kita ke surga dengan nama anak-anak-Nya.”

4. Berkat yang Mengalir dari Adopsi

Dari adopsi mengalir berbagai berkat rohani:

  • Kepastian kasih Bapa (Yohanes 17:23)

  • Akses penuh dalam doa (Efesus 2:18)

  • Penyertaan dan didikan Bapa (Ibrani 12:6)

  • Warisan kekal bersama Kristus (Roma 8:17)

Stephen Charnock menulis, “Adopsi bukan sekadar status hukum, melainkan hubungan kasih yang terus diperbarui melalui kasih karunia.”

III. Pengudusan: Kehidupan Baru dalam Roh Kudus

1. Arti Pengudusan

Pengudusan (sanctification) adalah karya Roh Kudus yang berkelanjutan, di mana orang percaya dipisahkan dari dosa dan diperbarui menurut gambar Kristus.

“Sebab inilah kehendak Allah: pengudusanmu.” (1 Tesalonika 4:3)

Jika pembenaran mengubah status kita di hadapan Allah, maka pengudusan mengubah keadaan batin dan perilaku kita.

Menurut Louis Berkhof, pengudusan adalah “pekerjaan Allah di dalam manusia, yang membuat orang yang sudah dibenarkan hidup kudus secara nyata.”

2. Dasar Pengudusan: Karya Kristus dan Roh Kudus

Kematian Kristus bukan hanya menebus dari hukuman dosa, tetapi juga mematahkan kuasa dosa atas hidup kita. Melalui kebangkitan Kristus, kita menerima hidup baru yang dipelihara oleh Roh Kudus.

“Sebab kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya.” (Roma 6:6)

John Owen, dalam bukunya The Mortification of Sin, menegaskan bahwa pengudusan adalah peperangan terus-menerus antara Roh dan daging. Ia menulis:

“Kematikan dosa atau dosa akan membunuhmu.”

3. Pengudusan: Posisi dan Progresif

Pengudusan memiliki dua dimensi:

  • Pengudusan Posisi (definitive sanctification): Terjadi sekali ketika kita dipersatukan dengan Kristus.

  • Pengudusan Progresif (progressive sanctification): Proses bertumbuh dalam kekudusan setiap hari.

J.C. Ryle berkata:

“Tidak ada kekristenan sejati tanpa kekudusan. Orang yang telah dibenarkan pasti akan dikuduskan. Kristus tidak akan menjadi Juruselamat dari dosa tanpa menjadi Juruselamat dari kuasa dosa.”

4. Buah Pengudusan

Pengudusan menghasilkan buah nyata dalam hidup:

  • Kasih kepada Allah dan sesama (Matius 22:37–39)

  • Ketaatan kepada Firman (Yohanes 14:15)

  • Pertumbuhan dalam keserupaan dengan Kristus (2 Korintus 3:18)

  • Persekutuan yang manis dengan Roh Kudus (Filipi 2:1)

IV. Hubungan Antara Ketiganya

Ketiga karya ini — pembenaran, adopsi, dan pengudusan — saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.

  • Pembenaran memberikan dasar hukum bagi hubungan kita dengan Allah.

  • Adopsi memberikan hak istimewa sebagai anak-anak Allah.

  • Pengudusan menunjukkan bukti nyata dari kehidupan baru di dalam Kristus.

John Murray menyebutnya sebagai “rantai berkat” (chain of blessings). Ia menulis:

“Pembenaran tidak dapat dipisahkan dari pengudusan, sebab Allah yang membenarkan juga menguduskan. Dari kasih karunia yang sama mengalir adopsi dan semua berkat rohani lainnya.”

V. Buah Rohani dari Ketiganya

Dari pembenaran, adopsi, dan pengudusan, mengalir manfaat besar bagi kehidupan Kristen:

  1. Kepastian keselamatan (Assurance of Salvation)
    Orang percaya dapat hidup dengan keyakinan bahwa keselamatan mereka terjamin dalam Kristus.

  2. Damai sejahtera batin
    Karena dibenarkan, kita bebas dari rasa bersalah dan takut akan murka Allah.

  3. Sukacita dalam pengudusan
    Karena dipenuhi Roh Kudus, kita menikmati sukacita dalam ketaatan.

  4. Doa yang berani kepada Allah Bapa
    Karena diangkat menjadi anak, kita memiliki kebebasan untuk datang kepada-Nya sebagai Bapa yang penuh kasih.

  5. Harapan akan kemuliaan kekal
    Karena dipersatukan dengan Kristus, kita akan menikmati warisan kekal bersama-Nya.

Thomas Boston menulis:

“Dari pembenaran mengalir pengampunan, dari adopsi mengalir kasih Bapa, dan dari pengudusan mengalir keserupaan dengan Kristus. Inilah tiga sungai anugerah yang mengalir dari satu sumber — kasih Allah yang kekal.”

VI. Penerapan bagi Kehidupan Jemaat

  1. Hiduplah dalam damai dengan Allah.
    Jangan biarkan rasa bersalah menuduh hatimu. Pembenaran di dalam Kristus adalah final dan sempurna.

  2. Nikmatilah hubungan anak dengan Bapa.
    Jangan lagi hidup seperti budak yang takut, tetapi sebagai anak yang dikasihi.

  3. Kejar kekudusan dengan tekun.
    Kekudusan bukan pilihan, tetapi panggilan bagi semua anak Allah.

  4. Pegang kepastian keselamatan.
    Iman yang sejati membawa kepastian, bukan karena kekuatan diri, tetapi karena kesetiaan Allah.

  5. Bersyukurlah atas berkat yang mengalir.
    Setiap aspek keselamatan — pembenaran, adopsi, pengudusan — adalah anugerah murni.

Penutup

Saudara-saudari, pembenaran, adopsi, dan pengudusan adalah tiga permata emas dalam mahkota keselamatan orang percaya. Dari ketiganya, mengalir berkat yang tiada habisnya: damai dengan Allah, kasih Bapa, dan hidup kudus dalam Roh Kudus.

John Calvin berkata,

“Tidak ada berkat yang lebih besar daripada mengenal Allah sebagai Bapa, melalui pembenaran oleh Anak-Nya, dan diperbarui setiap hari oleh Roh Kudus.”

Kiranya kita semua hidup dalam kesadaran bahwa seluruh hidup Kristen adalah buah dari kasih karunia Allah yang sempurna.

“Sebab dari-Nya, dan oleh-Nya, dan kepada-Nya adalah segala sesuatu. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.” (Roma 11:36)

Soli Deo Gloria.

Next Post Previous Post